Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petugas KPPS Ini Meninggal Dunia, Tinggalkan Istri yang Sedang Hamil

Istri korban, Yuni Fanani (32) ditemui di rumahnya hanya bisa meratapi kepergian suaminya tersebut.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Petugas KPPS Ini Meninggal Dunia, Tinggalkan Istri yang Sedang Hamil
SURYA/SUTONO
Yuni Fanani (kiri) membawa pigura isi foto kenangan bersama suami, Sunarko, ketika masih hidup 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019 di Jombang bernama Sunarko (37) warga Kampung Wersah, Kelurahan Kepanjen, Kecamatan Jombang Kota mengembuskan nafas terakhir setelah sehari sempat dirawat di rumah sakit, Selasa (30/4/2019).

Sunarko yang bertugas sebagai anggota KPPS pada Tempat Pemungutan Suara (TPS) 02 di kelurahannya meninggalkan dua orang anak dan istri yang sedang mengandung anak ketiganya.

Istri korban, Yuni Fanani (32) ditemui di rumahnya hanya bisa meratapi kepergian suaminya tersebut. Yuni (demikian perempuan berjilbab ini biasa disapa) mengaku syok (shock) karena kepergian suaminya begitu mendadak.

"Dia juga hanya satu malam saja dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya saat dalam perawatan," kata Yuni lirih.

Baca: Kisah Wanita yang Janjikan Rp 1 Miliar untuk Pria yang Mau Jadi Kekasihnya Namun Berujung Sia-sia

Baca: Setnov Makan di RM Padang RSPAD Gatot Soebroto, Kakanwil Kemenkum HAM Jabar: Saya Salahnya Dimana?

Baca: Bupati Talaud Kebingungan di Kantor KPK

Menurut Yuni, sebelum meninggal dunia, dalam beberapa hari bertugas menjadi KPPS, suaminya kerap mengeluh masuk angin. Puncaknya, pada Senin (29/4) malam Sunarko jatuh pingsan. Sunarko yang pingsan kemudian dilarikan ke RSUD Jombang.

Namun takdir berkata lain. Dia meninggal beberapa jam setelah coba dirawat di rumah sakit. "Selama bertugas di TPS memang sering masuk angin, sampai tadi malam itu dia benar-benar ngedrop dan dibawa ke rumah sakit. Namun nyawanya tak terselamatkan," ujar Yuni.

PAHLAWAN DEMOKRASI - Warga  meletakkan bunga saat aksi dukacita untuk pahlawan demokrasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2019). Aksi tersebut dilakukan untuk mengenang 270 lebih orang pejuang demokrasi yang terdiri dari petugas KPPS/KPU serta anggota Polri yang gugur saat mengawal proses Pemilu 2019. (Warta Kota/henry lopulalan)
PAHLAWAN DEMOKRASI - Warga meletakkan bunga saat aksi dukacita untuk pahlawan demokrasi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (28/4/2019). Aksi tersebut dilakukan untuk mengenang 270 lebih orang pejuang demokrasi yang terdiri dari petugas KPPS/KPU serta anggota Polri yang gugur saat mengawal proses Pemilu 2019. (Warta Kota/henry lopulalan) (Wartakota/henry lopulalan)

Sepanjang yang diketahuinya, selama bertugas sebagai anggota KPPS di TPS 02 Kelurahan Kepanjen, suaminya tergolong bagus kinerja. Rajin dan tidak suka menunda pekerjaannya. Sunarko sehari-hari sebagai pengecer elpiji dan air mineral isi ulang.

BERITA REKOMENDASI

"Mungkin kecapekan. Karena terakhir kemarin hasil, diagnosisnya hipertensi (tekanan darah) sangat tinggi, sampai pembuluh darahnya pecah," beber Yuni.

Yuni yang terpukul tak mampu menyembunyikan kepepdihannya. Derai air mata seolah tak berhenti mengalir di kedua pipinya. Bayangkan, Yuni kehilangan suami dalam kondisi hamil tua.

Kini usia kandungannya sudah menginjak delapan bulan. Yuni mengandung bayi yang merupakan anak ketiga dari suaminya, Sunarko. Selain meninggalkan seorang istri yang hamil tua, Sunarko juga meninggalkan dua yang masih kecil.

Di Cirebon, diduga kelelahan saat menjadi anggota KPPS Desa Bayalangu Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon yang bertugas di TPS 06, Ida Faridah (42) hingga kini masih terbaring di RSUD Arjawinangun. Bahkan hingga Selasa (30/4), Ida Faridah dikabarkan masih tak sadarkan diri.

Padahal, Ida Faridah sudah mendapat perawatan medis sejak Kamis (18/4/2019) lalu pascarekapitulasi tingkat PPS, atau sudah 12 hari lamanya.


Ketua PPS Desa Bayalangu Lor, Wardasi, menjelaskan, kondisi Faridah yang masih tak sadarkan diri itu diketahui saat ketua PPK Kecamatan Gegesik, Makpul, yang kembali menjenguknya di rumah sakit tersebut.

"Yang jelas kondisinya masih belum sadar. Waktu saya ke sana dengan ketua PPK juga matanya melihat tapi dia enggak tahu siapa yang dilihatnya," kata Wardasi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas