Polemik Maskapai, Chappy Hakim Usul Pemerintah Bentuk Lembaga Ini
Chappy menyebut pesoalan mahalnya harga tiket merupakan puncak gunung es, bukan terjadi karena tiba-tiba, namun akibat proses panjang.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM - "Perencanaan penerbangan nasional tidak jelas. Kita hanya berjalan seperti begitu saja. Sampai sekarang akhirnya jumlah maskapai di Indonesia terhitung jari."
Pengamat Penerbangan sekaligus Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Chappy Hakim berujar dalam live talkshow di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (15/6/2019).
Penulis buku dari Segara ke Angkasa ini melihat permasalahan penerbangan tanah air semakin kompleks, menurutnya tidak elok, moda transportasi udara sebagai backbone harus berada di titik nadir.
Chappy mengusulkan agar pemerintah segera membentuk lembaga yang dapat memberikan masukan terkait persoalan dalam dunia penerbangan nasional.
"Seharusnya permasalahan lintas sektorat ini saya pandang perlu ada Dewan Penerbangan Nasional sebagai wadah memecahkan masalah bersifat lintas kementerian," ujarnya.
Dewan Penerbangan Nasional sempat diusulkan Chappy ketika permasalahan bagasi berbayar muncul ke permukaan.
Depanri (Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia) pernah dibentuk pada Oktober tahun 1993. Dewan ini kemudian dibubarkan pada Desember tahun 2014 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 176 Tahun 2014.
"Permasalahan maskapai bukan hanya tanggung jawab Kementerian Perhubungan. Hampir seluruhnya terlibat," lugas Chappy.
Langkah jangka pendek, menurut Chappy, stakeholder harus bisa duduk bersama, hilangkan rasa saling salah-menyalahkan.
Di kesempatan sebelumnya Chappy meminta pemerintah mengkaji ulang rencana mengundang maskapai asing sebagai solusi menurunkan harga tiket pesawat domestik.
Menurutnya hal itu bukan jaminan harga tiket pesawat bisa turun.
"Kita harus benar-benar bisa memahami bahwa masalah-masalah yang kita hadapi di dunia penerbangan harus ditelaah terlebih dahulu," ujarnya.
"Apa sebenarnya yang terjadi? Jangan terlalu cepat kita menanjak puncak gunung es lalu kita gagal, lalu kita mengundang maskapai asing," sambung dia.
Chappy menyebut pesoalan mahalnya harga tiket merupakan puncak gunung es, bukan terjadi karena tiba-tiba, namun akibat proses panjang.
Mulai dari persaingan tiket murah sejak beberapa tahun lalu, naiknya harga avtur, pajak suku cadang, hingga kurs dollar yang menjadi beban maskapai.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu adanya telaah dalam sebelum memutuskan untuk mengundang maskapai asing.