Penjelasan BMKG Soal Gelombang Panas Landa Eropa dan Fenomena Suhu Dingin di Dieng
Suhu panas ekstrem atau gelombang panas tengah melanda Eropa dan Timur Tengah. Akankah hal itu juga melanda Indonesia?
Penulis: Daryono
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Suhu panas ekstrem atau gelombang panas tengah melanda Eropa dan Timur Tengah.
Berdasarkan pengamatan suhu yang dilakukan oleh stasiun-staiun pengataman cuaca di Irak, Kuwait, dan Arab Saudi, suhu tertinggi di Stasiun Basrah-Hussein (Iraq) sebesar 50.4°C pada tanggal 10 Juni 2019.
Sementara di Stasiun Mitribah (Kuwait) tercatat sebesar 51.4°C.
Dikutip dari keterangan di akun Twitter Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Senin (1/7/2019), suhu panas yang dirasakan di Timur Tengah akibat dari perluasan gelombang panas (heatwave) yang menyerang India dari beberapa minggu lalu.
Baca: Peringatan Dini BMKG Gelombang Tinggi Capai 6 Meter di Perairan Indonesia, Berlaku 1-4 Juli 2019
Baca: 7 Hotel Murah di Malang yang Dekat Kampung Warna Warni Jodipan
Baca: Denada Pasrah Jadi Sandaran Tunggal Anaknya Saat Mantan Suaminya Dipenjara
Baca: Ramalan Zodiak Cinta Sepanjang Bulan Juli 2019 Leo Romantis, Libra Bertengkar dengan Pasangan
Gelombang panas juga menjangkiti mulai dari India, Pakistan, Afghanistan, Turkemistan, Iran dan Saudia Arabia.
"Suhu permukaan di wilayah2 yang terpapar heatwave tersebut terukur bervariasi antara 34-51 derajat celcius," tulis admin @infohumasBMKG, Senin (1/7/2019).
Tidak hanya di negara-negara di Timur Tengah, tetapi di Prancis pun mencatat suhu panas mencapai suhu 34 derajat celsius di Paris dan Lyon.
Apakah Suhu Panas juga Bakal Landa Indonesia?
BMKG menyatakan suhu panas ekstrem di Eropa dan Timur tak akan berdampak terhadap Indonesia.
"Kejadian fenomena suhu tinggi di Timur Tengah diperkirakan tidak berdampak pada wilayah Indonesia," tulis admin @infohumasBMKG.
Menururut BMKG, prediksi Indonesia tak akan terdampak gelombang panas berdasarkan sistim sirkulasi udara yang menyebabkan gelombang panas di wilayah Timur Tengah berbeda dan tidak mengarah atau menuju ke wilayah Indonesia.
Selain itu, terdapat perbedaan pola klimatologis dan iklim geografis.
"Berdasarkan pola klimatologis, wilayah Timur Tengah memang memiliki suhu yang tinggi pada periode Juni, Juli, dan Agustus (JJA). Suhu tinggi pada periode JJA ini akibat posisi gerak semu tahunan matahari yang berada di wilayah Belahan Bumi Utara," lanjut cuitan @infohumasBMKG.
Baca: Prabowo Belum Beri Selamat ke Jokowi: Bersiap Rekonsiliasi atau Jaga Perasaan Pendukung?
Baca: Bayar Rp 100 Ribu-150 Ribu, Waria di Tulungangung Mengaku Telah Tiduri 50 Pria
Baca: Inneke Koesherawaty Mangkir Dari Panggilan KPK, Pemeriksaannya Dijadwal Ulang Pada 4 Juli
Berikut keterangan lengkap BMKG yang dipublikasikan di akun twitter @infohumasBMKG:
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.