Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Burung Garuda Kembali Ditemukan Keberadaannya di Gunung Gede Pangranggo

Burung yang juga dikenal dengan sebutan burung garuda itu terdeteksi tim monitoring elang jawa di dalam kawasan Gunung Gede Pangrango, Senin (1/7/2019

Editor: Sugiyarto
zoom-in Burung Garuda Kembali Ditemukan Keberadaannya di Gunung Gede Pangranggo
Net
Burung Garuda 

Data pengamatan yang dilakukan tahun 2016 menyebut, satwa dilindungi yang hidup di sana adalah owa jawa (Hylobates moloch), cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), cekakak sungai (Todirhamphus chloris), rangkong julang emas (Aceros undulatus), elang ular bido (Spilornis cheela), hingga burung garuda atau elang Jawa (Nisaetus bartelsi).

Kelima satwa dilindungi tersebut hidup dengan harmonis dengan bankoloni satwa liar lain di tiga kompleks perbukitan tebing batu andesit seluas belasan hektar.

Meski tak terlalu luas jika dibandingkan kawasan konservasi sekelas taman nasional, namun Gunung Buthak memiliki sistem perlindungan alami yang membuat kawasan ini tetap perawan.

Warga Desa Kramat, Kecamatan Karangmoncol, Sangad Abdul Salam mengungkapkan, pada tahun 1980-an, wilayah perbukitan Siregol merupakan surga bagi para satwa.

Baru pada sekitar tahun 1990-an, pemerintah membuka hutan dan membuat jalan aspal untuk mengakses satu desa yang berada di ujung perbukitan, Desa Sirau.

“Sejak saat itu, satwa di luar unggas mulai terisolir dan bermigrasi ke (kompleks) Gunung Buthak,” katanya ketika ditemui, Senin (18/9/2017).

Sangad mengungkapkan, satwa liar dan satwa dilindungi tersebut bisa diamati langsung dengan mata telanjang dari ruas jalan raya Siregol.

BERITA TERKAIT

Sebab, jarak antara Gunung Buthak dan ruas jalan penghubung Desa Kramat-Sirau tersebut hanya sejauh lemparan batu saja.

Seekor elang Jawa di salah satu kandang di Pusat Konservasi Elang Kamojang, Jalan Raya Kamojang, Kampung Citepus, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Sabtu (21/10/2017). Pusat konservasi yang beroperasi mulai akhir 2014 itu, hingga Oktober ini telah menampung lebih dari 100 ekor elang berbagai jenis dari serahan masyarakat dan sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), dan sudah dilepasliarkan sebanyak 22 ekor. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Seekor elang Jawa di salah satu kandang di Pusat Konservasi Elang Kamojang, Jalan Raya Kamojang, Kampung Citepus, Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Sabtu (21/10/2017). Pusat konservasi yang beroperasi mulai akhir 2014 itu, hingga Oktober ini telah menampung lebih dari 100 ekor elang berbagai jenis dari serahan masyarakat dan sitaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), dan sudah dilepasliarkan sebanyak 22 ekor. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Meski demikian, Gunung Buthak sampai saat ini masih terisolasi dari segala aktivitas manusia. Pasalnya, ada jurang sedalam puluhan meter yang melingkupi kawasan Gunung Buthak.

Jurang lembah Sungai Tambra ini seakan menjadi sekat baku antara surga satwa Gunung Buthak dan dunia peradaban manusia.

Sistem pengawasan masyarakat Bukan karena kondisi medan saja yang membuat kawasan Gunung Buthak tetap tak terjamah oleh tangan jahil.

Peran serta masyarakat setempat untuk membuat sistem perlindungan tradisional juga turut mencegah perburuan satwa dan perambahan hutan di kawasan Gunung Buthak.

Tokoh pemuda Desa Kramat, Muhammad Faiz menuturkan, warga Desa Kramat memiliki mitos dan cerita rakyat yang melingkupi kawasan Gunung Buthak.

Keberadaan cerita rakyat ini membuat setiap orang yang memiliki niat jahat untuk merusak kawasan Gunung Buthak menjadi segan dan urung.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas