19 Rol Pidato dan 91 Lembar Foto Kegiatan Presiden Soeharto Diserahkan ke Negara
Arsip kepresidenan nantinya dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk mengenal dan mengetahui sosok dan kebijakan para Presiden Indonesi
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Keluarga Cendana menyerahkan sejumlah arsip kegiatan Presiden kedua RI Soeharto ke negara, pada Kamis (18/7/2019).
Penyerahaan arsip statis itu dilakukan oleh pihak keluarga yang diwakili oleh Siti Hardiyanti Rukmana dan Bambang Trihatmodjo, kepada Plt. Kepala ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia) Sumrahyadi di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, gedung C, lantai 2 ANRI, Cilandak, Jakarta Selatan.
Baca: Akhir Masa Jabatan, MPR RI Akan Gelar Empat Agenda Penting
Arsip-arsip yang diserahkan berupa 19 roll microfilm yang berisi pidato Presiden Soeharto beserta daftarnya, kemudian 10 roll microfilm pidato Ibu Tien Soeharto beserta daftar dan naskah pidatonya.
Lalu 10 roll microfilm kumpulan risalah sidang kabinet periode tahun 1967 – 1998 dan proklamasi integrasi Balibo berupa deskripsi tekad rakyat Timor Timur untuk bersatu dengan Indonesia pada tahun 1976 beserta daftarnya.
Baca: Zulkifli Hasan: Bahasa Amien Rais Itu yang Paling Halus
Serta satu album foto yang terdiri dari 91 lembar foto yang merekam kegiatan Presiden Soeharto berikut compact disc-nya.
“Sejumlah dokumen Bapak (Presiden Soeharto), yang telah kami serahkan ke Negara setidaknya dapat menjadi bagian penting dari sejarah. Mudah-mudahan dokumen itu bisa menjadi salah satu acuan masyarakat dalam menghadapi realitas sosial budaya yang kompleks seperti saat ini,” ujar perempuan yang biasa disapa Mbak Tutut.
Perempuan berkacamata ini pun mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk tidak lupa pada sejarah dan mengambil unsur positif dari sejarah masa lalu.
"Setiap bangsa harus menyadari jati dirinya. Mengenal dan tahu sejarah bangsanya. Dengan sadar sejarah sebuah bangsa dapat menentukan dengan pasti dan yakin, ke mana bangsa tersebut menentukan titik tujuan perjuangan ke depan," lanjut dia.
Sementara itu, Sumrahyadi menyampaikan bahwa khazanah arsip yang diserahkan pihak keluarga Presiden Soeharto menjadi bagian dari arsip kepresidenan.
Arsip kepresidenan nantinya dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk mengenal dan mengetahui sosok dan kebijakan para Presiden Indonesia dari masa ke masa.
“ANRI mengucapkan terima kasih atas penyerahan arsip ini. Semoga arsip tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” jelas Sumrahyadi.
Penyerahan arsip statis oleh pihak keluarga Presiden Soeharto juga merupakan bagian dari pelaksanaan amanat Pasal 88 ayat (6) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan.
Arsip tersebut diselamatkan dan dilestarikan oleh ANRI dan nantinya menjadi identitas dan jati diri, serta memori kolektif bangsa.