Fokus Pada Rekrutmen, Anggota Jamaah Islamiyah Miliki Kebun Sawit Sebagai Sumber Dana
Kelompok teror Jamaah Islamiyah (JI) yang dipimpin PW alias Abang memang belum terdeteksi akan melakukan serangan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok teror Jamaah Islamiyah (JI) yang dipimpin PW alias Abang memang belum terdeteksi akan melakukan serangan.
Akan tetapi, polisi menyebut bahwa kelompok ini sedang fokus dalam menjaring rekrutmen.
"Jadi untuk membangun kekuatan tentunya jangka pendeknya dia adalah melakukan rekrutmen sebanyak mungkin," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7/2019).
Kelompok ini diketahui berafiliasi dengan Al Qaeda. Setelah pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden tumbang, Dedi mengatakan bahwa kelompok ini juga berhenti melakukan aksi.
Baca: Pimpinan MPR RI: Pembelahan di Masyarakat Agenda Utama Yang Harus Segera Dituntaskan
Baca: Yusril: Apa Iya Saya Masih Disuruh Jadi Menteri Hukum dan HAM Lagi? Jadi Nanti Tiga Kali Itu
Baca: Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp 14.124 per Dolar AS
Namun, kelompok tersebut terus membangun kekuatan melalui rekrutmen mereka. Menurut Dedi, kelompok ini mengasah kemampuan rekrutmennya dengan mengirim mereka mengikuti latihan militer di Suriah.
Kelompok pimpinan PW itu disebut telah mengirim sejumlah anggotanya dalam enam gelombang untuk mengikuti latihan militer di Suriah.
Kendati demikian, jumlah orang yang telah dikirim masih didalami penyidik.
Menurut Dedi, setelah aksi Poso pada 2005 dan 2007, mereka lebih banyak saat ini dalam rangka untuk membangun kekuatan dulu.
"Belum melakukan aksinya, membangun kekuatan, merekrut orang sebanyak mungkin, memberi kesempatan orang untuk ke luar, biar dia memiliki kemampuan intelijen, kemampuan perang," ujar Dedi.
"Memiliki militansi, masuk lagi ke Indonesia, tambah kuat organisasinya, nanti organisasi yang sudah kuat ini dia akan merekrut-rekrut lagi, semakin dia banyak," kata dia.
Selain itu, kelompok JI juga sedang membangun kekuatan dari segi ekonomi.
Mereka memiliki perkebunan sawit sebagai sumber dana.
Hasil dari perkebunan sawit tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional organisasi dan mengirim rekrutmen mereka mengikuti latihan militer di Suriah.
Selain itu, dana tersebut juga dialokasikan sebagai gaji kepada petingginya.
"Masih didalami bahwa pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI. Ini juga digaji, gaji besarannya Rp 10 juta-Rp 15 juta (per bulan)," kata Dedi.
Secara jangka panjang, Dedi menuturkan bahwa kelompok tersebut berencana membangun khilafah di Indonesia.
Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap PW dan empat petinggi kelompok JI lainnya.
PW yang merupakan amir atau pimpinan organisasi tersebut ditangkap di sebuah hotel di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/6/2019).
Polisi juga menangkap istri PW yang berinisial MY dan seorang terduga teroris lain BS, di lokasi dan waktu yang sama. MY diduga aktif dalam organisasi tersebut.
Sementara itu, BS merupakan penghubung antara PW dan para rekrutan kelompok JI.
Pada Minggu (30/6/2019), polisi menangkap A di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Ia merupakan salah satu orang kepercayaan PW yang menggerakkan organisasi JI di Indonesia.
Terakhir, Densus 88 meringkus BT yang merupakan orang kepercayaan PW sekaligus penggerak jaringan JI di Jawa Timur.
BT ditangkap di Ponorogo, Jawa Timur.
Saat ini, Densus 88, kata Dedi, masih mendalami lebih jauh kasus ini. (Devina Halim)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fokus Rekrutmen, Kelompok Jamaah Islamiyah Disebut Tak Punya Rencana Aksi",