Diusulkan Politikus Gerindra Jadi Partai Politik, Ini Tanggapan PA 212
Menanggapi hal tersebut Ketua Umum PA 212, Slamet Ma’arif mengatakan pihaknya menganggap biasa saja pertemuan Prabowo dan Jokowi.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono meminta Persaudaraan Alumni (PA) 212 untuk menjadi partai politik jika kecewa dengan keputusan Prabowo Subianto menemui serta memberikan ucapan selamat kepada Presiden Indonesia terpilih 2019-2024, Joko Widodo beberapa hari lalu.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PA 212 Slamet Ma’arif mengatakan pihaknya menganggap biasa saja pertemuan Prabowo dan Jokowi.
Slamet menyatakan tak kecewa dan juga tak bahagia atas pertemuan itu.
“Pertemuan itu tak membuat kami senang, tidak membuat kami kecewa juga, biasa saja, jadi tak perlu kami tanggapi,” ungkap Slamet Ma’arif saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019).
Baca: PA 212: Kami Tidak Lagi Bersama Prabowo Subianto
Baca: Sekjen FPI Ngaku Punya Dokumen yang Buktikan Habib Rizieq Dicegah Pulang ke Indonesia
Slamet menjelaskan pihaknya kini memilih fokus untuk mensukseskan serta melaksanakan hasil Ijtima Ulama keempat yang sebentar lagi akan diselenggarakan PA 212 bersama GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) Ulama dan Front Pembela Islam atau FPI.
Ia menegaskan forum Ijtima Ulama keempat akan mengevaluasi serta mendengarkan pendapat dari ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat atas pelaksanaan ijtima ulama sebelumnya termasuk soal dukungan kepada Prabowo dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Slamet menyatakan gerbong PA 212 akan tetap berjalan memperjuangkan nilai-nilai yang dipegangnya meskipun Pilpres telah selesai.
“Kami dari PA 212 akan sekuat tenaga mensukseskan dan melaksanakan putusan Ijtima Ulama keempat nantinya yang akan bertujuan besar demi keadilan di negeri ini dan untuk kepentingan bangsa Indonesia,” pungkasnya.