Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jadi Target Pembunuhan, Wiranto: Soal Nyawa Ada di Tangan Allah Subhanahu Wata'ala

Wiranto membantah tudingan sebagian masyarakat dan lembaga hak asasi manusia yang menyebut polisi telah bertindak brutal.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jadi Target Pembunuhan, Wiranto: Soal Nyawa Ada di Tangan Allah Subhanahu Wata'ala
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menko Polhukam Wiranto saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/5/2019). Terkait penahanan mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko, Wiranto menjelaskan Soenarko ditangkap atas dugaan kasus kepemilikan senjata ilegal yang diduga diselundupkan dari luar Jakarta. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menilai rencana pembunuhan terhadap pejabat negara bertujuan untuk memberikan rasa takut agar yang bersangkutan mengurangi kegiatannya, menjadi lemah.

"Tetapi kita tidak seperti itu. Biarpun ada ancaman pembunuhan, kita semua tetap bekerja keras sesuai dengan prosedur yang ada, dengan orientasi kami adalah menyelamatkan keselatan negara. Soal nyawa itu ada di tangan Tuhan Maha Kuasa, Allah subhanahu wataala," ujar Wiranto.

Wiranto membantah tudingan sebagian masyarakat dan lembaga hak asasi manusia yang menyebut polisi telah bertindak brutal.

Dia menjelaskan aparat keamanan telah bertindak profesional, hati-hati dan sesuai prosedur standar dalam menangani unjuk rasa yang berujung kerusuhan pada 21-22 Mei di depan kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) di Jakarta.

Wiranto menekankan aparat keamanan bersikap bertahan terhadap pengunjuk rasa bukan menyerang.

Dia menambahkan yang ditindak keras polisi adalah para perusuh yang menyerang asrama Brigade Mobil, kendaraan polisi.

Tindak Tegas Perusuh

Berita Rekomendasi

Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD mengatakan Gerakan Suluh Kebangsaan meminta Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri tetap menindak tegas para perusuh dan mengayomi dengan baik demonstran yang menyampaikan aspirasi politik mereka.

"Karena itu bisa dibedakan antara perusuh dan pengunjuk rasa. Ada yang damai seperti waktu (22 Mei) salat tarawih, damai, tapi sesudah itu datang perusuh supaya ditindak tegas agar tidak menimbulkan kerusakan hyang lebih besar," tutur Mahfud.

Sejumlah massa aksi 22 Mei terlibat bentrok dengan aparat kepolisian seusai melakukan penyampaian pendapatnya didepan Gedung Badan Pengawas pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Tribunnews/Jeprima
Sejumlah massa aksi 22 Mei terlibat bentrok dengan aparat kepolisian seusai melakukan penyampaian pendapatnya didepan Gedung Badan Pengawas pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Gerakan Suluh kebangsaan mengimbau semua penggunaan media sosial mengendalikan diri, tidak sembarangan menyebar hoaks.

Gerakan Suluh Kebangsaan mendukung juga pembatasan media sosial kalau memang diperlukan untuk menolak kerusakan.

Mahfud menegaskan Gerakan Suluh Kebangsaan mendukung pemerintah untuk mengungkap dalang kerusuhan dan segera diungkap pemasok senjata-senjata ilegal.

Gerakan Suluh Kebangsaan juga menyokong TNI dan Polri untuk terus menegakkan keamanan dan ketertiban untuk melindungi masyarakat.

Sebab keselamatan rakyat, bangsa, dan negara adalah hukum yang tertinggi dan harus didulukan.

Halaman
123
Sumber: VOA
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas