Dirkamsel Korlantas Polri: Tertib di Jalan, Kunci Mudik Mudik Lancar dan Nyaman
Kemacetan di jalan kerap mewarnai perjalanan pemudik menempuh jarak ratusan kilometer dari kota asal menuju kota tujuan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mudik Lebaran menjadi tradisi tahunan masyarakat Indonesia setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri tiba yang diisi dengan mudik ke kampung halaman untuk melakukan kegiatan silaturahim ke keluarga dekat dan kerabat.
Kemacetan di jalan kerap mewarnai perjalanan pemudik menempuh jarak ratusan kilometer dari kota asal menuju kota tujuan.
Dirkamsel Korlantas Polri Brigjen. Pol. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si menilai, kemacetan yang terjadi dalam jangka yang panjang bukan lagi menjadi masalah lalu lintas semata melainkan menjadi masalah sosial.
Pemicu kemacetan ini menurutnya berasal dari beragam faktor seperti kapasitas beban jalan yang sudah overload, kerusakan jalan, putaran, penyempitan, tingkat kepadatan, perilaku pengguna jalan, perilaku pengguna jalan yang melanggar aturan dan lain-lain.
Baca: 7 Tips Mudik Nyaman ke Kampung Halaman dengan Membawa Kendaraan Sendiri
"Faktor-faktor yang menjadi potensi terjadinya perlambatan atau kemacetan yang harus menjadi perhatian seperti persimpangan sebidang, botle neck, gate toll. Belum lagi ada perbaikan atau pembangunan jalan, pasar tumpah dan parkir sembarangan yang berdampak kemacetan sering dianggap wajar," ujar Brigjen. Pol. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si saat patroli jalur mudik Operasi Ketupat 2019.
Baca: Tujuh Trik Mudik Aman dengan Sepeda Motor, Hindari Perjalanan Malam Hari
Chryshnanda juga mengingatkan, mudik dengan menggunakan jalur jalan tol dengan jarak tempuh yang panjang memerlukan pemahaman dan penyiapan fisik, kendaraan, dan berbagai prediksi serta solusi. Karenanya, perlu kesiapan yang matang sebelum berangkat.
Baca: Balapan MotoGP di Sirkuit Mugello Tanpa Valentino Rossi, Pilih Tunggangi Motocross
Menurut Chryshnanda, selama ini upaya menurunkan fatalitas di jalan tol terus diupayakan agar memberi kenyamanan kepada masyarakat termasuk saat momen mudik termasuk pula penerapan sistem pemantauan hingga penegakkan hukum.
"Dengan sistem berbasis IT, kualitas pelayanan kepada publik dapat dirasakan secara signifikan oleh masyarakat dengan prima," ungkapnya.
Berkaitan dengan Program Road Safety, standar-standar pelayanan publik yang perlu diupayakan secara terus menerus secara sinergis dan berkesinambungan, Chryshnanda menyebutkan ada lima hal yang perlu menjadi perhatian. Yaitu:
1. Kelancaran, untuk memenuhi standar kapasitas, prioritas dan emergencynya.
2. Sistem pemantauan dan pendeteksian, volume arus/tingkat kepadatan arus lalu lintas
3. Standar volume kendaraan untuk kecepatan minimal maupun maksimal
4. Standar kapasitas untuk menentukan prioritas pengaturan tingkat kepadatan dari pengalihan arus, contra flow hingga sistem one way
5. Standar pelayanan di gate dan exit toll
Dia menambahkan, kesiapan petugas di lapangan untuk memberikan informasi serta solusi dalam kondisi darurat akan membantu mengurangi menurunkan emosi pengguna jalan yang terjebak dalam kemacetan.
"Yang paling penting untuk selalu diingat adalah keselamatan tetap merupakan prioritas pertama dan utama. Stop pelanggaran stop kecelakaan keselamatan untuk kemanusiaan," Chryshnanda mengingatkan.