Ketua DPR Khawatir Ada Kelompok Tertentu Tunggangi Kemarahan Para Teroris kepada Polri
Polri, kata Bamsoet, tidak boleh terihat lemah di mata dan benak masyarakat.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
"Serangan itu sudah barang tentu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang marah dan dendam kepada Polri. Selain sel-sel teroris, tidak tertutup kemugkinan adanya kelompok lain yang menunggangi kemarahan para teoris. Kalau aksi damai di Jakarta bisa ditunggangi oleh kelompok perusuh, serangan terhadap prajurit dan objek Polri bisa juga ditunggangi oleh kelompok lain," tutur Bamsoet.
Melengkapi rangkaian serangan itu, Bamsoet menduga ada upaya membangun narasi tentang kebrutalan Polri ketika mengendalikan unjuk rasa pada 21-22 Mei 2019 di depan gedung Bawaslu di Jakarta.
Disebarkan hoaks tentang seorang bocah tewas akibat dipukuli oknum Brimob di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ada orasi di depan massa yang menuduh polisi PKI karena menembaki umat Islam secara ugal-ugalan.
Narasi-narasi atau hoaks itu praktis bertentangan dengan persepsi masyarakat yang justru memberi apresiasi atas kerja keras dan kesabaran Polri menjaga keamanan dan ketertiban umum akhir-akhir ini.
Dari rangkaian peristiwa itulah, Bamsoet mendorong pimpinan Polri mencermati dan mendalami kecenderungan tersebut.
"Cepat atau lambat, Polri harus memberi respons terukur. Polri mampu mengeliminasi ancaman teroris. Maka, Polri pun diharapkan bisa segera mengungkap kekuatan atau kelompok yang merancang serangan terhadap prajurit dan objek milik Polri," pungkas Bamsoet.