BPN Tak Setuju Pertemuan Prabowo dan Jokowi Disebut Rekonsiliasi
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak tak setuju dengan penggunaan diksi rekonsiliasi
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pihak menanti terwujudnya pertemuan antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) usai Pilpres 2019 sebagai upaya rekonsiliasi dua kubu yang berkompetisi.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak tak setuju dengan penggunaan diksi rekonsiliasi.
Baca: Moeldoko sebut 40 Ribu Personel Gabungan Amankan Gedung MK saat Putusan
Menurutnya, pertemuan Prabowo dan Jokowi serta lobi politik di antara kedua kubu setelah Pilpres adalah sebuah peristiwa politik yang biasa.
“Saya keberatan dengan penggunaan diksi rekonsiliasi, karena Pilpres ini kompetisi biasa, yang kalah kalau mau jadi oposisi bisa, mau gabung dengan yang berkuasa tidak masalah. Tidak ada konflik di situ sehingga tak bisa disebut rekonsiliasi,” ungkap Dahnil di Posko BPN, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (26/6/2019).
Dahnil menegaskan jika ada rekonsiliasi pun seharusnya yang melakukannya adalah pemerintah kepada rakyatnya.
“Terutama dari pemerintah kepada rakyat yang merasa dirugikan atas kebijakan pemerintah. Dan juga rekonsiliasi atas narasi yang menyakiti rakyat misal menuduh yang tidak sejalan dengan pemerintah sebagai anti-Pancasila, radikalis, Islam garis keras, dan sebagainya, di dalam pihak yang dituduh itu tertanam kebencian dan permusuhan,” ungkapnya.
Oleh karena itu Dahnil mengatakan pemerintah seharusnya melakukan rekonsiliasi dengan masyarakat setelah penyelenggaraan Pemilu 2019.
Baca: Polri Prediksi Aksi 27 Juni Tak akan Semasif Aksi 21-22 Mei
“Menurut saya ada dendam politik yang sedang berlangsung dan itu berbahaya,” pungkasnya.
Pihak BPN sendiri mengatakan Prabowo akan membicarakan rencana pertemuan dengan Jokowi bersama partai Koalisi Indonesia Adil Makmur usai pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi.
Ada Kelompok Tak Ingin Jokowi dan Prabowo Rekonsiliasi
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mensinyalir ada kelompok yang tak bisa menerima terwujudnya rekonsiliasi antara Joko Widodo atau Jokowi dengan Prabowo Subianto.
"Kami mensinyalir ya, ada bahwa proses menuju rekonsiliasi berjalan dengan baik. Tapi ada kelompok-kelompok yang tidak bisa menerima itu," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Rabu (26/6/2019).
Baca: Sempat Dibatalkan, Ustaz Felix Siauw Tetap Isi Ceramah di Masjid Balai Kota DKI
Selain itu Moeldoko mengatakan, kelompok-kelompok ini tetap ngotot ingin turun ke jalan saat sidang putusan sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi pada Kamis (27/6/2019) besok.
Padahal, baik kubu Jokowi dan Prabowo sudah mengimbau para pendukungnya untuk tidak turun ke jalan.
Menurut Moeldoko, kelompok tersebut memang memiliki agenda dan kepentingan lain.
"Kami sudah tahu itu, siapa-siapa sudah tahu. Kelompok mana saja sudah kami petakan. Mapping semuanya," kata mantan Panglima TNI ini.
Namun, saat ditanya identitas kelompok yang dimaksud, Moeldoko enggan menyebutkannya.
Baca: Melawan Keterbatasan, Agus Melukis dengan Mulut dan Kaki Hingga Membawanya ke Dunia Internasional
Ia hanya memastikan bahwa kelompok ini akan berhadapan dengan hukum jika melakukan pelanggaran.
"Ini kan negara demokrasi yang kedepankan hukum sebagai panglima. Siapa pun yang tidak patuh ya pasti akan berhadapan dengan hukum, kan begitu," kata dia.
Luhut ; Tak Ada yang Tak Mungkin
Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bisa saja Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mendatangi rumah Prabowo Subianto pasca gelaran Pemilu Presien.
Hal tersebut pernah terjadi 5 tahun lalu usai penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014.
Baca: Andre Protes Prediksi Faldo Maldini Soal Prabowo Mungkin Gabung ke Jokowi : Melukai Perasaan Kami
"Ya bisa saja terjadi begitu. Tidak ada yang tidak mungkin," kata Luhut Binsar Pandjaitan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (25/6/2019).
Melihat karakter dan sifat Jokowi yang hangat dan bersahaja, menurut Luhut sangat mungkin kejadian tersebut terulang.
Jokowi bersedia menatangi rumah Prabowo, karena tujuan rekonsiliasi atau pertemuan adalah untuk kepentingan bangsa dan negara.
"Dia orang yang sangat bersahaja, ibunya bersahaja. Dan untuk kepentingan negara, saya kira Pak Jokowi tidak akan pernah sungkan untuk berbuat apa saja," katanya.
Luhut mengatakan Jokowi sangat menginginkan adanya rekonsiliasi pasca Pilpres 2019.
Baca: Pengacara Sebut Ada Upaya Pembungkaman di Balik Proses Hukum Ratna Sarumpaet
Menurut Luhut, keinginannya tersebut akan tersirat dalam pidato presiden terpilih yang digelar setelah putusan MK.
"Insyaallah semua baik-baik, tentu nanti presiden akan menyampaikan pidato sebagai presiden terpilih. Insyaallah akan mengajak supaya kita ramai-ramai membangun negara kita ini," pungkasnya.
Jokowi Beberapa Kali Hubungi Prabowo
Ketua DPP Gerindra Sodiq Mujahid mengatakan bahwa Joko Widodo ( Jokowi) beberapa kali mencoba membuka komunikasi dengan Prabowo Subianto seusai Pemilu Presiden 2019.
Hanya saja, menurut Sodiq, upaya komunkasi itu masih dipertimbangkan dengan matang oleh Prabowo.
"Pak Jokowi sudah berulang kali minta untuk bertemu dan hal ini masih sedang dipertimbangkan dengan sangat amat matang, dengan sangat komprehensif oleh pimpinan kami," ujar Sodiq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/6/2019).
Menurutnya, Prabowo belum mengambil keputusan adanya komunikasi dari Jokowi itu.
Baca: MK Percepat Putuskan Sengketa Pilpres 2019, Ini Reaksi BPN Prabowo-Sandi
Sebelum mengambil keputusan Prabowo akan terlebih dahulu membicarakannya dengan jajaran pengurus partai atau koalisi.
"Pimpinan kami akan bertemu dengan semua jajaran jajaran Gerindra, baik itu Dewan Pembina, Dewan Pakar, DPD juga dengan koalisi, juga mungkin dengan tokoh-tokoh," katanya.
Prabowo menurut Sodiq akan meminta masukan dari kader, pengurus partai serta pimpinan koalisi sebelum mengambil keputusan apakah akan menyambut komuniasi dari Jokowi atau tidak.
Hingga saat ini keputusan tersebut belum diambil.
"Kami belum memberikan jawaban, sebelum tadi, ada proses pengambilan keputusan yang sangat mendalam, sangat komprehensif dan sangat lengkap di seluruh jajaran partai,"katanya.
Baca: Jokowi dan Prabowo Dijadwalkan Bertemu dalam Waktu Dekat
Ia mengaku tidak tahu berapa kali Jokowi berupaya membuka komunikasi dengan Prabowo.
Begitu juga mengenai siapa saja orang yang diutus untuk komunikasi itu.
Yang pasti menurutnya upaya komunikasi untuk rekonsiliasi itu sudah ada.
"Iya benar, itu amat terbuka bahwa pak jokowi sudah minta rekonsiliasi, tapi sekali lagi kita belum mengambil keputusan, ya, itu masih sedang dipertimbangkan dengan amat mendalam," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.