Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengajak Prabowo atau Gerindra Jauh Lebih Menguntungkan Dibanding Demokrat atau PAN

Dia menjelaskan, mengajak Prabowo atau Gerindra akan jauh lebih menguntungkan dibanding memasukan Partai Demokrat atau Partai Amanat Nasional (PAN).

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Mengajak Prabowo atau Gerindra Jauh Lebih Menguntungkan Dibanding Demokrat atau PAN
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti saat ditemui di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Kamis (31/1/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ajakan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) kepada Prabowo Subianto bisa dimaknai sebagai ajakan serius mengajak untuk bergabung ke dalam koalisi Pemerintahan 2019-2024.

Demikian menurut Pengamat politik Ray Rangkuti, kepada Tribunnews.com, Selasa (2/7/2019).

"Dengan begitu, Jokowi memimpin pemerintahan dengan kekuasaan parlemen yang sangat mayoritas," ujar Ray Rangkuti.

Dia menjelaskan, mengajak Prabowo atau Gerindra akan jauh lebih menguntungkan dibanding memasukan Partai Demokrat atau Partai Amanat Nasional (PAN).

"Mengajak Prabowo atau Gerindra akan jauh lebih menguntungkan dibanding memasukan PD atau PAN. Sebab, Partai ini memiliki massa yang cukup solid. Di luar itu, tak harus banyak warna di koalisi karena hanya satu partai yang di masukan," jelas Ray Rangkuti.

Dan bagi Gerindra, ajakan ini sendiri tentu perlu disikapi secara lebih teliti.

Karena kata dia, menolak tawaran itu berarti akan kembali menjadi oposisi selama lima tahun ke depan lagi.

Baca: DPR Minta Kominfo Segera Serahkan Draf RUU Perlindungan Data Pribadi

Berita Rekomendasi

Sementara pengaruh dan wibawa oposisi bisa jadi sudah tidak menguntungkan.

Lebih khusus lagi, dia menilai, mengabaikan ajakan masuk kekuasaan itu akan membuat makin tertundanya regenerasi politik, khususnya di kalangan trah Prabowo atau Djojohadikusumo.

Apalagi Pilpres 2024 yang akan datang sudah memasuki era generasi kedua dari trah politik Indonesia.

"Dari Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Amien Rais, Soeharto telah mempersiapkan penerus mereka masing-masing. Sementara trah politik Prabowo terlihat masih kosong. Tentu, Prabowo perlu memikirkan situasi ini," ucapnya.

Sebelumnya Presiden terpilih Jokowi mengajak Prabowo-Sandiaga untuk bersama-sama membangun bangsa.

Sebab, menurut Jokowi, Indonesia adalah negara besar yang tidak bisa dibangun hanya dengan satu dua orang saja.

Pernyataan ini disampaikan dalam pidato Jokowi di rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih Pemilu 2019.

"Kami menyadari bahwa Indonesia adalah negara besar, Indonesia tidak bisa dibangun hanya dengan satu orang dua orang atau sekelompok orang. Oleh karena itu saya mengajak Pak Prabowo Subianto dan Pak Sandiaga Uno untuk bersama-sama membangun negara ini," kata Jokowi di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2019).

Jokowi yakin, Prabowo-Sandi adalah patriot yang ingin Indonesia semakin kuat dan semakin maju.

Ia juga yakin bahwa keduanya ingin Indonesia menjadi adil dan makmur.

"Saya yakin mereka berdua adalah patriot yang menginginkan negara kita makin kuat makin maju dan makin adil dan makmur," katanya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas