Alasan Hoaks Audrey Yu Jia Hui Cepat Viral, Pengamat Medsos Sebut Faktor Minoritas dan Bombastis
Alasan Hoaks Audrey Yu Jia Hui Cepat Viral, Pengamat Medsos Sebut Faktor Minoritas dan Bombastis
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Pravitri Retno W
Alasan Hoaks Audrey Yu Jia Hui Cepat Viral, Pengamat Medsos Sebut Faktor Minoritas dan Bombastis
TRIBUNNEWS.COM - Hoaks mengenai Audrey Yu Jia Hui, gadis asal Surabaya yang disebut jenius, cepat viral di media sosial.
Pengamat media sosial dari Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFE Net), Damar Juniarto, menyebut faktor narasi minoritas dan bombastis sebagai dua di antaranya.
Damar memberikan komentarnya mengenai alasan viralnya hoaks tersebut.
Dilansir Kompas.com, Damar mengatakan, hoaks Audrey Yu Jia Hui cepat viral karena berupa cerita inspiratif yang ditunggu banyak orang.
Baca: Fakta & Hoaks Tentang Audrey Yu Jian Hui, dari Bekerja di Nasa Hingga Tawaran Jokowi
Baca: Klarifikasi Istana tentang Kabar Audrey Bertemu Jokowi dan Dapat Tawaran Kerja di BPPT
Damar mengungkapkan, masyarakat cenderung untuk mudah dan lebih cepat menyebarkan kabar baik yang bersifat bombastis dan inspiratif.
"Orang mudah terpancing dengan cerita-cerita yang bombastis, yang zero to hero, yang inspiratif, itu memang dicari banyak orang. Oleh karena itu menjadi sebab kenapa orang antusias untuk menyebarkan," kata Damar kepada Kompas.com, Selasa (9/7/2019), dikutip Tribunnews.
Damar menilai, kabar baik dan inspiratif dari sosok Audrey ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Selama ini, masyarakat telah jenuh dengan berita-berita yang sifatnya negatif.
Sosok Audrey yang berasal dari kelompok minoritas, kata Damar, juga menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat senang menyebarkan kabar tersebut tanpa memverifikasinya terlebih dahulu.
"Orang Indonesia itu jenuh, perlu inspirasi, perlu cerita yang inspiratif. Kemudian begitu ada cerita yang melambungkan nama sedikit kemudian dianggap kebenaran tanpa dicek keseluruhannya," ujar Damar.
Damar juga berkomentar tentang dibawanya nama Presiden Joko Widodo.
Menurut Damar, dibawanya nama Jokowi dalam kabar hoaks yang beredar tidak begitu berpengaruh pada masifnya penyebaran kabar tentang Audrey.
"Saya lebih melihatnya orang terpesona kepada kecerdasannya dan pada narasi minoritasnya," kata Damar.