Cerita Nur Asia Dampingi Sandiaga Selama Masa Kampanye: Siapkan Makanan Sehat hingga Berbagi Tugas
Selain rutinitas olahraga yang selalu dilakukan suaminya, Mpok Nur mengungkapkan makanan yang sehat dan bergizi menjadi tips bugar ala Sandiaga Uno.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi seorang istri dari Calon Wakil Presiden, Sandiaga Salahuddin Uno, membuat Nur Asia Uno harus selalu memperhatikan kebutuhan sang suami tercintanya, Sandiaga Uno.
Terlebih saat pertarungan Pilpres lalu, masa kampanye yang cukup panjang.
Kurang lebih lima bulan, Sandiaga Uno kerap berkeliling Indonesia guna menyapa dan menyerap aspirasi masyarakat.
Mpok Nur, sapaan akrab Nur Asia Uno, kerap memperhatikan kebutuhan gizi dari sang suami.
Selain rutinitas olahraga yang selalu dilakukan suaminya, Mpok Nur mengungkapkan makanan yang sehat dan bergizi menjadi tips bugar ala Sandiaga Uno.
Tribun sempat mewawancarai khusus di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019).
Nur Asia mengungkap hal lain yang menjadikan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu selalu tampak fit.
Mpok Nur mengatakan infused water isi lemon dan madu menjadi minuman andalan untuk menjadi stamina tubuh tetap terjaga.
Baca: Ketika Ketua Umum PSI Tak Lolos Parlemen, Grace Natalie: Kami Sebenarnya Kalah Tapi Rasa Menang
Tribun: Kampanye Pilpres kemarin terbilang cukup panjang, seberapa sering Mpok Nur menemani Bang Sandi keliling Indonesia?
Nur Asia: Kalau saya menemani Bang Sandi itu tidak terlalu sering, kita berbagi tugas. Karena saya masih punya anak kecil jadi memang Sulaiman (paling bungsu) itu, harus dibagi-bagi ke bapak sama ibunya.
Tribun: Bagaimana berbagi tugasnya?
Nur Asia: Jadi kita bagi-bagi tugas di mana yang deket kalau saya bisa ikut ya saya ikut, tapi kalau memang saya enggak bisa ikut pergi tapi kita beda-beda aja tempatnya.
Jadi enggak terlalu sama-sama karena supaya tidak tumpang tindih juga.
Tribun: Pasca pencoblosan Bang Sandi dikabarkan kesehatannya menurun?
Nur Asia: Terlalu capek karena Bang Sandi. Kita umrah sebelum pencoblosan. Jadi memang perjalanannya itu sangat singkat dan Bang Sandi sangat sudah kecapean karena kita sendiri yang melihat aja enggak sanggup.
Tapi dia memang terlalu semangat jadi drop akhirnya.
Tribun: Pola makan dan pola istirahat suami berubah saat kampanye?
Nur Asia: Enggak sih kalau itu, karena memang kecapean saja, karena udah cek darah dan semua yang lain-lain.
Tribun: Intensitas olahraga berkurang atau tetap?
Baca: Kelompok Anarko Sindikalisme Rencanakan Aksi Vandalisme via Percakapan di Grup WA
Nur Asia: Tidak berkurang, tetap Bang Sandi itu konsisten dia, masih tetap larinya masih kencang.
Tribun: Ada makanan tertentu yang dikonsumsi Bang Sandi agar tetap prima?
Nur Asia: Makanan sehat, berpikiran positif dan selalu infused water yang pake lemon dan madu.
Tribun: Infused water selalu dibawa?
Nur Asia: Iya di manapun Bang Sandi berada dibawa
Tribun: Ada keluhan dari anak-anak saat kampanye kemarin?
Nur Asia: Enggak ada, karena kita sudah tahu, karena bapaknya itu memang itu adalah suatu tugas dan tanggung jawab untuk Bang Sandi.
Dan kita semua sudah mengetahui dari zaman dulu Bang Sandi memang orangnya workaholic dan dia juga membantu untuk masyarakat bermanfaat untuk semuanya.
Anak kita dua ada di Amerika dan kita cukup dekat dengan mereka walaupun jauh di mata dekat di hati.
Bukan berarti Bang Sandi sibuk kita tidak punya waktu, tapi justru quality time kita di situ selalu membicarakan apa yang terjadi hari ini, bapaknya membantu siapa hari ini dan itu yang mereka mau dengar.
Tribun: Si bungsu? (Sulaiman red)
Nur Asia: Dia selalu mengikuti di Instagram bapaknya dan dia tahu day by day, bapaknya ngapain. Selalu dia mencari sendiri.
Tribun: Quality time Bang Sandi dan keluarga seperti apa?
Nur Asia: Jadi memang beda quality time dengan quantity. Jadi bukan Bang Sandi harus di rumah terus bersama anak-anak tapi dia mengetahui bapaknya itu sedang berjuang.
Jadi inilah bedanya kalau kita sudah mempunyai jiwa patriot dalam arti kita membela negara itu tidak bisa setengah.
Yang namanya keluarga, yang namanya rakyat dan warga harus bisa dibagi-bagi. (tribun network/chaerul umam)