AZ, Calon Eksekutor Pembunuh 4 Pejabat Sering Kirim Pesan Provokatif Terkait Pilpres di Grup WA
Hal tersebut diungkapkan Kaliman, Ketua RT 3 RW 9, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan dimana Azwarmi bersama keluarganya tinggal.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Azwarmi atau AZ (44) diketahui suka berdebat jika ada kesempatan ngobrol dengan warga di sekitar tempat tinggalnya.
Hal tersebut diungkapkan Kaliman, Ketua RT 3 RW 9, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan dimana Azwarmi bersama keluarganya tinggal.
Dirinya mengaku yakin bahwa tersangka kasus kepemilikan senjata yang akan digunakan pada kerusuhan 22 Mei, berinisial AZ dan beralamat di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Menurutnya, Azwarmi akan mendominasi, seperti laiknya pendebat ulung.
Tak hanya di dunia nyata, di grup WhatsApp (WA), Azwarmi yang bukan warga asli setempat cukup sering menyebarkan pesan sebaran bernada provokatif.
Baca: Eksekutor Pembunuh Pejabat Negara Ini Ditangkap Saat Sedang Ngopi di Depan Indomaret
Terlebih saat masa kampanye.
Azwarmi kerap menyebarkan pesan sebaran yang isunya menyudutkan kubu pasangan calon presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.
"Itu yang dishare tenaga kerja asing masuk Indonesia segala macam. Itu sebelum pilpres itu," ujarnya saat ditemui di kediamannya, Rabu (29/5/2019).
Dari keberpihakan akan kubu capres cawapres 02, Kaliman tidak heran kalau Azwarmi terlibat dalam kasus yang terkait dengan kerusuhan di Aksi 22 Mei.
Kaliman mengaku komunikasi terakhirnya adalah saat subuh sebelum pria anak tiga itu ditangkap di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Terakhir ketemu abis salat subuh, saya tanya, berangkat pak, iya saya mau ke bandara," ujar Kaliman menceritakan percakapannya.
Kaliman yakin bahwa identitas tersangka yang dirilis Mabes Polri itu adalah warganya.
"Ouh saya baru konek, dari Aceh itu si Pak Azwarmi, dia memang ngilang pas ada kerusuhan itu," ujar Kaliman.
Kaliman langsung yakin jika warganya terkait dengan kerusuhan di Aksi 22 Mei di Jakarta, karena Azwarmi mengaku timses Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Azwarmi tinggal di sebuah kontrakan tiga sekat kurang lebih selama tiga tahun.
Jarang ngobrol dan bersosialisasi
Ia jarang bersosialisasi dengan tetangga karena jarang berada di rumah.
Hal yang sama juga diutarakan Richo (25) tetangga yang tinggalnya bersebelahan persis dengan Azwarmi.
Richo sudah menduga bahwa yang dirilis Mabes Polri tersangka berinisial AZ adalah Azwarmi.
"Iya saya sudah tahu duluan," ujar Richo.
Ia meyakini hal itu karena sering membaca berita dan menyamakan cirinya dengan tetangganya itu.
"Ya saya kan lihat berita," ujarnya.
Richo mengaku jarang ngobrol dengan Azwarmi.
Selain sama-sama sibuk, Richo mengatakan, Azwarmi sering sibuk dengan ponselnya saat berbicara.
"Dia megang HP terus, ya paling negur saja," ujarnya.
Satu hari setelah Azwarmi menghilang, tidak lama istri dan tiga krang anaknya dijemput pihak keluarga yang lain.
"Mau ke Bogor katanya. Dijemput sama TNI. Kan kakaknya TNI juga," ujarnya.
Pantauan TribunJakarta.com di rumahnya Azwarmi, rumah kontrakan tiga sekat itu terkunci gembok dari luar.
Di pelatarannya hanya terdapat sepeda dan beberapa sepatu perempuan yang berbaris di rak sepatu.
Di bagian jendela terdapat stiker hasil coklit pantarlih yang tertulis nama Azwarmi, istrinya dan anak pertamanya yang sudah berusia 18 tahun.
Kondisi meteran listrik dalam keadaan hidup dengan sisa pulsa sebesar 36,84 kwh.
Mengaku anggota BPN dan mantan TNI
Identitas AZ (44), tersangka kasus kepemilikan senjata dalam kerusuhan aksi 22 Mei di Jakarta mulai terkuak.
Diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, AZ ditangkap bersama lima tersangka lainnya.
Mereka disebut memiliki peran sebagai penyuplai senjata dan eksekutor atau pembunuh bayaran.
AZ disebut berperan sebagai pembunuh bayaran dan merekrut eksekutor lainnya.
Berdasarkan keterangan Kaliman, Ketua RT 3 RW 9 Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), AZ bernama Azwarmi, pria kelahiran 6 Juni 1975 asal Sama Dua, Aceh.
Azwarmi memiliki seorang istri bernama Mely (42) dan tiga anak perempuan.
Ia baru tinggal di Ciputat sekira tiga tahun lalu.
Kaliman, mengungkapkan Azwarmi mengaku sebagai anggota TNI.
"Ngakunya si TNI cuma saya enggak pernah ngeliat seragamnya apa gimana," ujar Kaliman ditemui di rumahnya.
Namun pada 2018, Azwarmi meminta ganti keterangan pekerjaan kartu keluarga (KK) dan KTP dari yang sebelumnya anggota TNI menjadi wiraswasta.
Kaliman mengatakan, pergantian identitas itu sebagai syarat untuk masuk sebagai timses Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
"Dia memang pernah bilang masuk BPN. Ya saya bilang Alhamdulillah namanya kalau bergabung BPN kan sudah dianggap namanya," ujar Kalimaan.
Namun saat pergantian KK dan KTP itu, Kaliman meminta bukti ketidakaktifan Azwarmi di TNI.
Azwarmi memperlihatkan surat disersinya di ponsel hanya sebentar.
"Saya ngelihat dikit doang. Tapi Saya langsung lihat 'dengan tidak hormat' gitu," ujarnya.
Kaliman tidak heran dengan disersi tersebut.
Menurutnya, Azwarmi anggota TNI yang dinas di Sigli, Aceh, tapi terlalu lama tinggal di Ciputat sampai beberapa tahun.
"Ya berapa tahun enggak absen, kan ibaratnya gitu ya mas," ujarnya.
Kaliman mengetahui Azwarmi bertugas di sebuah perusahaan sekuriti swasta bernama Artha Guard yang berkantor di bilangan Serpong Utara, Tangsel.
"Dia ngakunya sih kerja di perusahaan keamanan gitu dah. Nah saya sempat minta nama perusahaannya itu dikasih bundelnya, itu," ujar Kaliman sambil menunjukkan bundel profil Artha Guard.
Semenjak penangkapan Azwarmi memang pria yang memiliki seorang istri dan tiga orang anak itu tidak kelihatan di lingkungan rumahnya.
"Sehari pas dia ngilang. Istri sama anak-anaknya dijemput saudaranya, kakaknya kali ya yang TNI juga," ujarnya. (TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir/Wahyu Aji)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul AZ Calon Eksekutor Kerusuhan 22 Mei Sering Sebarkan Pesan Menyudutkan dan Mendominasi Saat Berdebat
Baca: Menhan Tak Yakin Ada Kelompok yang Benar-benar Ingin Bunuh Wiranto, Luhut hingga Gorries Mere
Baca: Fakta-fakta Tentang Tajudin, Calon Eksekutor Rencana Pebunuhan 4 Jendral Pada Aksi 22 Mei
Baca: Seorang Perempuan Diduga Hendak Bunuh Diri, Loncat dari Rumah Radakng Pontianak