7 Fakta Terkait Dugaan Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Sukoharjo, Pelaku Pakai Headset
Peristiwa ledakan bom bunuh diri terjadi di Pos Pengamanan atau Pospam Kartasura, Senin (3/6/2019).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Peristiwa ledakan bom bunuh diri terjadi di Pos Pengamanan atau Pospam Kartasura, Senin (3/6/2019).
Peristiwa ini merupakan insiden serangan ke-3 yang terjadi di pos polisi daerah Solo Raya.
Sebelumnya, peristiwa 2 pos polisi yang diduga dibakar oleh sekelompok orang, belum juga terpecahkan.
Kini, hanya sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri, seorang pria melakukan upaya bunuh diri di Pospam Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Berikut 7 fakta singkat insiden itu :
1. Tak Jauh dari Markas Kopassus
Pos Pengamanan yang menjadi lokasi bom bunuh diri, baru saja dibuat menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Pos itu dibuat untuk kegiatan pemantauan dan pengamanan arus mudik.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, Pospam tersebut terletak di persimpangan di simpang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Lokasi tersebut ternyata tidak jauh dari Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Kandang Menjangan, Kartasura.
Lokasi bom bunuh diri diperkirakan sekitar 1 kilometer dari Markas Kopassus.
Saat kejadian, terdapat 7 petugas penjaga pos yang piket.
Empat orang petugas berada di dalam pos.
Dan tiga lainnya sedang mengatur lalu lintas di sekitar Simpang Tiga Kartasura, yang saat itu lalu lintas cukup padat.
Tidak ada satu pun petugas yang terluka karena insiden ini.
2. Pelaku Jalan Pakai Headset
Seorang saksi bernama Rakian Rangga Putra Perdana mengatakan ledakan terjadi sekitar pukul 22.20 WIB.
"Saat saya membetulkan TOA di pos pantau Pospam 1 Tugu Kartasura, saya melihat orang yang tidak dikenal berjalan dari arah Selatan berjalan menuju Pospantau Pospam Tugu Kartasura."
"Dia memakai Kaos warna hitam dan celana Jeans dengan menggunakan headset," jelasnya.
Kemudian Rangga melihat orang yang tidak dikenal tersebut duduk di trotoar depan Pos Pantau Pospam Tugu Kartasura.
Kemudian sekitar pukul 22.30 WIB terjadi ledakan di depan Pos Pantau Pospam Tugu Kartasura yang mengakibatkan orang tidak dikenal tersebut luka-luka.
Dia bersama anggota Polri yang berada di Pos Pantau Pospam tugu Kartasura menyelamatkan diri dan mensterilkan TKP.
Orang yang tidak dikenal tersebut tergeletak dengan kondisi luka-luka.
Dalam pemeriksaan, pelaku diidentifikasi bernama Rofik Asharudin (22)
3. Kaki Masih Bergerak
Insiden bom bunuh diri terjadi di Pos Pengaman (Pospam) Lebaran 2019 di Tugu Kartasura milik Polres Sukoharjo, Senin (3/6/2019) malam sekitar pukul 22.30 WIB.
Vino, 25 tahun, saksi mata di lokasi kejadian menyebut ada seorang lelaki yang tergeletak usai ledakan.
"Suara ledakan seperti bom meletus," kata dia kepada awak media.
"Waktu saya lihat, kakinya masih bergerak," imbuhnya.
4. Kesaksian Dokter Jaga
Pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanan (Pospam) atau Pos Polisi Tugu Kartasura diketahui masih hidup.
Pelaku sempat mendapatkan pertolongan pertama di RS PKU Muhammadiyah Kartasura.
Rumah sakit ini berjarak 100 meter dari lokasi kejadian.
Dokter jaga RS PKU Muhammadiyah Kartasura, Ahmad Farji Purna Aji, menjadi salah satu dokter yang menangani pelaku.
Ahmad mengatakan, pelaku dibawa oleh polisi ke rumah sakit dengan mobil patroli milik Polsek Kartasura yang dijaga ketat.
"Datang sebelum pukul 24.00 WIB dalam kondisi terluka cukup parah," katanya kepada TribunSolo.com di rumah sakit yang berada di Jalan Slamet Riyadi, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Senin (3/6/2019).
Ahmad menerangkan, dia bersama perawat melakukan pertolongan di IGD dengan memberikan infus atau oksigen.
"Ada luka yang dijahit," tuturnya singkat.
Tapi Ahmad enggan membeberkan bagian apa saja yang mendapat jahitan karena luka robek dari ledakan bom bunuh diri.
"Habis itu langsung dirujuk ke RS Ortopedi di Jalan Ahmad Yani, hanya berjarak beberapa KM dari sini," tuturnya.
5. Pelaku Tak Pernah Lagi ke Masjid
Dari informasi yang diperoleh TribunSolo.com, terduga pelaku bernama Rofik Asharudin.
Sehari-hari, dia dikenal suka berburu burung liar.
Pria berusia 22 tahun tersebut beralamatkan di Dusun Kranggan Kulon, Desa Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo.
Oleh warga, Rofik dikenal sebagai sosok yang tertutup setelah lulus dari Madrasah Aliyah Negeri.
Dulu Rofik kerap mendatangi masjid.
Namun setelah lulus dari MAN di Solo, Rofik jarang terlihat di masjid.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dusun Kranggan Kulon, Sudalmanto (51).
"(Rofik) tertutup setelah lulus MAN, biasanya dulu ke masjid tapi sekarang nggak pernah," kata Sudalmanto kepada TribunSolo.com.
"Nggak pernah berinteraksi di kampung," imbuhnya.
Sudalmanto menjelaskan, Rofik tidak memiliki pekerjaan tetap.
Sehari-sehari, Rofik disebut kerja serabutan sebagai penangkap burung.
Rofik juga pernah berjualan gorengan.
"Pekerjaannya terkadang tulup (menangkap) burung," kata Sudalmanto.
"Sempat jualan gorengan," imbuhnya.
Sudalmanto menegaskan, Rofik berubah drastis semenjak lulus MAN.
Rofik sempat kuliah di salah satu perguruan tinggi, namun tak selesai dan memilih keluar.
Orangtua Rofik, sang ayah bekerja sebagai tukang jahit.
Sedangkan ibunya adalah seorang Ibu Rumah Tangga.
Rofik merupakan anak kedua dari 3 bersaudara.
Orangtua Rofik sangat kaget atas kejadian yang menimpa anaknya.
"Orangtuanya syok, tadi saya masih sempat tarawih bersama mereka," pungkas Sudalmanto.
6. Lekatkan Peledak
Menurut Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, pelaku pengeboman yang sudah teridentifakasi satu orang.
Pelaku yang melakukan ledakan di Pospam 01 Kartasura ini, gagal melukai petugas, sehingga korban dalam kejadian ini hanya pelaku pemboman.
"Korban satu orang, yang menjadi korban itu terduga pelaku."
"Dia terduga pelaku karena bahan peledak menempel di bagian tangan, pinggang, dan kaki," katanya usai meninjau lokasi ledakan, Selasa (4/6/2019).
Dia menambahkan, pelaku saat ini kritis dan dilarikan di rumah sakit, serta mendapatkan pengawalan ketat dari petugas keamanan.
"Belum ada korban lain, petugas kami tidak terluka, dan kejadian itu juga tidak melukai masyarakat disekitar lokasi," katanya.
7. Sempat Menghilang Tiga Bulan
Pelaku bom bunuh diri, Rofik Asharudin (22) di Pos Pengamanam (Pospam) Kartasura diketahui pernah menghilang tiga bulan lamanya.
Hal ini terungkap dari rekan-rekan pelaku saat menyaksikan penggeledahan oleh Detasmen Khusus (Densus) Antiteror 88 di rumahnya di
Baca: Olah TKP Ledakan Bom di Pospam Kartasura Dijaga Ketat
Dukuh Kranggan Kulon RT 1 RW 2, Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari.
"Pernah dikabarkan hilang 3 bulan pada tahun lalu," ungkap rekan sepermainan kala SMP, Wawan (20) sembari menyaksikan penggeledahan yang di hadiri Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko A Dahniel dan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjend TNI Mohammad Effendi.
"Dulu sempat dicari-cari tidak tahu keberadaannya di mana, namanya di kampung kan semua orang tahu," tuturnya membeberkan.
Namun lanjut dia, tiba-tiba sudah ketemu dan pulang ke rumah seperti sedia kala.
"Hanya saja jarang ngumpul sama teman-teman seumurannya," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul 6 Fakta Insiden Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura, Watak Pelaku Berubah Sejak Lulus Madrasah
Baca: Dini Hari Tadi, Pelaku Bom Bunuh Diri Dibawa ke RS Bhayangkara Semarang
Baca: Densus 88 Sita Kabel, Arang, dan Serbuk Putih dari Rumah Terduga Pelaku Bom Sukoharjo
Baca: Mobil Jokowi Dikejar Wanita Berbaju Merah Muda Saat Terjebak Macet di Kota Bogor
Baca: Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Pos Polisi Kartasura Sehari-hari Bekerja Sebagai Penjual Gorengan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.