Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi Tawarkan Oposisi Bergabung, Pengamat: Prabowo Berkeras Gerindra Tak Bergabung

Dia tidak yakin Prabowo akan mengambil tawaran Jokowi untuk bergabung ke koalisi pemerintah.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Jokowi Tawarkan Oposisi Bergabung, Pengamat: Prabowo Berkeras Gerindra Tak Bergabung
Kolase Tribun Video
Prabowo dan Jokowi saat kampanye di Stadion Sriwedari, Solo, Rabu (10/4/2019) - Prabowo, dan Selasa (9/4/2019) - Jokowi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo membuka pintu selebar-lebarnya bagi partai politik oposisi untuk bergabung bersama partai politik pendukung pemerintah periode 2019-2024.

Terutama bagi Partai Gerindra yang dipimpin rival Jokowi dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto.

Pengamat politik Leo Agustino berpendapat tawaran Jokowi itu disampaikan dalam rangka menurunkan tensi politik yang tengah tinggi setelah pilpres 2019 berlalu.

"Ajakan Pak Jokowi harus dipahami dalam konteks ini. Artinya, Pak Jokowi berharap semua pihak tidak lagi “berkelahi” untuk hal-hal yang tidak elementer," ujar Leo Agustino kepada Tribunnews.com, Kamis (13/6/2019).

Jokowi dan Prabowo
Jokowi dan Prabowo (Instagram @jokowi / @prabowo)

Selain itu mengikut logika Jokowi, membangun negara secara bersama-sama di balik tawaran bergabungnya partai politik oposisi ke koalisi pemerintahan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.

"Walau sebenarnya kita tetap membutuhkan penyeimbang bagi kerja-kerja pemerintah. Tapi benar bahwa membangun negara akan jauh lebih efektif apabila elemen-elemen politiknya tidak berpecah, tapi bersatu," tegasnya.

Apakah mungkin Gerindra bergabung?

BERITA TERKAIT

Dia tidak yakin Prabowo akan mengambil tawaran Jokowi untuk bergabung ke koalisi pemerintah.

Baca: Pengamat Tak Setuju Paslon 01 Didiskualifikasi, Begini Argumennya

Artinya Gerindra akan tetap berada di luar pemerintah atau mengambil posisi sebagai oposisi.

"Kelihatannya Prabowo agak berkeras untuk tidak bergabung ke dalam koalisi 01. Meski pernyataannya jauh lebih teduh pasca kepulangannya dari luar negeri kemarin," jelas Leo Agustino.

Begitu juga dengan PKS masih berkukuh untuk menjadi oposisi bagi pemerintah.

"Saya kira ini keputusan yang ideal bagi sistem demokrasi Indonesia," ucapnya.

Jokowi Buka Pintu Jika Gerindra Ingin Gabung

Presiden Joko Widodo membuka pintu selebar-lebarnya bagi partai politik oposisi untuk bergabung bersama partai politik pendukung pemerintah periode 2019-2024.

Terutama bagi Partai Gerindra yang dipimpin rival Jokowi dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto.

Sebagaimana dikutip dari wawancara khusus dengan Jakarta Post, Rabu (11/6/2019) kemarin, Jokowi mengaku, membuka diri bagi siapa saja yang ingin bekerja sama membangun negara.

“Saya terbuka kepada siapa saja yang ingin bekerja sama untuk mengembangkan dan membangun negara bersama,” ujar Jokowi saat ditanya spesifik mengenai kemungkinan masuknya Gerindra ke koalisi pendukung pemerintah.

Ketua tim kuasa hukum calon Presiden dan calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Bambang Widjojanto ketika mendatangi Mahkamah Konstitusi untuk mengajukan revisi berkas gugatan Pilpres dan mendaftarkan alat bukti tambahan pada Senin (10/6/2019).
Ketua tim kuasa hukum calon Presiden dan calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Bambang Widjojanto ketika mendatangi Mahkamah Konstitusi untuk mengajukan revisi berkas gugatan Pilpres dan mendaftarkan alat bukti tambahan pada Senin (10/6/2019). (Gita Irawan)

“Sangat tidak mungkin bagi kami untuk membangun negara sebesar Indonesia sendirian. Kami membutuhkan kerja bersama,” lanjut dia.

Posisi Gerindra di DPR periode 2019-2024 relatif kuat. Pada Pileg 2019, Gerindra menempati urutan ketiga parpol yang memperoleh suara terbanyak dengan 17.594.839 suara atau 12,57 persen.

Meski demikian, Jokowi menegaskan, prinsip yang akan dikedepankan adalah musyawarah untuk mufakat sekaligus kontrol yang baik dalam menjalankan pemerintahan.

“Semangat kita tetap musyawarah untuk mufakat. Bagaimanapun, sebuah negara demokrasi besar tetap membutuhkan kontrol, baik dari internal maupun dari eksternal,” ujar Presiden.

Lebih akrab dengan Gerindra Masih dikutip dari Jakarta Post, elite tiga parpol pendukung pemerintah, yakni PDI-P, PKB dan PPP juga telah berbincang mengenai kemungkinan mengundang Gerindra bergabung ke koalisi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas