Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PB IDI Imbau Anggotanya Tidak Berspekulasi Terkait Penyebab Meninggalnya Ratusan Anggota KPPS

IDI sebagai organisasi profesi siap membantu semua pihak yang berwenang dan bertanggung jawab untuk melakukan penelitian mendalam

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in PB IDI Imbau Anggotanya Tidak Berspekulasi Terkait Penyebab Meninggalnya Ratusan Anggota KPPS
TRIBUNNEWS.COM/
Hingga saat ini, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia usai bertugas di Pemilu 2019 sudah berjumlah 474 orang. TRIBUNNEWS.COM/IST 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --  Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr Daeng M Faqih mengimbau agar para dokter yang menjadi anggota IDI tidak berspekulasi dan menduga-duga terkait penyebab kematian dari ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019.

Hal tersebut dikemukakan Daeng usai Diskusi Publik Membedah Persoalan Sebab Kematian Mendadak Petugas Pemilu Dari Perspektif Keilmuan di kantor PB IDI, Menteng Jakarta Pusat pada Senin (13/5/2019).

"Kita kan menghormati semua pihak, selain untuk tidak berspekulasi, kita menunggu hasil pemeriksaan yang betul. Kalau belum diperiksa jangan sampai kita menduga-duga. Kalau berspekulasi dan menduga-duga jangan, etikanya itu yang dijaga," kata Daeng.

Baca: Cerita Cinta Prada DP dan Vera Oktaria Sebelum Pembunuhan Sadis Terjadi

Baca: Nasib Terkini Lala Pengasuh Rafathar Pasca Sikapnya ke Raffi Ahmad-Nagita Dihujat, Angkat Bicara?

Baca: Putri Titian Curhat Merasa Tak Becus jadi Ibu, Gara-gara Lakukan Ini pada Kedua Anaknya saat Tidur

Baca: Kisah Pilu Ustaz Solmed, Pernah Ditipu Sampai Bermalam di Masjid dan Dilempari Batu

Meski begitu, ia meminta agar dokter anggota IDI melaporkan ke tim kecil yang akan dibentuk oleh IDI.

Kalau kita lihat kecurigaan, ya sudah, laporkan "saja, tanpa kita berspekulasi. Itu penting itu. Yang perlu dijaga itu spekulasinya. Kalau hak melaporkan itu sebagai warga negara masyarakat boleh," kata Daeng.

Sebelumnya, ia menyatakan enam pendapat PB IDI terkait  petugas KPPS meninggal dunia secara mendadak dalam jumlah besar dan kurun waktu yang singkat pada Pemilu 2019.

BERITA TERKAIT

"Pertama, IDI berpendapat kelelahan bukanlah penyebab langsung kematian mendadak namun dapat menjadi salah satu faktor pemicu atau pemberat sebab kematian," kata Daeng.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman saat memberikan keterangan pers seusai memberikan santunan kepada keluarga anggota KPPS yang wafat di Jalan Badila II Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (3/5/2019). Santunan tersebut diberikan sebesar Rp 36.000.000 yang diterima langsung oleh anggota keluarga. Tribunnews/Jeprima
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman saat memberikan keterangan pers seusai memberikan santunan kepada keluarga anggota KPPS yang wafat di Jalan Badila II Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (3/5/2019). Santunan tersebut diberikan sebesar Rp 36.000.000 yang diterima langsung oleh anggota keluarga. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Kedua, IDI sebagai organisasi profesi siap membantu semua pihak yang berwenang dan bertanggung jawab untuk melakukan penelitian mendalam dan atau investigasi yang objektif dan berbasi keilmuan.

Ketiga, IDI meminta agar dokter anggota IDI di Rumah Sakit tempat bertugas membantu sepenuhnya secara optimal, komperhensif, dan bertanggung jawab baik untuk merawat yang sakit maupun dalam rangka melakukan penelitian maupun investigasi.

Keempat, dengan tidak bermaksud mengurangi hak untuk bersuara namun ada baiknya berkoordinasi dengan baik maka untuk anggota IDI lainnya bila memiliki informasi yang penting mengenai kesakitan dan kematian petugas pemilu 2019 dapat disampaikan dan dikordinasikan ke tim kecil PB IDI yang akan dibentuk.

"Kelima, IDI meminta agar masyarakat tenang, tidak perlu berspekulasi atau berprasangka yang terlalu jauh yang dapat berpotensi merusak kesatuan nasional sebelum hasil penelitian dan investigasi disampaikan," kata Daeng.

Keenam, dari hasil penelitian dan investigasi, kita bersama sebagai bangsa perlu merumuskan langkah-langkah konkret agar kematian dan kesakitan pasca penyelenggaraan pemilu seperti saat ini tidak terulang lagi di kemudian hari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas