Rencana Pemindahan Ibu Kota, Yenny Wahid Usulkan Penerapan Konsep Smart City
Yenny Wahid bahkan mengusulkan agar nantinya ibu kota baru menerapkan konsep smart and suistainable city
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
![Rencana Pemindahan Ibu Kota, Yenny Wahid Usulkan Penerapan Konsep Smart City](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140423_133711_pertumbuhan-gedung-perkantoran-di-jakarta.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum lama ini pemerintah kembali menggaungkan isu pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke sejumlah daerah yang sedang digodok kelayakannya.
Putri mantan presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid pun memberikan tanggapan tentang rencana itu.
Baca: Bamsoet: DPR Akan Dukung Rencana Jokowi Pindahkan Ibu Kota
Ia menilai, sumber daya di pulau Jawa tidak akan mampu lagi memenuhi kebutuhan penduduknya.
Langkah pemerintah untuk memindahkan ibu kota dianggap tepat.
Yenny Wahid bahkan mengusulkan agar nantinya ibu kota baru menerapkan konsep smart and suistainable city.
"Sumber daya air dan lahan yang makin terbatas akan menjadi penyebab timbulnya berbagai masalah, misalnya masalah perebutan lahan dan timbulnya penyakit karena tidak mendapatkan akses untuk mendapatkan air bersih," kata Yenny dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/5/2019).
Yenny Wahid memandang perlu upaya komprehensif dan visioner agar ada sentra geopolitis baru selain Jakarta agar tercipta efek ekonomi dan efek perpindahan penduduk yang masif.
"Kita sama-sama tahu bahwa government spending atau belanja pemerintah masih menjadi salah satu faktor besar dalam menggerakkan roda ekonomi, karenanya kalau belanja pemerintah diarahkan ke daerah lain, maka efek yang tercipta akan signifikan," katanya.
Kata dia, bisa dibayangkan lapangan pekerjaan yang akan tercipta didaerah kalimantan dalam rangka pembangunan ibu kota baru.
"Berapa orang yang bisa terlibat didalamnya. Mulai dari perencanaan sampai pengerjaan secara fisik. Belum lagi efek turunan yang akan tercipta ketika ada banyak pekerja berada disana," kata tokoh perubahan 2018 versi media cetak nasional itu.
Dia menambahkan restoran, rumah sakit, sekolah, tempat hiburan, dan berbagai infrastruktur fisik dan sosial lainnya akan segera bermunculan, yang artinya akan menumbuhkan entrepreneurship dan kewirausahaan baru. Apalagi kalau kota baru langsung dirancang sebagai smart city.
Konsep smart city, yang memiliki ciri-ciri ada hyper connectivity, penggunaan teknologi internet of things dan big data untuk mengatur sistem yang berjalan, mulai dari pengolahan limbah sampai supply energi dan air, kata Yenny harus diterapkan.
Selain itu penggunaan teknologi juga harus diterapkan dalam monitoring dan pengelolaan berbagai aset publik.
"kota baru nanti harus mempunyai lebih banyak lagi sistem transportasi yang ramah lingkungan, misalnya ada lebih banyak ride sharing, juga cash less system agar lebih efisien", imbuhnya.
"Juga diperlukan lebih banyak lagi taman-taman kota dan fasilitas ramah anak seperti taman bermain hijau, agar tumbuh kembang generasi mendatang lebih maksimal," katanya.