Ditegur Jokowi, Rini Soemarno : Tidak Apa-apa, Kita Kerja Keras Lagi
"Oh kalau ditegur mah enggak apa-apa. Ha ha ha ha. Nggak apa-apa baik," ucap Rini sambil berjalan cepat menuju mobilnya
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi menegur langsung Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Ignasius Jonan saat rapat kabinet paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (8/7/2019).
Teguran ini disampaikan di hadapan menteri lainnya terkait besarnya impor minyak dan gas (migas) yang mencapai 2,09 miliar dolar AS pada Mei 2019.
Baca: Impor Migas Tinggi, Jokowi Tegur Jonan dan Rini Soemarno
Lantas bagaimana respon dari Rini?
Dikonfirmasi awak media soal dirinya yang ditegur Presiden Jokowi, Rini mengaku menerima dan tidak mempermasalahkan.
"Oh kalau ditegur mah enggak apa-apa. Ha ha ha ha. Nggak apa-apa baik," ucap Rini sambil berjalan cepat menuju mobilnya.
Lantas apa yang bakal dikerjakan Rini selanjutnya? Rini mengaku bakal kerja keras lagi sehingga tidak mengecewakan.
"Ya kita harus lebih keras, mengingat impor kita turun. Tapi lebih turun lagi ekspor kita. Jadi kita harus lebih banyak, kerja keras, kerja lagi," tambah Rini.
Untuk diketahui, teguran berawal saat Jokowi menyampaikan bahwa pekerjaan rumah pemerintah ke depan masih banyak yang harus diselesaikan, terutama terkait data ekspor-impor dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Perlu melihat betul dengan hati-hati, angka-angka yang ditampilkan BPS coba angka-angkanya ditampilkan," ujar Jokowi dengan menampilkan layar yang berisi data BPS.
Menurutnya, ekspor Indonesia pada Januari 2019 sampai 2019 secara tahun ke tahun (year on year) mengalami penurunan 8,6 persen dengan nilai 68,46 miliar dolar AS.
"Impor Januari-Mei 2019, juga turun 9,2 persen. Hati-hati terhadap ini, artinya neraca perdagangan kita Januari - Mei ada defisit 2,14 miliar dolar AS," ucap Jokowi.
Dengan memaparkan data tersebut, Jokowi secara khusus menegur Jonan dan Rini agar ke depan mencermati nilai impor yang sangat tinggi akibat pembelian migas.
"Hati-hati di migas pak Menteri ESDM yang berkaitan dengan ini, bu Menteri BUMN yang berkaitan dengan ini, karena ratenya yang paling banyak ada di situ (impor migas)" tutur Jokowi.
Diketahui, nilai ekspor Indonesia Januari-Mei 2019 mencapai 68,46 miliar dolar AS atau turun 8,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca: Elite PKS : Baik Jika Jokowi Mempertimbangkan Koalisi Ramping
Demikian juga ekspor non migas mencapai 63,12 miliar atau turun 7,33 persen.
Khusus impor migas pada Mei 2019 mencapai 2,09 miliar atau turun 6,41 persen dibandingkan April 2019. Demikian pula jika dibandingkan Mei 2018, turun 26,89 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.