Dewan Pakar Pastikan Tidak Ada Munaslub Golkar
"Jadi tidak perlu dua kali kerja. Kami Dewan Pakar berpandangan tidak perlu Munaslub, tapi pada Desember ada musyawarah nasional," tutur Agung.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pakar Partai Golkar memastikan tidak akan ada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digelar oleh partai tersebut pada tahun ini.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar, Agung Laksono, mengatakan partainya bakal menggelar musyawarah nasonal (Munas) pada Desember 2019 sesuai dengan jadwal.
"Tidak ada alasan dan tidak ada dasar untuk menggelar Munaslub," ujar Agung di Kantor DPP Partai Golkar Jalan Anggrek Neli Murni, Jakarta, Senin (27/5/2019).
Agung mengatakan Munas akan digelar pada 22 Desember 2019.
Saat itu bakal dilakukan pemilihan ketua dan pengurus, termasuk perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.
"Jadi tidak perlu dua kali kerja. Kami Dewan Pakar berpandangan tidak perlu Munaslub, tapi pada Desember ada musyawarah nasional," tutur Agung.
Baca: Dewan Pakar Usulkan Beberapa Nama Calon Pimpinan MPR dan DPR dari Golkar
Meski begitu, Agung mengakui ada sebagian kecil Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar yang menggulirkan wacana digelarnya Munaslub pasca pemilu 2019.
Namun, menurutnya suara tersebut tidak mewakili suara DPD secara keseluruhan.
Agung menilai isu Munaslub tidak tepat jika dikaitkan dengan pencapaian partai pada pemilu.
Baca: Keputusan Sandiaga Uno Setelah Namanya Ramai Disebut Masuk Daftar Calon Menteri Jokowi-Maruf
Elektabilitas dan perolehan suara pada periode kepemimpinan Golkar saat ini tidak berbanding jauh dengan sebelumnya.
"Secara bertahap, melalui hasil perhitungan KPU, Golkar sudah melebihi hampir 13 persen. Ini sebuah karya yang patut diapresiasi," pungkas Agung.
Seperti diketahui, pada Pemilu Legislatif 2019, Golkar berada di urutan ketiga dengan perolehan 17.229.789 suara atau 12,31 persen.
Golkar terpaut beberapa suara dari Gerindra yang berada di peringkat kedua dengan perolehan suara 17.594.839 suara atau 12,57 persen.
Sementara urutan pertama ditempati oleh PDI-Perjuangan dengan 27.053.961 suara atau 19,33 persen.