Menhub Tinjau Aktivitas Pelayaran Pelabuhan Kaliadem, Pastikan Pelayanan Berjalan Baik
Menhub mengkritisi sistem ticketing kapal yang masih bersifat tradisional, yakni membeli langsung di pelabuhan
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau Pelabuhan Kaliadem, Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat (7/6/2019) pagi.
Tinjauan ini bertujuan untuk memastikan manajemen pelayanan dan keselamatan pelayaran rakyat di Pelabuhan Kaliadem yang pada masa Libur Lebaran ini dipadati penumpang dapat berjalan dengan baik.
“Hari ini saya memastikan agar semua manajemen pengelolaan Pelabuhan Kaliadem ini berlangsung dengan baik. Over all ada suatu persiapan yang relatif baik, tadi saya cek. Jadi kalau mau berjalan dengan baik itu sederhana, kuncinya adalah dilakukan secara konsisten. Karena kalau konsistensi itu tidak ada, akan percuma,” kata Menhub di lokasi.
Dalam peninjauan, Menhub Budi mengecek kelengkapan surat-surat kapal, kelengkapan alat-alat keselamatan di dalam kapal, kesesuaian data manifest kapal, serta kelengkapan surat nakhoda dan awak kapal.
Beberapa hal yang menjadi catatan penting Menhub adalah masalah manifest penumpang dan sistem ticketing kapal.
Baca: Unggah Foto Lebaran Tahun Ini dan Tahun Lalu, Annisa Pohan: Kami Berusaha Tersenyum Demi Memo
Terkait manifes, Menhub menekankan tidak boleh ada penumpang yang berangkat tanpa masuk manifes, karena manifes tersebut akan dicocokkan dengan kemampuan kapal.
Tidak boleh ada kapal yang melebihi kapasitas.
“Prosedur ini adalah prosedur baku, saya minta kepada kepala pelabuhan dan semua petugas-petugas ini melakukan proses yang namanya membuat manifes dan mengecek di kapal apakah benar, ada manifes tetapi tidak di cek di kapal juga salah. Ini yang sering terjadi, bisa saja jumlahnya bertambah. Saya memastikan bahwa tidak boleh ada kapal yang melebihi kapasitas, tidak boleh ada penumpang yang berangkat tanpa masuk manifes,” jelasnya.
Menhub juga meminta sebelum kapal diberangkatkan, agar koordinasi dengan stakeholder terkait seperti Kepolisian dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dilakukan secara konsisten.
Menhub juga mengkritisi sistem ticketing kapal yang masih bersifat tradisional, yakni membeli langsung di pelabuhan.
Baca: Soal Kemungkinan Diminta Jadi Menteri Lagi, Budi Karya Sumadi: Jalannya Allah Saja
Ia menghimbau kepada pengelola agar sistem ini diperbaiki dengan cara menjual tiket secara online. Penjualan tiket secara online juga akan memudahkan pencatatan manifes dan pengecekan penumpang.
“Jadi saya pikir suatu manajemen pertiketan belum maksimal di sini. Oleh karenanya saya menghimbau tim dari DKI untuk sistem tiketnya itu dari online saja sehingga dari awal kita sudah tahu manifesnya itu siapa dan tinggal di print saja, tidak ditulis dengan tangan. Itu perlu kita evaluasi,” tutur Menhub.
Dari pantauannya, pelabuhan Kali Adem dipenuhi warga yang hendak berwisata ke Kepulauan Seribu.
Menhub mengungkapkan, pada hari ini ada sekitar 5000 penumpang yang berlayar melalui Pelabuhan Kaliadem.
Baca: Unggah Foto Lebaran Tahun Ini dan Tahun Lalu, Annisa Pohan: Kami Berusaha Tersenyum Demi Memo
“Kami dengar bisasanya di tempat ini hanya 400 penumpang, tapi kemarin mencapai 3000 penumpang bahkan hari ini sudah mencapai 5000 penumpang jadi lebih dari 10 kali lipat. Kalau dilihat dari kapasitas, masih memungkingkan untuk 5000 orang. Apabila terjadi kekurangan maka akan kita datangkan kapal lain atau kapal negara dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,” ujarnya.
Himbauan Menhub untuk masyarakat yang akan berlayar yakni upayakan membeli tiket melalui online, kemudian jangan memaksakan diri untuk ikut kapal yang sudah over kapasitas, selalu mengenakan lifejacket saat berlayar dengan kapal, serta menjaga etika di dalam kapal.
“Membeli tiket melalui online akan memudahkan proses, begitu sampai sudah tinggal mendaftarkan saja tidak perlu membayar lagi. Lalu jangan memaksakan diri untuk ikut kapal yang sudah over kapasitas karena itu membahayakan diri sendiri. Kemudian lifejacket karena itu adalah bagian suatu keselamatan yang mutlak harus dilakukan. Dan yang keempat adalah dengan menjaga etika, jangan ribut, jangan bergerak dengan suatu hal yang berlebihan di dalam kapal karena kita tidak tau pada suatu saat tertentu ada ombak, jadi ketenangan dari masyarakat itu penting,” imbau Menhub.
Sedangkan untuk pemilik kapal, Menhub menghimbau agar menomorsatukan keselamatan dari pada keuntungan semata.
Perhatikan kondisi kelaikan kapal dan lakukan pengawasan secara rutin.
“Kepada pemilik kapal, hari-hari ini adalah hari dimana mereka memetik keuntungan. Tapi harus diingat bahwa dalam transportasi, keselamatan adalah satu keharusan, jadi jangan abaikan itu. Artinya pertama kali perbaiki rawat kapal sesuai dengan standar, dan harus dilakukan rampcheck, rekrut nahkoda yang memiliki kualifikasi, kemudian melakukan kegiatan pendaftaran secara online. Serta terakhir awasi mereka yang melakukan kegiatan ini. Jadi owner kapal jangan hanya dirumah, tapi lihat juga ke lapangan apa yang dilakukan oleh pegawai-pegawainya,” pungkas Menhub.