Inilah Profil Koordinator Relawan BPN Prabowo-Sandi yang Ditangkap Polisi Sebagai Penyebar Hoaks
Pegiat media sosial sekaligus Koordinator Relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mustofa Nahrawardaya, ditangkap
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Pegiat media sosial sekaligus Koordinator Relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Mustofa Nahrawardaya, ditangkap Polda Metro Jaya, Minggu (26/5/2019).
Mustofa ditangkap Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri karena diduga menyebarkan hoaks melalui twitter.
Dikutip dari Kompas.com, Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rickynaldo Chairul menuturkan surat penangkapan Mustofa diberikan kepada sang istri.
"Iya benar kita tangkap, dan surat (penangkapan) diberikan ke istri," ungkap Rickynaldo ketika dihubungi Kompas.com, Minggu.
Dalam surat penangkapan bernomor SP.Kap/61/V/ 2019/Dittipidsiber, politisi PAN itu diduga menuturkan ujaran kebencian berdasarkan SARA dan/atau menyebarkan hoaks melalui Twitter.
Baca: Mustofa Nahra Jadi Tersangka, Sandiaga Temui Prabowo di Kertanegara
Menurut keterangan polisi, penangkapan tersebut diduga berkaitan dengan cuitan Mustofa perihal kerusuhan di Ibu Kota pada 22 Mei 2019. "Iya (terkait cuitan soal kerusuhan 22 Mei di Jakarta)," ujarnya.
Lantas siapakah Mustofa dan bagaimana sepak terjangnya?
Berikut rangkumannya:
1. Dua kali menjadi caleg
Mustofa Nahrawarya diketahui setidaknya dua kali menjadi calon legislatif (caleg).
Di tahun 2014, Mustofa menjadi caleg DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Dapil Jawa Tengah V meliputi Sukoharjo, Surakarta, Boyolali dan Klaten.
Di Pemilu 2014 itu, Mustofa gagal menuju ke Senayan.
Baca: BPN Prihatin Mustofa Menjadi Tersangka Ujaran Kebencian
Dalam Pemilu 2019 ini, Mustofa kembali menjadi caleg DPR namun dari partai yang berbeda.
Masih di dapil Jateng V, Mustofa menjadi caleg nomor urut 4 dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Tak berbeda dari Pemilu 2014, di Pemilu 2019 ini, Mustofa kembali gagal ke Senayan.
2. Sering cuitkan hal kontroversial
Dalam cuitannya di twitter, Mustofa kerap men-cuitkan hal-hal kontroversial.
Di antaranya ia pernah mempersoalkan Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin yang salat sambil duduk serta mencuit tentang pesawat Lion Air yang sudah mendarat di Halim Perdanakusumah pasca kejadian jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di peraiaran Karawang, Jawa Barat pada Oktober tahun lalu.
3. Pernah Diminta Keterangan Polisi soal Cuitan Lion Air
Sebelum kini ditangkap dan berstatus tersangka, Mustofa pernah berurusan dengan polisi terkait cuitannya di twitter.
Tepatnya pada November 2018 lalu Mustofa dipanggil untuk menjalani pemeriksaan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal ( Bareskrim) Polri.
Dia diperiksa terkait hoaks alias bohong seputar insiden kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 lewat media sosial Twitter.
Saat itu, Mustofa membantah telah menyebarkan hoaks.
Menurut Mustofa kicauannya di Twitter merupakan kode untuk istri atau sopirnya guna memberitahukan bahwa pesawat Lion Air telah tiba di bandara Halim Perdana Kusuma.
“Jadi twit Lion itu biasa untuk jemput penumpang, tokoh-tokoh besar, kami kalau jemput pakai kode,” ujar Mustofa.
Kicauan tersebut banyak disangka hoaks lantaran waktunya bertepatan dengan jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat.
“Masak saya mau kirim hoaks, pesawat landing di Halim (Bandara Halim Perdana Kusuma) kan nggak ada Lion adanya Batik, cuman saya dengan istri biasanya itu istilah Batik saya kaitkan Lion, karena itu (Batik) groupnya Lion,” jelas Mustofa.
Dalam akun media sosial twitter @AkunTofa ia menulis, "Kabar dari temen saya di Halim, Lion Air sudah mendarat di Halim Perdana Kusuma Alhamdulillah," tulis Mustofa melalui akun Twitter miliknya, sekitar pukul 09.18.
Baca: Diciduk Usai Sebar Hoax Video Andri Bibir, Relawan BPN Mustofa Nahrawardaya Terancam 6 Tahun Bui
Baca: 30 Hoax Disebar Melalui 1.932 URL Selama Pemblokiran Media Sosial
Baca: Meraba Peluang Prabowo Membalikkan Kekalahan Jadi Kemenangan di MK
Namun, kicauan tersebut telah dihapus di timeline twitter Mustofa.
Meski demikian, rekam digital sudah tersebar luas dan mengundang komentar sejumlah warga net.
Mustofa mengaku langsung menghapus tweetnya menjawab agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Saat ditanya mengapa menyampaikan kode kode melalui Twitter, Mustofa mengaku demi alasan keamanan.
“Saya terus terang saja hape saya ada yang kloning, sudah saya laporkan sejak 2017, maka saya enggak pernah SMS sama istri, soal penerbangan, soal tujuan perjalanan, soal posisi,” kata Mustofa.
“Saya melalui kode di Twitter lebih aman, artinya orang lain tak paham maksudnya kan. daripada sama SMS atau WA (Whatsapp),” sambung Mustofa.
(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Reza Jurnaliston/Devina Halim)