Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat : Sistem Tiket Online Perbaiki Keuangan Bus Damri

Alternatif angkutan murah dari Bandara Soekarno Hatta adalah Bus Damri. Angkutan ini menjadi primadona, selain murah, pelayanan Bus Damri

Editor: FX Ismanto
zoom-in Pengamat : Sistem Tiket Online Perbaiki Keuangan Bus Damri
Ist
Bus Damri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alternatif angkutan murah dari Bandara Soekarno Hatta adalah Bus Damri. Angkutan ini menjadi primadona, selain murah, pelayanan Bus Damri juga sudah membaik. Perbaikan ini salah satunya dengan pengadaan tiket online.

Seperti disampaikan oleh Azas Tigor Nainggolan yang merupakan pengguna setia Bus Damri yang juga Pengamat Analis Kebijakan Trasnportasi dan ketua Forum Warga Kota Jakarta. Tigor mengatakan dua tahun ini pelayanan bus DAMRI khusunya jalur ke Bandara Soetta yang sering digunakan mengalami perbaikan.

"Saya juga sebagai pengguna setia bus DAMRI mendapat banyak info bahwa manajemen DAMRI saat ini sedang banyak melakukan perbaikan sistem pelayanan DAMRI. Salah satunya adalah mengurangi kebocoran pendapatan pelayanan Bus DAMRI," Kata Tigor dalam keterangan persnya, Sabtu (6/7/2019).

Hal tersulit kata Tigor perusahaan negara di bidang transportasi darat mengalami kerugian besar dan bangkrut karena kebocoran atau korupsi di dalam tubuhnya sendiri.

"Jika tidak mau bangkrut terpaksa pemerintah mempertahankan dengan memberikan subdisi ke manajemen perusahaan transportasi tersebut. Tapi tidak dengan manajemen DAMRI saat ini," Ujar Tigor.

Dia menambahkan, pemerintah bersama manajemen DAMRI memperbaiki mulai dari dalam, dengan membangun sistem pengawasan dan pengelolaan keuangan untuk peningkatan layanan.

Misalnya saja saat ini sudah disiapkan sistem layanan tiket elektronik oleh manajemen DAMRI tapi tidak digunakan oleh pihak pengemudi dan bagian layanan di lapangan. Seperti penghapusan kondektur. Karena kata dia, titik kebocoran ini ada di pengadaan kondektur.

Berita Rekomendasi

Padahal kata dia, kondektur ini tidak masuk dalam struktur pelayanan bus Damri. Keberadaan kondektur honornya dibayarkan oleh pengemudi. Dimana letak kebocorannya, Tigor mendapat informasi bahwa satu pengemudi bisa memiliki dan menggaji 3 orang Helper. Sementara pendapatan seorang pengemudi bus DAMRI saat ini take home pay nya Rp 10 juta.

"Pertanyaan sederhana saja dari mana uang pengemudi bisa menggaji hingga 3 orang kondektur? Mana ada orang yang pendapatannya dikurangi sangat besar begitu saja? Untuk mengurangi masalah kebocoran dan peningkatan layanan, kondektur dihapuskan," Ujarnya.

Penghapusan konduketr agar sistem pengawasan tiketing menurut Tigor berjalan baik dan ternyata pendapatan DAMRI pada banyak jalur meningkat sampai 40% hingga 50%. "Nah berarti kondektur terbukti bagian dari masalah kebocoran tiketing DAMRI dong dan peniadaan kondektur menghasilkan kebaikan dalam layanan DAMRI," Tegasnya.

Tidak hanya itu, Pengalamannya selama dua bulan ini menunjukan bahwa ada banyak pihak yang ingin menggagalkan bangunan perbaikan sistem layanan DAMRI saat ini. Kebocoran yang besar melalui sistem tiketing rupanya mau dipertahankan oleh mereka karena perbaikan sistem tiketing telah merusak pendapatan gelap mereka.

"Para mengemudi tetap mengambil ulang tiket penumpang di perjalanan dan tetap ada penjualan tiket di atas bus. Padahal manajemen sudah memasang alat kontrol tiket elektronik dan tidak membolehkan pemebelian tiket di atas bus," Papar Tigor.

Banyak laporan disampaikan pengguna atau penumpang bus DAMRI atas pengambilan tiket di perjalanan oleh pengemudi dan manajemen melakukan tindakan tegas terhadap pengemudi tersebut. Manajemen ingin membangun DAMRI dengan pekayanan terbaik kepada penumpangnya.

"Nah saya melihat penolakan para pengemudi atau petugas lapangan DAMRI ini adalah bagian menolak perbaikan pelayanan DAMRI. Saya mendukung manajemen bus DAMRI memperbaiki layanan kepada kamu penggunanya. Saya mendukung manajemen DAMRI menindak tegas para pencuri uang negara dalam pelayanan DAMRI," Tandas Tigor.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas