Jadi Target Pembunuhan, Wiranto: Soal Nyawa Ada di Tangan Allah Subhanahu Wata'ala
Wiranto membantah tudingan sebagian masyarakat dan lembaga hak asasi manusia yang menyebut polisi telah bertindak brutal.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan identitas empat pejabat negara yang menjadi sasaran pembunuhan oleh kelompok yang dipimpin oleh tersangka berinisial HK.
Dalam jumpa pers usai pertemuan para tokoh yang tergabung dalam Gerakan Suluh Kebangsaan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta, Selasa (28/5), Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan empat pejabat negara yang akan dibunuh oleh kelompok HK.
Mereka adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan, serta mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Komisaris Jenderal Gregorius "Gories" Mere.
"Dasar kami (soal nama empat pejabat negara menjadi target pembunuhan) sementara ini hanya BAP. Berita Acara (Pemeriksaan) itu resmi, pro yustisia, hasil pemeriksaan kepada tersangka yang sudah kita tangkap. jadi bukan berdasarkan informasi intelijen," kata Tito.
Baca: Mantan Kepala Intelijen TNI Bilang Mudah untuk Menguak Dalang Kerusuhan 22 Mei, Ini Alasannya
Sedangkan target kelima, lanjutnya, adalah pimpinan salah satu lembaga survei. Namun Tito menolak mengungkap identitasnya.
Sejak mengetahui identitas empat pejabat negara dan pemimpin lembaga survei menjadi target pembunuhan, Tito mengatakan polisi langsung mengambil tindakan untuk melindungi mereka.
Polisi Tangkap Enam Tersangka
Polisi sudah menangkap enam tersangka dari kelompok HK yang berencana membunuh Wiranto, Luhut, Budi Gunawan, Gories Mere, dan seorang pimpinan lembaga survei.
Keenam tersangka tersebut adalah HK, IR, AD, TJ, AF, dan AZ.
Dari keenam tersangka tersebut, polisi menyita barang bukti berupa sepucuk pistol jenis Taurus kaliber 38, dua kotak berisi 93 butir peluru kaliber 38, sepucuk pistol jenis meyer kaliber 52, sebuah magazin, lima butir peluru, sebuah senjata api laras panjang rakitan kaliber 22, sebuah senjata api laras pendek rakitan kaliber 22, dan satu rompi antipeluru bertulisan polisi.
Tito menambahkan polisi sudah menangkap 400 orang dari berbagai kelompok terkait pengamanan menjelang unjuk rasa menolak kecurangan Pemilihan Umum 2019 pada 21-22 Mei lalu.
Polisi masih menyelidiki siapa yang menyuruh mereka datang ke Jakarta untuk memicu kerusuhan dan mencari tahu keterkaitan antar kelompok. Tito mencontohkan ada yang datang dari Sukabumi dengan tujuan untuk berjihad.
Belajar dari dua kerusuhan pada 21-22 Mei lalu, Tito menegaskan polisi tidak akan mengizinkan lagi kegiatan yang memobilisasi massa yang melanggar aturan seperti terjadi di depan kantor Bawaslu.
Untuk Timbulkan Rasa Takut
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.