Temuan Baru Kerusuhan 22 Mei 2019, Diduga Korban Dieksekusi di Satu Lokasi
SAYA mencermati temuan baru kasus misteri tewasnya 9 orang saat kerusuhan 21-22 Mei lalu. Ada tiga hal yang dapat dicermati dari perkembangan ini.
Editor: Daryono
Sementara, diperkirakan, buyar massa yang dihalau akan lari menuju perkampungan di sekitar wilayah markas FPI.
Ada kecurigaan, kerusuhan sengaja diciptakan di wilayah itu sebagai provokasi.
Temuan baru AIMAN
Saya mencari fakta-fakta baru di lapangan untuk menguatkan kecurigaan ini.
Saya mencari saksi mata yang bisa bercerita tentang malam-malam yang penuh ketegangan saat itu.
Saya bertemu dengan dua orang saksi mata dari kedua belah pihak, warga di sekitar Asrama Brimob dan warga di sekitar Petamburan.
Keduanya menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera.
Dari hasil perbincangan dengan mereka, saya mendapat fakta, bahwa pada malam itu hampir semua pintu rumah warga digedor oleh orang-orang tak dikenal.
Sambil menggedor pintu, orang-orang itu berteriak, "Ayo keluar, kita diserang, ...perang.. perang...!"
Sementara dari pihak warga di Kompleks Brimob Polri, yang juga menolak untuk saya wawancara menggunakan kamera, menyatakan, "Kami menggunakan peluru hampa dan karet, Mas. Tidak ada peluru tajam yang kami gunakan untuk menghalau massa agar jangan brutal membakar dan melempari mobil!"
Singkat cerita, malam itu korban tewas berjatuhan.
Saya mendapat informasi dari sebuah sumber, ada dugaan korban dieksekusi di sebuah tempat lalu jasadnya di "drop" di titik kerusuhan sekitar Petamburan-Slipi, Jakarta.
Tiga korban masih berstatus anak.
Yang paling muda berusia 15 dan 16 tahun, masing - masing bernama Harun Rasyid dan Reyhan Fajari.