Pidato Ketua DPR pada Pembukan Masa Persidangan V: Pemilu Usai Mari Kita Berdamai
Rapat tersebut digelar di Ruang Paripurna, Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta. Saat dimulai sekira pukul 11.00 WIB dan dibuka
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- DPR RI menggelar rapat paripurna Pembukaan Masa Persidangan V tahun sidang 2018-2019, Rabu (8/5/2019). Baca: Pengacara Rommy Bawa Bukti Penyadapan KPK Tanpa Surat Perintah
Rapat tersebut digelar di Ruang Paripurna, Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta. Saat dimulai sekira pukul 11.00 WIB dan dibuka oleh Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon.
Baca: DPR: Kementerian Kesehatan Harus Telusuri Sebab Kematian Massal Ratusan Petugas Pemilu
Sementara Ketua DPR Bambang Soesatyo dalam pidatonya meminta kepada seluruh anggota dewan untuk berdamai. Berikut pidato lengkap Ketua DPR yang kerap disapa Bamsoet ini.
PEMILU TELAH SELESAI, MARI KITA BERDAMAI
PIDATO KETUA DPR RI
PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI
PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN V
TAHUN SIDANG 2018–2019
RABU, 8 MEI 2019
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Salam Sejahtera bagi kita semua,
Yang kami hormati:
− Para Wakil Ketua DPR;
− Para Anggota DPR;
− Hadirin yang berbahagia.
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga pada hari ini kita dapat kembali hadir dalam Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan V Tahun Sidang 2018–2019.
Sebelum melanjutkan pidato pembukaan ini perkenankan saya menyampaikan dua buah bait pantun :
Anak desa hendak pergi ke kota,
Mengadu nasib mencari nafkah.
Selamat datang wahai para anggota,
Ayo kita kerja melanjutkan amanah.
Putera mahkota si anak Raja,
Di ajar memimpin dengan bijaksana.
Bulan puasa bulan yang sangat mulia,
Mari kita tingkatkan iman dan takwa.
Sidang Dewan yang saya hormati, hadirin yang saya muliakan,
Sebagai awal pidato pembukaan ini, atas nama Pimpinan DPR, saya mengucapkan Selamat Datang kepada seluruh Anggota DPR, baik yang telah selesai berjuang maupun yang masih berjuang menjaga suara di daerah pemilihan masing-masing. Saya salut, di tengah kesibukan melaksanakan kampanye Pemilu para anggota Dewan tetap bekerja secara professional untuk menyerap aspirasi masyarakat guna diperjuangkan pada masa persidangan berikutnya.
Kepada para anggota Dewan yang terpilih kembali, saya mengucapkan Selamat. Sedangkan bagi anggota yang tidak dapat melanjutkan masa pengabdiannya, saya harap tetap semangat untuk bekerja sampai periode ini berakhir. Kegagalan itu hanyalah keberhasilan yang tertunda. Insya Allah di Pemilu 2024 bisa melenggang kembali ke Senayan. Dengan masuknya wajah-wajah baru dalam DPR mendatang, diharapkan akan membawa kemajuan bagi peningkatan kinerja dan citra Dewan.
Selanjutnya, selaku Pimpinan Dewan izinkan saya menyampaikan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1440 H kepada Ummat Islam di seluruh tanah air. Mari kita jadikan puasa sebagai lahan ibadah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Sekaligus momentum untuk meningkatkan solidaritas sosial sesuai dengan hikmah yang terkandung dalam puasa.
Meningkatkan solidaritas sosial diantara sesama anak bangsa adalah sangat relevan ditengah kondisi masyarakat yang terbelah sebagai akibat dari persaingan dalam Pilpres baru-baru ini. Sudah saatnya kita merajut kembali persatuan dan kebersamaan sebagai bangsa. Mari kita bangun silaturrahmi kebangsaan untuk memperkokoh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Pemilu Telah Selesai, Mari Kita Berdamai.”
Sidang Dewan yang terhormat, hadirin yang saya muliakan,
Pesta demokrasi, Pemilu 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 17 April telah berlangsung dengan sukses, aman dan damai. Partisipasi masyarakat yang datang ke TPS juga meningkat, lebih dari 85 %. Dunia mencatat untuk kesekian kalinya Indonesia suskes melaksanakan pemilu secara damai. Sehingga Indonesia masuk dalam barisan negara-negara yang matang dalam berdemokrasi.
Soal banyaknya petugas yang meninggal, kita tentu prihatin dan menyatakan belasungkawa yang dalam. Kita harus segera cari tahu penyebab dan solusinya.
Karena bukan hanya di Pemilu 2019 ini saja yang memakan banyak korban petugas penyelenggara. Saat Pemilu 2014 yang tidak serumit sekarang jumlah kematian petugas KPPS juga ada. Berdasarkan data KPU yang meninggal mencapai 144 orang dan tanpa santunan.
Data itu sebenarnya sudah diantisipasi oleh KPU dan DPR bersama pemerintah dalam setiap pembahasan di Komisi II. Itulah sebabnya mengapa beban jumlah pemilih di setiapTPS pada Pemilu 2019 ini dikurangi atau dibatasi maksimum 300 orang.
Dari berbagai informasi yang kami peroleh, selain faktor umur, riwayat kesehatan, beban kerja serta tekanan psikologis dimana semua pihak ingin menang juga ikut memberi andil salah satu penyebab petugas di lapangan meninggal dunia.