Kapolri Bekali 781 Calon Perwira Remaja Akademi TNI-Polri 2019 dengan Teori "Angsa Hitam"
Ia menekankan, dalam menghadapi persoalan ke depan para calon perwira TNI Polri tersebut harus mampu berpikir Angsa Hitam atau berpikir terbalik
Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian membekali 781 Calon Perwira Remaja 2019 daei Akademi TNI-Polri dengan situasi yang dihadapi TNI-Polri dalam kerangka kehidupan berbangsa dan bernegara, cara menghadapi persoalan ke depan bangsa, dan kontribusi yang dapat diberikan oleh mereka yang sebentar lagi akan menjadi perwira remaja.
Dalam kesempatan itu, Tito Karnavian sempat menjelaskan tentang teori Angsa Hitam atau Black Swan Theory terkait cara menghadapi persoalan dan tantangan bangsa Indonesia ke depan.
Baca: Jokowi Sebut akan Banyak Menteri Lama yang Dipertahankan, Ini Prediksinya
Hal itu disampaikan Tito Karnavian di Gedung Ahmad Yani Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur pada Jumat (12/7/2019).
"Dalam berbagai kesempatan saya sering mengemukakakan bahwa seorang akademisi dan perwira harus mampu berpikir terbalik, atau teori Black Swan. Teori ini muncul bahwa ada anggapan semua angsa warnanya putih tapi ketika muncul angsa hitam maka teori itu patah," kata Tito.
Ia menekankan, dalam menghadapi persoalan ke depan para calon perwira TNI Polri tersebut harus mampu berpikir Angsa Hitam atau berpikir terbalik.
"Kalau tidak bisa kita akan gagap ketika ada Angsa Hitam," kata Tito.
Ia pun melanjutkan, menurutnya Amerika Serikat pernah mengalami hal itu saat mendapat serangan teror oleh kelompok teroris Al Qaeda pada peristiwa 9/11 tahun 2011 yang menyasar pusat ekonomi, pusat militer, dan pusat pemerintahannya.
Tito Karnavian mengatakan, sejak 1776 Amerika merdeka sebagai satu bangsa mereka tidak pernah diserang di main land.
Ia mengatakan, serangan yang besar hanya pernah terjadi di pinggiran, yakni di Pearl Harbour.
"Tapi serangan 9/11 oleh kelompok teroris Al Qaeda itu langsung menyerang ke tiga jantung utama yang jadi kebanggaan nasional mereka. Pusat ekonomi Twin Tower di New York hancur. Kemudian pusat militer merka yang dengan bangga sangat aman, 1/5 hancur dengan serangan bunuh diri dan pusat politik mereka," kata Tito.
Tito Karnavian mengatakan, satu di antara penyebab berhasilnya serangan teror tersebut adalah karena Amerika berpikir bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi.
"Negara sebesar Amerika dengan intel yang kuat bisa diserang di tiga titik kebanggan mereka oleh serangan teroris. Ini terjadi karena salah satunya berpikir angsa putih. Maka kita juga harus mampu berpikir Angsa Hitam," kata Tito Karnavian.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Teori Angsa Hitam atau Black Swan merujuk pada peristiwa langka yang berdampak besar, sulit diprediksi, dan di luar perkiraan biasa.
Teori tersebut dijelaskan oleh seorang esais, epistemolog, polimatematikawan, dan peneliti yang fokus pada masalah keacakan, peluang, dan ketidakpastian berkebangsaan Lebanon-Amerika bernama Nassim Nicholas Taleb.
Saat itu, sebanyak 781 calon perwira remaja (Capaja) Akademi TNI-Polri tampak memperhatikan dengan seksama.
Sebagian di antaranya tampak mencatat materi yang disampaikan Tito pada buku catatan yang mereka bawa masing-masing.
Para capaja tersebut berasal dari Akademi Angkatan Darat sebanyak 259 orang yang terdiri dari 244 putra dan 15 putri.
Kemudian dari Akademi Angkatan Laut (AAL) sebanyak 117 orang yang terdiri dari 103 putra dan 14 putri.
Dari Akademi Angkatan Udara (AAU) sebanyak 99 orang yang terdiri dari 90 putra dan 9 putri.
Kemudian dari Akademi Kepolisian (Akpol) sebanyak 306 orang yang terdiri dari 256 putra dan 50 putri.
Rata-rata rata usia mereka antara lain 21 sampai dengan 25 tahun.
Baca: Kapolri: Negara yang Didominasi Masyarakat Bawah Warganya Mudah Digerakkan untuk Berbuat Rusuh
Mereka rencananya akan dilantik sebagai perwira berpangkat Letnan Dua dan Inspektur Polisi Dua di Istana Merdeka pada Selasa (16/7/2019).
Hadir pula dalam acara tersebut Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Siwi Sulma Adji, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Tatang Sulaiman, Danjen Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia dan Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyono.