Pak Jenggot Bisa Bikin Bom Dahsyat, Polisi dan Massa di Depan KPU Jadi Target
Dedi Prasetyo mengatakan, Pak Jenggot punya kemampuan merakit bom berdaya ledak besar.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sehari setelah melakukan penangkapan terhadap E alias AR alias Pak Jenggot (51), Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror melakukan olah tempat kejadian perkara, Sabtu (18/5/2019).
Barang bukti yang ditemukan cukup mengejutkan di antaranya sejumlah bahan peledak, lengkap dengan buku panduan membuat bom.
"Barang bukti berupa enam bom dari bahan yang sudah jadi. Ada satu buah buku catatan tentang bagaimana merakit bom. Kemudian berbagai jenis senjata tajam, ada air softgun. Ada pula bahan-bahan pembuat bom, termasuk detonator," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Sabtu.
Dedi Prasetyo menambahkan, Pak Jenggot punya kemampuan merakit bom berdaya ledak besar.
"Kemampuan E sama seperti kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah) Lampung dan JAD Bekasi," katanya.
Baca: Aksi Kedaulatan Rakyat Dimulai Besok, Politisi PKB: Kami Diam Saja di Depan Bawaslu
Ia juga telah melakukan beragam eksperimen, termasuk memiliki laboratorium untuk membuat bom.
"Berbagai senyawa telah mereka coba. Ia juga punya laboratorium untuk membuat bom. Telah disiapkan antara lain penanak nasi yang digunakan sebagai media bom berdaya ledak tinggi," jelasnya.
Pak Jenggot beserta kelompoknya memang telah menyiapkan beberapa agenda peledakan, termasuk melakukan aksi pada 22 Mei 2019, saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil Pemilu 2019.
"Sasarannya, menurut mereka, thogut, yaitu polisi yang sedang menjalankan tugas. Kedua, mereka menyasar kerumunan massa di depan KPU. Mereka mengikuti dinamika perkembangan saat ini," tambah Dedi Prasetyo.
Olah TKP dilakukan di kediaman Pak Jenggot, kawasan Kandang Roda, Naggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, dimulai sekira pukul 08.30 WIB.
Saat dilakukan olah TKP, warga yang berada di radius 20 meter dipindahkan untuk sementara waktu ke tempat lain.
Dedi Prasetyo mengungkapkan jaringan teroris yang ditangkap di Cibinong itu bukan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Kelompok yang terungkap ini berbeda dengan JAD Bekasi, JAD Lampung, JAD Jawa Tengah. Kelompok ini pecahan JAD tapi terbilang lebih militan," ucapnya.
Brigjen Dedi Prasetyo menambahkan jaringan teroris yang baru saja ditangkap ini merupakan kelompok Virgi Abu Hamzah yang terstruktur dan militan.