Selaku Presiden DK-PBB, Indonesia Perlu Segera Gelar Sidang Darurat Bahas Kejadian di Venezuela
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) , Hikmahanto Juwana, kepada Tribunnews.com, untuk menyikapi kejadian yang terjadi di Venezue
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia, sebagai Presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Mei 2019 perlu segera mengagendakan sidang darurat untuk membahas kejadian di Venezuela.
Demikian disampaikan Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) , Hikmahanto Juwana, kepada Tribunnews.com, untuk menyikapi kejadian yang terjadi di Venezuela.
"Apa yang terjadi di Venezuela perlu dibahas dalam agenda DK-PBB karena dapat mengancam perdamaian internasional," ujar Hikmahanto, kepada Tribunnews.com, Kamis (2/5/2019).
Hal ini imbuh dia, karena ada kemungkinan peran dari negara lain ataupun unsur yang didalamnya yang terlibat dalam kudeta gagal di Venezuela.
Berbagai kepala pemerintahan juga menurut dia, telah menyuarakan apa yang terjadi di Venezuela.
"Agar tidak menjadi ketegangan baru bagi keamanan internasional, adalah wajar bisa Indonesia meminta anggota DK-PBB untuk membahas apa yang terjadi di venezuela," tegas Himahanto.
Kerusuhan melanda Venezuela ketika demonstran bentrok dengan polisi di jalan-jalan ibu kota pada Selasa (30/4/2019).
Kekacauan itu menyusul seruan pemimpin oposisi Juan Guaido kepada militer untuk bangkit melawan Presiden Nicolas Maduro.
Baca: Ingin Perbaiki Kesalahan, Maduro Umumkan Hari Dialog Saat Peringatan May Day di Venezuela
Huru-hara tersebut diklaim pemerintah Venezuela sebagai percobaan kudeta untuk menggulingkan Maduro.
Laporan kantor berita AFP menyebutkan, upaya itu tampak direncanakan dengan hati-hati oleh Guaido untuk menunjukkan dukungan militer.
Ribuan pendukung oposisi berbondong-bondong ke jalan raya di dekat pangkalan udara. Banyak dari mereka mengibarkan bendera Venezuela.
Meski demikian, kehadiran mereka disambut dengan tembakan dan gas air mata oleh tentara.
Sementara, pasukan yang mendukung Guaido mengenakan ban lengan biru untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada pemimpin oposisi.
Beberapa kendaraan menabrak kerumunan massa hingga melukai sejumlah pengunjuk rasa. Sebagian dari mereka kemudian memblokir jalan raya dengan bus dan membakarnya. Kerusuhan pun terjadi dan asap hitam terlihat mengepul di Caracas timur.(*)