Dua Pedagang yang Jualannya Dijarah Perusuh 22 Mei Tersenyum Setelah Bertemu Jokowi
Di sisi lain, Abdul pun mengaku sangat bahagia karena dapat bertemu dengan Presiden dan memasuki Istana Kepresidenan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pedagang warung kelontong korban kerusuhan 21-22 Mei, dapat tersenyum kembali setelah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Abdul Rajab (62) yang berdagang di Jalan Agus Salim, Jakarta, mengaku mengalami kerugian hingga Rp 30 juta setelah dagangannya dicuri oleh para perusuh setelah pengumuman hasil Pilpres oleh KPU.
"Saya jual mie rebus, rokok, minuman dan lainnya. Saya cerita ke presiden dan akan dibantu modal lagi, tapi saya belum tahu berapa nilainya," ujar Abdul.
Di sisi lain, Abdul pun mengaku sangat bahagia karena dapat bertemu dengan Presiden dan memasuki Istana Kepresidenan.
"Bangga sekali bisa ke istana, saya belum pernah ke Istana, baru sekali ini. Sekarang kita bisa buka usaha lagi," paparnya.
Kerugian yang sama juga dialami Ismail, pedagang yang warungnya dibakar dan motornya oleh perusuh.
"Kerugian saya sekitar Rp 20 juta, ada uang Rp 5 juta, KJP saya ada, warung di bakar, motor juga dibakar," paparnya.
Setelah bertemu Jokowi, Ismail pun dijanjikan akan diberikan modal kerja kembali oleh presiden.
Usma Lemas Dagangannya Dijarah Massa
Kerusuhan massa pada Rabu (22/5/2019) kemarin menyisakan kepedihan bagi Usma (64).
Usma terlihat duduk termenung dan terlihat lesu di atas warung kecilnya di Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.
Warung tempat dia berdagang selama puluhan tahun tersebut ludes dijarah massa yang mengamuk.
Gara-gara peristiwa itu, Usma mengaku rugi hingga Rp 20 Juta.
"Rugi kurang lebih Rp 20 juta. Yang diambil rokok sama minuman dagangan. Rokok sisa dua bungkus dari awalnya banyak slop," kata Usma saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (23/5/2019).
Usma mengisahkan, penjarahan itu terjadi pada Rabu tengah malam.
Saat itu, kerusuhan sedang memanas karena massa yang bikin onar di perempatan Sarinah dipukul mundur ke arah Gondangdia.
Sebetulnya, Usma sudah mengantisipasi kericuhan massa dengan menutup lapak ketika jam menunjukkan pukul 23.00 WIB.
Namun, lapaknya tetap dijebol perusuh.
"Padahal, saya sudah kunci rapat ini lapaknya. Balik-balik tadi pagi sudah kosong melompong warungnya," kata Usma sambil menatap kiosnya yang bercat putih.
Usma tidak hanya kehilangan barang dagangan. Uang tabungan dan beberapa helai pakaian yang ia miliki juga ikut ludes.
"Saya baju enggak ada yang tertinggal satu pun. Sisanya enggak ada, terbakar, karena ditaruh di pos polisi. Makanya saya mau pulang dulu," ujar Usma.
Atas kejadian itu, Usma pun sudah melapor kepada polisi.
Saat ditanya harapannya, ia tak neko-neko.
Ia hanya berharap supaya Jakarta selalu aman dan kejadian serupa tak terjadi lagi.
Erlangga Pasrah Mobilnya Hangus
Banyak warga yang tidak terlibat dalam aksi massa 22 Mei kemarin merasa dirugikan dari aksi yang anarkis tersebut.
Diketahui, bentrokan yang pecah di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat mengakibatkan puluhan kendaraan hangus dibakar massa.
Dari puluhan kendaraan tersebut, satu di antaranya milik Erlangga (35), yakni Daihatsu Sigra.
Erlangga benar-benar tak menyangka setelah sahur, kendaraannya jadi target amukan massa.
"Waktu itu sekitar jam 3, pas lagi pada mau sahur tuh. Tiba-tiba denger kayak suara tembakan," ungkap Erlangga (35) pemilik kendaraan kepada TribunJakarta.com, Kamis (23/5/2019).
Usai mendengar suara tembakan, ia keluar rumah untuk memastikan keadaan.
Erlangga sempat menanyakan yang terjadi kepada teman-temannya di Asrama Brimob.
"Saya keluar kondisi udah rame, udah kebakar-kebakar gitu. Kata teman-teman sih banyak massa di luar, terus mereka membakar salah satu mobil di depan dan menjalar," sambung Erlangga.
Erlangga langsung menuju tempat mobilnya biasa diparkir, saat sampai ke tempat tersebut ia hanya bisa menyaksikkan kobaran api telah melalap mobil Daihatsu Sigra miliknya.
mobilnya tersebut sudah digunakan selama tiga tahun dan merupakan mobil pertama yang ia beli.
Ia pasrah mobilnya menjadi korban pengrusakan oleh massa yang menyerbu Asrama Brimob.
"Aku pakai mobil ini udah tiga tahun. Ini mobil pertama juga. Aduh, yang namanya musibah kita juga enggak pengen ya kan, ya namanya udah kejadian, ya sudah. Alhamdulillah sih masih ada asuransi," terang pria 35 tahun tersebut.
Sekarang Erlangga tengah membuat laporan ke pihak kepolisian untuk mengurus klaim asuransi mobil.
"Kalau mobil saya ini saya asuransiin, ini lagi ngurus sama surveyor. Lagi mau menuhin persyaratan-persyaratannya, salah satunya laporan polisi dan STNK. Ini mau bikin laporan dulu ke kantor polisi biar cepet-cepet di urus," tambah Erlangga.
Baca: Dipukul Mundur, Perusuh Aksi Massa 22 Mei Malah Jarah Kios Rokok dan Buat Pemiliknya Rugi Rp 20 Juta
Baca: Setelah MK, Tim Prabowo-Sandi Berencana Bawa Kasus Pilpres ke Mahkamah Internasional
Baca: Tim Hukum Prabowo-Sandi Keluhkan Pengeras Suara di Gedung MK, Bunyinya Kresek-kresek
Baca: Sopir Ambulans Gerindra yang Angkut Batu untuk Aksi 22 Mei Sebut Nama Orang yang Menyuruhnya
Baca: Sisi Lain Kerusuhan Aksi 22 Mei 2019, Kisah Pedagang Dijarah hingga Kerja Keras Petugas Kebersihan