KPU Terima Tantangan BPN Prabowo-Sandiaga untuk Diaudit IT Forensik
Menanggapinya, Komisioner KPU RI Hasyim Asyari mengaku pihaknya siap untuk di audit. Apalagi sedari awal Situng mereka juga sudah pernah diaudit
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Berdasarkan penghitungan formulir C1 hingga Selasa Pukul 00.00 WIB, suara pasangan Jokowi-Maruf memperoleh 44,14 persen atau 39.599. 832 suara.
Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga 54,24 persen atau 48.657.483 suara.
"Jadi yang selama ini yang menanyakan datanya, ini datanya, ini hasilnya pasangan Prabowo-Sandiaga unggul," kata dia dalam acara pemaparan kecurangan Pemilu, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Adapun menurut Laode hasil tersebut berdasarkan perhitungan di 444.976 TPS atau 54,91 persen.
Laode mengatakan pihaknya membuka pintu bagi pihak pihak yang ingin menantang atau menguji penghitungan suara yang dilakukan BPN.
"Kalau ada yang mau menantang ini silahkan, kita adu data saja. Inilah angka-angkanya yang kita miliki," katanya.
Menurut Laode formulir C1 yang dimilikinya asli dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebelum diinput, formulir C1 diversifikasi dan divalidasi.
"Data ini bisa dipertanggungjawabkan. Pertanyaannya, mana datamu? ini dataku," ujarnya.
Selain itu, Agus Maksum yang menjabat sebagai ketua Tim Cyber BPN menyebut ada penggelembungan suara di Jawa Timur.
Baca: Prabowo Tolak Hasil Pemilu 2019, Jokowi Serahkan ke KPU, Ini Respons Sandiaga, Demokrat hingga KPU
Salah satu buktinya, ia mendapati 485 ribu Kartu Keluarga Palsu di wilayah tersebut. Berangkat dari sana, ia menantang KPU untuk mengaudit forensik Situng miliknya.
"Ada juga yang lebih parah KTP nya palsu. KTP nya bernomor 01, 02, 03, itu di dalam nomenklatur NIK RI. Itu ada nggak? Tapi itu muncul berkali-kali, protes berkali-kali tapi tidak diurus," kata dia, dalam kesempatan yang sama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.