Jadi Target Pembunuhan, Berikut Sekelumit Rekam Jejak Wiranto, Luhut, Budi Gunawan, dan Gories Mere
Wiranto, Luhut Binsar Panjaitan, Budi Gunawan, dan Gories Mere menjadi target pembunuhan saat kerusuhan yang terjadi 21-22 mei 2019.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Dalam perjalanan waktu, dalam Pilpres 2014, Partai yang dipimpin Wiranto, yakni Hanura mengusung Joko Widodo (Jokowi).
Dukungan itu membawa Wiranto duduk menjadi Menko Polhukam menggantikan Luhut Binsar Panjaitan yang digeser menjadi Menko Bidang Kemaritiman.
2. Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan
Luhut Binsar Panjaitan lahir di Sumatera Utara, 28 September 1947 lalu.
Dia adalah tokoh militer Indonesia dan seorang politikus.
Berdasarkan laman Kementerian Kordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan adalah lulusan terbaik dari Akademi Militer Nasional angkatan tahun 1970.
Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD.
Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81.
Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya; Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.
Ketika menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus, menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.
Baca: Laga Penting Dirasakan Filipina Sebelum Memulai Perjuangan ke Piala Dunia 2022
Baca: Keren, Aksi Sosial Dilakukan Kiper Klub Australia Milik Orang Kaya Indonesia Ini
Dalam karir pemerintahan, Luhut pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia Untuk Republik Singapura di era krusial awal Reformasi. Saat itu tahun 1999, Presiden BJ Habibie mengangkatnya menjadi menjadi Dubes.
Lalu pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, Luhut ditarik dari Singapura sebelum masa baktinya berakhir.
Gus Dur mempercayakannya sebagai Menteri Perdagangan dan Industri Republik Indonesia walau dalam periode yang singkat (2000 – 2001).
Presiden di era pemerintahan selanjutnya pun bermaksud untuk mempercayakannya kembali sebagai Menteri, tetapi Luhut menolaknya karena ia menjaga etika terhadap Gus Dur.