Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Komandan NII: Waspadai Ormas Kloningan Radikal Yang Secara Nama Seolah-olah Nasionalis

Ken menjelaskan, banyak jaringan baru muncul akibat kekecewaan terhadap pemerintah

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Eks Komandan NII: Waspadai Ormas Kloningan Radikal Yang Secara Nama Seolah-olah Nasionalis
TribunSolo.com/Istimewa/Asep Abdullah Rowi
Foto pelaku usaha bom bunuh diri di Pos Pengamanan Kartasura, Rofik Asharudin. (Kanan) Foto saat Rofik tergeletak usai meledakkan diri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pendiri NII Crisis Center yang juga merupakan eks kelompok radikal Ken Setiawan mengapresiasi gerak cepat aparat dalam rangka penindakan terhadap para pelaku teroris di beberapa daerah yang diduga akan melakukan aksi amaliyah teror bom.

Walaupun ada yang sempat meledakan diri di Solo, namun penangkapan puluhan calon pelaku yang sudah mempersiapkan amaliyah dianggap sudah cukup membuat masyarakat tenang.

Sebab menurut mantan komandan NII itu, bila meledak semua maka tidak mustahil kondisi tanah air bakal terjadi konflik seperti suriah.

Aksi di Solo walaupun tidak menimbulkan korban jiwa, namun Ken berharap masyarakat tetap waspada.

Karena tidak mustahil masih ada calon pelaku yang belum tertangkap sebab kini jaringan kelompok radikal tidak terstuktur menggunakan jalur komando.

"Jadi siapapun yang punya ketrampilan membuat buat bom maka bisa melakukan aksi kapan pun dan dimanapun mereka mau. Ini sangat berbahaya karena bisa saja lepas dari pantaun aparat," ujar Ken, kepada Tribunnews.com, Selasa (4//6/2019).

Ken Setiawan, mantan anggota NII sekaligus ketua NII Crisis Center saat wawancara dengan wartawan di hotel best western solobaru, selasa (18/12/2018)
Ken Setiawan, mantan anggota NII sekaligus ketua NII Crisis Center saat wawancara dengan wartawan di hotel best western solobaru, selasa (18/12/2018) (TribunSolo.com/Agil Tri)

Ken menjelaskan, banyak jaringan baru muncul akibat kekecewaan terhadap pemerintah karena temen teman sepemikiran mereka ditangkap aparat.

Berita Rekomendasi

Juga karena aparat dianggap tidak mendukung bahkan menghalang-halangi mereka dalam memperjuangkan konsep khilafah yang di gaungkan kelompok radikal.

Baca: Dirawat 10 Hari, Jusuf Kalla Sampaikan Permintaan Maaf Tak Hadir di Pemakaman Ani Yudhoyono

"Bahasa mereka aparat itu memadamkan cahaya Allah. Makanya salah satu sasaran para pelaku teroris adalah aparat keamanan," jelas Ken.

Untuk itu Ken meminta masyarakat mewaspadai organisasi radikal kloningan mereka seperti NKRI yang ternyata bukanlah Negara Kesatuan Republik Indonesia, melainkan Negara Khilafah Rasyidah Islamiyah.

Pun NU yang bukanlah Nahdlatul Ulama, tapi adalah Nadhlotul Umat.

Selain itu juga Harakah Sunny untuk Masyarakat Indonesia (Hasmi), Komunitas Royatul Islam (KARIM), dan lainnya.

Densus 88 menggeledah rumah pelaku saat tiga anggota Gegana melakukan olah TKP dugaan bom bunuh diri di pos Pantau Polres Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari
Densus 88 menggeledah rumah pelaku saat tiga anggota Gegana melakukan olah TKP dugaan bom bunuh diri di pos Pantau Polres Sukoharjo, Selasa (4/6/2019) dini hari (Tribun Jateng/Daniel Ari Purnomo)

"Organisasi kloningan mereka yang secara nama cukup bagus dan hampir menipu masyarakat seolah olah mereka nasionalisme tapi mereka anti terhadap pancasila dan anti terhadap pemerintah," tegas Ken.

Bom Bunuh Diri Di Pospam Sukoharjo

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas