Soekarno Terpaksa Hentikan Pidato Penting Pasca G30S/PKI Gara-gara Baca Nota Mencekam dari Ajudan
Soekarno terpaksa hentikan pidato penting pasca G30S/PKI setelah membaca nota penting yang disampaikan ajudannya. Isinya mencekam.
Editor: Januar Adi Sagita
Laporan reporter TribunJatim.com, Ani Susanti
TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa September 1965 menjadi titik balik sistem politik Indonesia berikut rezim yang menguasainya.
Enam jenderal dan seorang perwira menjadi korban yang kemudian dianggap sebagai tanggung jawab PKI.
Di sebuah sumur tua di kawasan Lubang Buaya, jenazah ketujuh tentara itu ditanam.
Pasca peristiwa tersebut, situasi politik, khususnya di Jakarta pun semakin memanas.
Panasnya suhu politik pun berlangsung hingga berbulan-bulan kemudian dengan Presiden Soekarno sebagai sasaran utama.
Para mahasiswa yang tergabung dalam KAMI pun melakukan aksi, dan mendesak pemerintahan Soekarno membubarkan PKI.
Dalam buku "Soeharto, Bagaimana Ia Bisa Melanggengkan Kekuasaan Selama 32 Tahun?", karangan Peter Kasenda, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No 41/Kogam/1966 yang berisi pembubaran KAMI.
Soekarno pun mengambil langkah strategis untuk meredakan ketegangan politik nasional kala itu.
Langkah Politik Soekarno
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.