Pengamat: Berhasil di Jagorawi, Sistem Terbuka Juga Sukses di Japek
Relokasi Gerbang Tol Cikarang Utama (GT Cikarut) bisa dinilai berkontribusi besar dalam kelancaran arus mudik dan balik 2019.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Relokasi Gerbang Tol Cikarang Utama (GT Cikarut) bisa dinilai berkontribusi besar dalam kelancaran arus mudik dan balik 2019.
Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna, menjelaskan bahwa relokasi GT Cikarut mengurai penumpukan antrian kendaraan yang sebelumnya terpusat di GT Cikarang Utama.
Sebelumnya penumpukan terjadi karena baik arus yang hendak menuju Gerbang Tol Utama Cikampek maupun yang akan menuju ke arah Bandung melalui ruas jalan tol Cikampek arah Purbaleunyi menjadi satu.
Yayat menambahkan bahwa keberhasilan dalam mengurai kemacetan arus mudik tahun ini tidak terlepas dari sinerjitas sejumlah stakeholders.
“Mengatur kelancaran 1 juta lebih arus kendaraan antar kota dalam satu periode waktu yang sama bukanlah hal yang mudah. Fenomena mudik secara masif mungkin hanya terjadi di Indonesia pada saat lebaran” jelas Yayat.
Baca: Raditya Dika Ikut Sindir Angela Gilsha Soal Tangisan Bayi di Pesawat: Logikanya Salah
Baca: Jelang Sidang Gugatan Pilpres 2019, BPN Minta Komisioner KPU Diberhentikan hingga Pernyataan Prabowo
BPJT, Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, BUJT dan Korlantas Polri, jelasnya, telah bekerjasama dengan baik dalam menjalankan peranya masing-masing mengatur arus mudik tahun ini.
“Sistem terbuka sudah terbukti berhasil pada penerapannya di ruas jalan tol Jagorawi yang dimulai tahun 2017 dan mampu mengakomodasi transportasi laju perkembangan kota di sekitarnya,” ungkap Yayat.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, musim mudik lebaran tahun ini terpantau jauh lebih lancar. Kelancaran perjalanan mudik Lebaran 2019 terutama yang melalui Tol Trans-Jawa seakan berhasil menggeser mitos lama terkait mudik lebaran yang pada pelaksanaan mudik di tahun tahun sebelumnya dipastikan selalu identik dengan antrian panjang dan kecelekaan.
“Kelancaran arus mudik dan balik adalah menifestasi dari bentuk kematangan persiapan baik dari mulai fasilitas tambahan dan kelayakan rest area, relokasi GT yang dianggap menghambat laju daripada kendaraan yang melintas," tambah Yayat.
Adapun yang masih perlu diperhatikan dan tentunya menjadi catatan bagi seluruh pihak yang menangangi jalan tol adalah terkait arus balik.
Baca: Jelang Sidang Gugatan Pilpres 2019, BPN Minta Komisioner KPU Diberhentikan hingga Pernyataan Prabowo
Baca: Strategi Allianz Indonesia Siapkan Kualitas dan Kompetensi SDM di Era Transformasi Digital
“Tidak dipungkiri bahwa untuk arus balik sendiri masih terjadi penumpukan antrian kendaraan di sejumlah ruas jalan tol, namun kepadatan dan kelambatan dalam perjalanan tersebut tetap masih dalam kondisi yang relatif lancar dan ditambah dengan kesigapan para petugas yang dalam mengambil keputusan dalam upaya mengurai antrian kepadatan saat arus balik berlangsung," jelas Yayat.
Dalam kesempatan lain, Sekjen Gapensi, Andi Rukman Karumpa, turut menilai mudik Lebaran tahun 2019 ini merupakan yang terlancar dibanding mudik di Lebaran tahun sebelumnya.
"Jakarta ke Surabaya, sekarang bisa ditempuh di bawah 10 jam. Jakarta ke Situbondo bahkan ditempuh hanya 14 jam. Padahal dulunya bisa 20 jam. Begitu juga dengan Jakarta-Palembang. Karena ruas tol terpanjang Bakauheuni-Palembang, maka Jakarta-Palembang dapat ditempuh hanya 8 jam," jelas Andi.
Selain lebih lancar, yang paling penting dari pada mudik 2019 ini adalah menurunya angka kecelakaan yang drastis. Data Korlantas menyebutkan bahwa angka kecelakaan menurun 65% dibandingkan dengan musim mudik 2018.
“Jumlah kecelakaan selama arus mudik dan balik Lebaran 2019 sejak 29 Mei 2019 hingga Minggu (9/6/2019) yaitu 529 kejadian. Sementara itu, di tahun 2018, ada 1.491 kejadian pada periode yang sama," ungkap Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Benyamin
Baca: Bagaimana Marsha Timothy Perlakukan Barang Pemberian Mantan Pacar?
Baca: Harapan Yosep Adi Prasetyo Untuk Penerusnya di Dewan Pers
PARAEI (Pengurus asosiasi rest area Indonesia) dalam rapat BPJT dengan korlantas dan BUJT saat rapat evaluasi arus mudik Juni 2019 menyatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi positif terkait pendapatan selama arus mudik dan balik Lebaran 2019.
“Kami masih mengumpulkan data dari anggota, tapi terlihat jelas dari pandangan mata bahwa jumlah arus pelanggan naik berkali lipat dibandingkan dengan hari biasa atau ahir minggu sekalipun, hal ini tentunya menggembirakan anggota kami,” Sekjen Parei.
Irra Susiyanti, Corporate Communications Department Head, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, menyatakan bahwa volume lalu lintas arus mudik dan balik Lebaran 2019 di Jalan Tol Jakarta-Cikampek adalah yang terbesar sepanjang sejarah jalan tol di Indonesia.
“Angka tersebut memecahkan rekor sebelumnya, pada periode yang sama di tahun 2018. Total lalu lintas mudik 2019 adalah sebesar 1,21 juta kendaraan yang melintas pada H-1 s.d. H-7, sementara arus balik H+1 s.d H+4 lebaran, sekitar 916 ribu kendaraan telah kembali ke Jakarta.” jelas Irra.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.