Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ngabalin: Habib Rizieq, Nanti Ana Urus Ente Pulang, Insya Allah

Inilah kabar terkini pemulangan Rizieq Shihab mulai dari pengakuan ALi Ngabalin wakafkan diri hingga Sekjen FPI: dicegah

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Ngabalin: Habib Rizieq, Nanti Ana Urus Ente Pulang, Insya Allah
Kolase Tribunnews.com
Habib Rizieq Shihab dan Ali Mochtar Ngabalin 

 Inilah kabar terkini pemulangan Rizieq Shihab mulai dari pengakuan ALi Ngabalin wakafkan diri hingga Sekjen FPI: dicegah

TRIBUNNEWS.COM - Pemulangan Rizieq Shihab alias Habib Rizieq menjadi topik hangat diperbincangkan.

Kabar terkini, isu pemulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi ke Indonesia dimulai dari pengakuan Ali Ngabalin hingga Sekjen FPI.

Sebagaimana diberitakan, kabar pemulangan imam besar FPI itu menjadi polemik dan pembahasan di media.

Sebelumnya bahkan Pemerintah melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Menko PMK Puan Maharani satu suara dalam menanggapi syarat dari Partai Gerinda untuk rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi agar pemerintah memulangkan Imam Besar FPI Rizieq Shihab

"Siapa yang pergi, siapa yang memulangkan, kan pergi sendiri, kok dipulangin. Emangnya kita yang ngusir, kan enggak," tutur Moeldoko di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (9/7/2019).

Baca: 3 Alasan Setya Novanto Kembali Menghuni Lapas Sukamiskin Usai Mendekam di Rutan Gunung Sindur

Baca: Jusuf Kalla Dukung Jokowi Pilih Menteri yang Berani Ambil Keputusan

Baca: Pasang Foto dengan Jokowi, Kaesang Ikut Komentari Larangan Berfoto di Pesawat

Menurut mantan Panglima TNI itu, pemerintah tidak ada kewajiban dalam memenuhi syarat terasebut, mengingat yang bersangkutan pergi sendiri ke luar negeri.

Berita Rekomendasi

"Ya pulang sendiri saja, enggak (bisa) beli tiket, baru saya beliin," ucap Moeldoko sembari tertawa. 

Moeldoko mengatakan, banyak pekerjaan pemerintah pada saat ini yang lebih besar untuk kemajuan Indonesia ke depan dibanding hanya berfokus terhadap rekonsiliasi, apalagi masyarakat sudah tenang setelah kontestasi Pilpres 2019.

"Kan sudah saya katakan kemarin, penting enggak si rekonsiliasi? Ada persoalan bangsa yang lebih besar. Nanti kita tata lagi, masyarakat yang di bawah kan sudah tenang-tenang saja, elitnya yang ribut sendiri" paparnya.

Baca: VIDEO & FOTO Kerusakan Akibat Gempa Bali 6.0 Magnitudo, Genteng Pecah - Warga Berhamburan

Inilah kabar terkini pemulangan Rizieq Shihab dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

Ali Ngabalin pasang badan

Dikutip dari TribunJakarta.com, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengaku siap pasang badan untuk mengurus kepulangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air.

Ali Mochtar Ngabalin menuturkan, ia berusaha mengurus kepulangan Habib Rizieq Shihab sebelum Jokowi dilantik kedua kalinya menjadi Presiden RI sehingga pimpinan FPI itu bisa menyaksikannya.

Hal tersebut dikatakan Ali Ngabalin saat menjadi narasumber di program acara Fakta Tv One dilansir TribunJakarta.com dari kanal YouTube Talkshow Tv One pada Selasa (16/7/2019).

Di awal perbincangan, Ali Ngabalin menyatakan telah mempersiapkan diri untuk membicarakan kepulangan Habib Rizieq Shihab kepada Menteri Luar Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Kedubes Indonesia di Arab Saudi dan Kedubes Arab Saudi di Indonesia.

Wakafkan diri

Ali Ngabalin
Ali Ngabalin (Tribunnews.com/Seno)

Menurut Ali Ngabalin, Rizieq Shihab bukanlah sekadar tokoh besar tetapi juga merupakan kawan dan sahabat.

"Ini tersebar isu seakan-akan pemerintah menjadi penghalang dan instansi yang melarang sehingga Presiden Jokowi mempersiapkan KSP ini untuk menyelesaikan masalah warga Indonesia.

Kalau nantinya tak ada yang bisa menyelesaikan kepulangan Rizieq Shihab, saya mewakafkan diri untuk menyelesaikan masalah itu," beber Ali Ngabalin.

Ali Ngabalin memaparkan, pemulangan Rizieq Shihab sebagai syarat rekonsiliasi Jokowi - Prabowo itu tak ada.

Syarat rekonsiliasi sebenarnya itu menyatunya kekuatan bangsa dan negara untuk masa depan Republik Indonesia.

"Ya syarat utamanya kata Prabowo, tak ada lagi cebong dan kampret, kecuali merah putih. Merah putih itu Indonesia yang kuat seperti visi yang telah disampaikan Jokowi," aku Ali Ngabalin.

'Berbicara' dengan foto Rizieq

Ali Ngabalin mengaku baru bisa mengurus kepulangan Rizieq Shihab saat ini karena ia baru saja membangun komunikasi dengan anggota FPI.

"Baru sekarang saya bisa membangun komunikasi dengan FPI karena sebelumnya saya pernah dituduh sebagai orang sesat, kafir dan diminta bersyahadat ulang karena mendukung Jokowi," tegas Ali Ngabalin.

Ali Ngabalin memaklumi berbagai isu yang menerpa, Namun demikian, ia akan tetap mengurus pemulangan Habib Rizieq Shihab.

"Dia teman saya karena itu saya harus berbuat sesuatu agar umat mengetahui keberadaan saya juga bermanfaat untuk kepentingan umat," tutur Ali Ngabalin.

Ali Ngabalin mengklaim dirinya berkepentingan untuk mengurus pemulangan Rizieq Shihab.

Bahkan, Ali Ngabalin memamerkan foto kebersamaannya dengan Habib Rizieq Shihab.

Ali Ngabalin mengungkapkan, foto kebersamaan itu diambil sekitar 2 Juli 2019.

Sambil melihat ke foto, Ali Ngabalin pun berbicara sendiri agar memulangkan Rizieq Shihab.

"Nanti ana urus ente pulang, Insya Allah jangan ragu...mmuaach," kata Ali Ngabalin.

Baca: Paripurna DPR Mulai, Surat Jokowi untuk Amnesti Baiq Nuril Dibahas, Ini Janji Ketua DPR Bamsoet

Sekjen FPI sebut Rizieq dicegah pulang

Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam (FPI) Munarman menegaskan belum pulangnya Habib Rizieq Shihab ke tanah air bukan karena tidak adanya kemauan yang bersangkutan untuk kembali.

Melainkan ada satu pihak di Indonesia yang menginginkan Habib Rizieq Shihab tak kembali ke tanah air.

“Sekali lagi kami tegaskan bahwa bukannya Habib Rizieq Shihab tak mau kembali, tapi beliau tak bisa pulang karena adanya pencegahan beliau keluar dari Arab Saudi yang diminta oleh satu pihak di Indonesia. Hal itu jelas, tak bisa dibohongi dilihat dari dokumen serta hasil wawancara Habib Rizieq Shihab dengan pihak Arab Saudi,” tegas Munarman.

Munarman pun menolak tegas tudingan bahwa Habib Rizieq Shihab tak berani pulang ke Indonesia karena masih adanya persoalan hukum yang akan menghantuinya.

“Saya jelaskan bahwa semua kasus yang menempatkan Habib Rizieq sebagai tersangka sudah SP3, kalau ada yang menyuruh pulang terus nanti berhadapan dengan hukum berarti orang tersebut tidak update soal informasi,” tegasnya.

Sebelumnya Munarman mengakui bahwa Ijima Ulama keempat digelar sebagai wadah konsolidasi antara ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat menyikapi kondisi politik terbaru, termasuk putusan Mahkamah Konstitusi dan KPU RI yang menetapkan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019.

“Tentu Ijtima Ulama keempat digelar untuk mengevaluasi apa yang sudah diputuskan sebelumnya, tapi kami memperjuangkan tata nilai, bukan politik praktis kekuasaan. Kami memperjuangkan agar kecurangan dan ke-dzalim-an tidak menjadi kebiasaan di negeri ini,” ungkap Munarman.

Perjuangikan kepulangan Rizieq

Munarman tak menampik bila Ijtima Ulama keempat akan membahas kepulangan imam besar FPI Habib Rizieq Shihab.

Ia menegaskan sejak awal, bahkan jauh sebelum Ijtima Ulama pertama pihaknya sudah memperjuangkan hal tersebut.

“Sebelum Ijtima Ulama empat, kami sudah sejak awal perjuangkan itu, itu adalah bentuk ketidakadilan dan kedzaliman, sikap kami tegas melalui Ijtima Ulama adalah menghilangkan praktik hal-hal tersebut,” ungkap Munarman di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).

Munarman
Munarman (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Perintah Rizieq ditunggu

Di sisi lain, kepergian Rizieq Shihab ke Arab Saudi ternyata mendapat perhatian.

Satu di antaranya datang dari Persaduaraan Alumni (PA) 212.

Kepala Divisi Hukum PA 212, Damai Hari Lubis, dalam siaran Kompas TV mengatakan, PA 212 masih menunggu perintah sang imam besar FPI.

Selain menunggu perintah dari Rizieq, pihaknya menganggap Rizieq terzalimi.

Demikian dikatakan setelah menanggapi pertemuan Jokowi dan Prabowo yang dilakukan di di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, kemarin Sabtu (13/7/2019).

"Kami mengucapkan selamat tinggal pada Prabowo, artinya kami jalan terus, Prabowo sudah samopai tujuan, mungkn, karena sudah selesai," katanya.

"Jadi kalau kami tetap berjuang, jadi kami ucapkan selamat tingal Bapak Prabowo, kami terus berjuang," tegasnya.

"Kedua, kami menunggu apa yang diperintahkan imam besar Habib Rizieq Shihab yang ada di Mekkah saat ini<' ucapnya.

"(Rizieq) yang masih terzalimi."

Simak videonya:

Polemik soal pemulangan Rizieq Shihab ke Indonesia:

1. Upaya rekonsiliasi

Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani tidak menampik bahwa salah satu syarat rekonsiliasi antara kubu Prabowo dengan Jokowi yakni pembebasan atau pemulangan Imam Besar FPI Rizieq Shihab. Untuk diketahui Rizieq tinggal di Arab Saudi karena menghadapi sejumlah perkara hukum di Indonesia, salah satunya penyebaran konten pornografi.

"Ya keseluruhan bukan hanya itu (pemulangan Rizieq).. Kemarin kemarin kan banyak ditahan-tahanin ratusan orang," katanya.

Menurut mantan Wakil Ketua BPN itu dengan adanya pemulangan Rizieq diharapkan pertentangan di tengah masyarakat akibat perbedaan pandangan politik dapat mengendor. Karena menurutnya inti dari islah atau rekonsiliasi adalah meniadakan dendam.

"Harus meniadakan bahwa saya pemenang dan kamu yang kalah. saya penguasa, kamu yang dikuasai. saya yang benar kamu yang salah. sehingga islah itu tidak akan terjadi kalau dendam yang seperti itu masih terjadi," katanya.

Menurut Muzani rekonsiliasi sulit dilakukan bila hanya ucapan saja tanpa adanya tindakan. Rekonsiliasi hanya akan menjadi dagangan politik tanpa bisa mengendorkan ketegangan atau pertentang dimasyarakat bila masih ada proses penahanan terhadap orang-orangyang selama ini di kubu oposisi.

"Sehingga itu yang kita sampaikan pada kawan-kawan bahwa rekonsliasi, islah, penyatuan, itu akan terjadi sebagai sesuatu yang genuine, dan kita sampaikan itu, semuanya. ya tidak boleh ada proses kriminalisasi, dan seterusnya," katanya.

Muzani mengatakan tidak ada syarat lain yang diajukan pihaknya kepada Jokowi, selain pemulangan Rizieq dan pembebasan sejumlah orang yang ditahan karena perbedaan pandangan politik di Pemilu 2019.

"Engga ada (syarat lain) pokoknya yang penting adalah bagaimana perbedaan paham, perbedaan pandangan perbedaan pilihan di masyarakat, ini kemudian menjadi sesuati yang cair sehingga ada energi bagi bangsa indonesia untuk menata ke depan. nah energi baru ini yang kemudian harus kita pupuk untuk membangun Indonesia," ujarnya. 

2. Tanggapan TKN

 Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Abdul Kadir Karding menyerahkan sepenuhnya terkait syarat rekonsiliasi kepada kubu oposisi.

Keding mengatakan, klausul terkait rekonsiliasi bisa disampaikan saat ada lobi atau diplomasi nantinya.

"Kan prinsipnya tergantung mereka, mau menyertakan klausul apa saja boleh," kata Abdul Kadir Karding kepada wartawan di Jakarta, Selasa (9/7/2019).

Meski demikian, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengatakan, klausul terkait rekonsiliasi itu tentu akan dibahas.

Ia melanjutkan, sah saja jika ada tuntutan tertuntu untuk dibawa ke dalam rekonsilias kedua kubu nanti. 

Baca: Pemulangan Habib Rizieq Shibab Jadi Syarat Rekonsiliasi Prabowo dengan Jokowi

"Soal diterima atau tidak, disetujui atau tidak kan nanti kita lihat perkembangannya seperti apa," ucap Karding.

Karding pun menilai, tuntutan kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagainsalah satu syarat rekonsiliasi dengan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) kurang tepat untuk dilakukan. 

Baca: Anggota TNI Boleh Daftar Seleksi Calon Pimpinan KPK, Ini Persyaratannya

Ini menyusul desakan rekonsiliasi muncul untuk memperlihatkan kalau ajang pilpres 2019 berjalan dengan damai tanpa ada gesekan dari kedua kubu.

"Tapi  kan tergantung Gerindra  karena haknya  mengusulkan ada di mereka. Terserah pak Muzani sebagai pihak yang menyertakan HRS sebagai bagian dari klausul sarat rekonsiliasi," jelas Karding.

Klarifikasi Habib Rizieq Shihab
Klarifikasi Habib Rizieq Shihab (Capture Youtube Front TV)

3. Menhan berkawan

Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu dalam sambutannya pada acsra Silaturahmi Forum Rekat Anak Bangsa di Kantor Kementerian Pertahanan RI pada Selasa (9/7/2019) sempat mengungkapkan tentang persahabatannya dengan sejumlah tokoh antara lain Presiden Keenam Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono, Ketua Umum Partai Gerindra dan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab atau dikenal dengan Habib Rizieq.

Di hadapan sejumlah tokoh antara lain Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) Luthfi Hakim, Habib Umar Al Hamid, Presidium 212 Aminudin, dan Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, Ryamizard mengatakan bahwa dirinya berteman dengan ketiga tokoh tersebut.

"Itu Habib temen saya tuh. Kasih nomor telpon saya, dia tahu. Ane tahu tuh Bang Ryamizard. Saya di jalan Balikpapan dia di Petamburan. Waktu ramai-ramai dulu, dia telpon saya, Habib. Pak ente datang ke sini. Ya nanti saja, tidak enak yang lain belum datang, masa' saya datang sendiri. Artinya teman," kata Ryamizard yang disambut tawa para hadirin. 

4. Menhan enggan ikut campur

Usai acara tersebut, Ryamizard kemudian ditanya wartawan terkait apakah dirinya punya niatan untuk memulangkan Rizieq karena sempat menceritakan pertemanannya dengan Rizieq saat sambutan.

"Begini ya, itu kan masalah politik saya tidak ikutan. Saya ini dengan siapa sih yang tidak kenal? dengan siapa sih saya tidak berkawan? Saya mulai dari SD saya disini, numpang lahir saja, besar saya di sini. Itu kan masalah politik, kalau politik itu kan ada masalah negosiasi dan macam-macam lah. Pasti lah," kata Ryamizard.

Baca: Persija Vs Persib: Julio Banuelos Pastikan Skuat Macan Kemayoran Tampil Habis-habisan

5. Moeldoko dan Puan kompak

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Menko PMK Puan Maharani satu suara dalam menanggapi syarat dari Partai Gerinda untuk rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi agar pemerintah memulangkan Imam Besar FPI Rizieq Shihab

"Siapa yang pergi, siapa yang memulangkan, kan pergi sendiri, kok dipulangin. Emangnya kita yang ngusir, kan enggak," tutur Moeldoko di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (9/7/2019).

Menurut mantan Panglima TNI itu, pemerintah tidak ada kewajiban dalam memenuhi syarat terasebut, mengingat yang bersangkutan pergi sendiri ke luar negeri.

"Ya pulang sendiri saja, enggak (bisa) beli tiket, baru saya beliin," ucap Moeldoko sembari tertawa. 

Moeldoko mengatakan, banyak pekerjaan pemerintah pada saat ini yang lebih besar untuk kemajuan Indonesia ke depan dibanding hanya berfokus terhadap rekonsiliasi, apalagi masyarakat sudah tenang setelah kontestasi Pilpres 2019.

"Kan sudah saya katakan kemarin, penting enggak si rekonsiliasi? Ada persoalan bangsa yang lebih besar. Nanti kita tata lagi, masyarakat yang di bawah kan sudah tenang-tenang saja, elitnya yang ribut sendiri" paparnya.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Tribunnews.com/ Theresia Felisiani)

Hal senada juga disampaikan Puan yang juga sebagai politisi PDIP, agar kepulangan Rizieq dilakukan sendiri tanpa harus ada campur tangan dari pemerintah. 

"Orang pergi sendiri, terus jadi kita harus yang minta pulang," ucap Puan sembari tertawa di tempat yang sama. 

Sementara terkait syarat Gerinda agar para tahanan yang pro Prabowo ditahan saat kontestasi Pilpres 2019, putri dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu menilai hal tersebut merupakan wilayah dari penegak hukum.

"Kan masih proses hukumnya, masih berjalan. Ya udah dijalanin saja, sekarang memang tetap berjalan kan proses hukumnya," kata dia.

6. M Qodari singgung Lagu Bang Toyib

Pengamat politik Muhammad Qodari atau yang kerap disapa M Qodari membahas soal kepulangan Habib Rizieq Shihab sebagai syarat rekonsiliasi kubu Prabowo Subianto dan Jokowi.

Ditengah-tengah diskusi yang serius, tak terduga M Qodari menyinggung soal lagu dandut yang berjudul Bang Toyib.

Hal tersebut terjadi saat M Qodari hadir sebagai narasumber di acara Prime Talk Metro TV, pada Senin (8/7/2019).

 Mulanya pembawa acara itu bertanya apakah rekonsiliasi boleh diwarnai dengan wacana atau usulan yang dinilai menabrak norma hukum.

"Haruskah rekonsiliasi dibumbui oleh wacana permintaan usulan yang bertabrakan dengan norma hukum?" tanya pembawa acara itu, dikutip TribunJakarta.com dari YouTube Metro TV, pada Selasa (9/7/2019).

M Qodari menegaskan hal tersebut tentunya tidak diperbolehkan.

 "Tentu tidak ya jawabannya," kata M Qodari.

Ia kemudian mengomentari pernyataan Wakil Ketua Advokasi Gerindra, Hendarsam Marantoko yang menyebut pemulangan Habib Rizieq Shihab belum pernah dibahas dalam internal partai.

M Qodari mengaku heran dan mengukit soal janji kampanye Prabowo Subianto yang menyebut akan menjemput langsung Habib Rizieq Shihab di Arab Saudi jika terpilih di Pilpres 2019.

"Selama ini terus terang saya heran, kok pernah ada pernyataan Prabowo kalau saya jadi presiden maka hal pertama yang saya kerjakan adalah menjemput Habib Rizieq ke Arab Saudi," ujar M Qodari.

Pengamat politik M Qodari
Pengamat politik M Qodari (Tribunnews.com/ Wahyu Aji)

"Mohon maaf kalau agak salah tolong jangan dilaporkan dengan UU ITE ya," tambahnya.

M Qodari lantas mengira janji kampanye Prabowo Subianto itu bukan berasal dari Gerindra, melainkan dari anggota tim suksesnya Dahnil Anzar Simanjuntak.

"Nah saya itu meraba-meraba yang membisikan pernyataan ini," kata M Qodari.

"Jangan-jangan itu bukan Gerindra, teryata itu timses yang namanya Dahnil Anzar Simanjuntak,"

"Karena Pak Dahnil yang megusulkan secara terbuka," tambahnya.

M Qodari menjelaskan janji kampanye Prabowo Subianto itu mungkin diucapkan demi meraih simpati para pendukung Habib Rizieq.

"Pak Prabowo mengatakan itu dugaan saya ingin mendapatkan dukungan dari kelompok di belakang Habib Rizieq," ujar M Qodari.

"Setelah ini selesai (Pilpres 2019 re) harusnya selesai," imbuhnya.

M Qodari kemudian membeberkan permasalahan hukum yang pernah menjerat Habib Rizieq Shihab, terkait chat WhatsApp dan dugaan penghinaan Pancasila.

"Habib Rizieq ini kalau saya telusuri ada dua kasus hukum di dua negara," kata M Qodari.

Namun penyelidikan dua kasus tersebut kini sudah dihentinkan.

"Dua-duanya sudah SP3," terang M Qodari.

Walau begitu M Qodari terlihat heran mengapa sampai sekarang Habib Rizieq Shihab tak kunjung kembali ke Indonesia.

Ia lantas menyinggung lagu dangdut yang sempat populer di tahun 2011, Bang Toyib.

"Tapi kok enggak pulang-pulang kayak judul lagu dangdut, Bang Toyib," kata M Qodari sambil tertawa.

Pernyataan M Qodari itu sontak membuat pembawa acara dan peserta diskusi yang lain terpingkal.

M Qodari kemudian membahas permasalahan hukum yang menjerat Habib Rizieq Shihab di Arab Saudi, yakni masalah bendera dan overstay.

Ia lantas kembali melemparkan sebuah candaan.

"Kalau ada masalah hukum, rekonsialisi jangan sama pemerintahan Indonesia tapi Arab Aaudi," kata M Qodari.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Rizal Bomantama/TribunJakarta.com/Kompas TV)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas