Polri Konfirmasi Info Soal 2 WN Malaysia Rencanakan Serangan ke Gereja di Yogyakarta
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua warga negara Malaysia diamankan oleh Polis Diraja Malaysia (PDRM) karena kedapatan merencanakan serangan terhadap gereja-gereja, khususnya di Yogyakarta, Indonesia. Selain itu, diamankan pula 2 WNI yang diduga terlibat dalam rencana tersebut.
Terkait hal itu, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut.
"Ya, benar (soal berita tersebut)," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2019).
Namun, untuk saat ini Dedi mengaku belum bisa berbicara lebih rinci perihal kasus tersebut.
Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menuturkan kedua belah pihak yakni Polri dan PDRM tengah mengadakan pertemuan.
Baca: Ariel Noah Jelaskan Hubungannya dengan Laissti, Wanita yang Menyuapinya Makan
Baca: Seruan Rekonsiliasi dari Sejumlah Tokoh Sebelum Tahapan Pemilu Berakhir
Baca: Andri Syahputra Dipanggil Timnas U-20 Qatar untuk Ikut Piala Dunia
Salah satu hal yang dibahas, kata dia, adalah perihal isu terorisme dan kasus tersebut.
Penangkapan 2 WN Malaysia dan 2 WNI itu juga disebut Dedi sebagai kerja sama antara Polri dan PDRM dalam rangka memitigasi ancaman terorisme.
"Ini sedang ada pertemuan salah satunya membahas tentang isu terorisme," ucapnya.
"Kerjasama counter terorisme antara PDRM dan Polri, dalam rangka mitigasi ancaman aksi terorisme lintas negara," imbuh jenderal bintang satu tersebut.
Sebelumnya diberitakan, kepolisian Malaysia menyebut dua warganya yang ditangkap terkait sel militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merencanakan serangan terhadap gereja-gereja di Indonesia, khususnya Yogyakarta. Keduanya juga diduga berencana menyerang tempat ibadah warga minoritas di Malaysia.
Inspektur Polisi Jenderal Abdul Hamid Bador yang merupakan Kepala Kepolisian Malaysia sebelumnya mengungkapkan bahwa dua dari tiga terduga militan ISIS yang ditangkap pada Selasa (14/5) waktu setempat, pernah belajar merakit bom bersama Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Yogyakarta tahun 2018 lalu.
Disebutkan juga oleh Abdul Hamid, seperti dilansir The Star dan AFP, Jumat (17/5/2019), bahwa kedua tersangka asal Malaysia bernama Muhammad Syazani Mahzan (27) dan Muhamad Nuurul Amin Azizan (27), yang disebut sebagai pakar bom ini, pernah melakukan pengintaian terhadap sejumlah gereja di Yogyakarta.
"Kedua tersangka telah meninjau sejumlah gereja di Yogyakarta, Indonesia untuk melancarkan serangan," sebut Abdul Hamid dalam pernyataannya.
Tidak disebut lebih lanjut berapa lama dua tersangka asal Malaysia itu berada di Yogyakarta dan kapan mereka kembali ke Malaysia.
Dua tersangka asal Malaysia itu ditangkap di Kuala Muda, Kedah pada Selasa (14/5) waktu setempat. Abdul Hamid menyatakan bahwa keduanya ditangkap setelah menyerahkan diri ke polisi, usai keluarga mereka bersedia bekerja sama dengan otoritas Malaysia.
Selain itu, Mabes Polri mengkonfirmasi adanya dua warga negara Indonesia (WNI) yang diamankan Polis Diraja Malaysia (PDRM) yang diduga terlibat dalam rencana terorisme di Malaysia.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan dua WNI itu saat ini tengah ditangani oleh E8, yakni tim khusus yang diperuntukkan menghadapi teroris seperti Densus 88 Antiteror di Indonesia.
"Dari hasil koordinasi antara Kepolisian Negara Indonesia dengan Diraja Malaysia memang ada dua WNI yang patut diduga terlibat didalam rencana terorisme di Malaysia. Saat ini kedua WNI tersebut sedang ditangani oleh E8," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2019).
Ia mengatakan selain dua WNI itu ada pula dua warga negara Malaysia yang diamankan. Densus 88 Antiteror sendiri, kata dia, tengah mendalami apakah kedua WNI itu memiliki keterlibatan dengan jaringan terorisme.