Terduga Teroris Keseharian Jadi Juru Pakir, Punya Laboratorium Bom
Ketua RW setempat M Sobari mengatakan Pak Jenggot selama ini berprofesi sebagai tukang parkir
Editor: Fajar Anjungroso
Sebagai teman dekat, Yus awalnya bersyukur melihat perubahan yang begitu drastis.
Padahal dulunya AR dikenal nakal oleh rekannya.
Sejak saat itulah, Yus sudah tak merasa nyaman ingin menegur teman sebayanya tersebut.
Baca: Terduga Teroris yang Ditangkap Ternyata Sudah Merencanakan Menyerang Kerumunan Massa 22 Mei
"Kenal dari dulu, cuman semenjak berubah jadi alim (hijrah) sejak 6 tahun belakangan ini sudah enggak ngobrol lagi, padahal dulu pas lagi nakal-nakalnya, kalau dia lagi mabuk teman di sini pada takut karena rusuh, cuman saya yang berani ngajak dia ngobrol," ungkapnya.
Pecahan Kelompok JAD
Karopemnas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyomengatakan terduga teroris Pak Jenggot yang ditangkap Densus 88 bukan berasal dari jaringan JAD
"Bahwa kelompok yang terungkap ini tentu berbeda dengan JAD Bekasi, JAD Lampung, JAD Jawa Tengah. Kelompok ini pecahan JAD tapi terbilang lebih militan," ucapnya.
Dedi Prasetyo menambahkan Pak Jenggot termasuk kelompok Virgi Abu Hamzah yang terbilang terstruktur dan militan.
"Kelompok ini jaringan terorisme yang terstruktur lebih dikenal namanya dengan Virgi Abu Hamzah. Pengikutnya Abu Hamzah, Abu Hamzah sendiri masih ada di Syiria dan kelompok ini memiliki rekam jejak aksi terorisme dengan cash yang terjadi, yang pertama ia melakuan serangan terorisme dengam sasaran adalah Mapolres Surakarta. Dan kelompok ini juga melakukan aksi-aksi di Indonesia, termasuk jejaringnya mereka adalah mujahidin Indonesia Timur kelompok Santoso yang ada di Poso. Kelompok ini terkoneksi kesana," jelasnya.
Siapkan Bom diduga untuk 22 Mei Depan KPU
Karopemnas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyomengatakan terduga teroris Pak Jenggot yang ditangkap Densus 88 memiliki kemampuan merakit bom berdaya ledak besar.
"Kemampuan E sama seperti kelompok JAD Lampung JAD Bekasi untuk merakit Bom dan kemampuan merakit bomnya jauh lebih tinggi dari saudara Amir di Bekasi," ujarnya.
Tak hanya itu, terduga teroris yang kesehariannya berprofesi sebagai juru parkir ini rupanya telah melakukan beragam ekperimen, termasuk memiliki laboratorium untuk membuat bom.
"Berbagai senyawa telah mereka coba. Ia juga punya laboratorium untuk membuat bom. Ini labnya dan alat ukurnya telah disiapkan.