Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Susi Pudjiastuti Beberkan Bahayanya Sampah Plastik

Kalau tidak mengurangi dampak sampah plastik sekali pakai, akan mengancam khususnya di laut kita pada 2040.

Editor: Sanusi
zoom-in Susi Pudjiastuti Beberkan Bahayanya Sampah Plastik
Ilham Rian Pratama
Aktivis pemerhati lingkungan mengarak monster plastik saat aksi Tolak Penggunaan Plastik Sekali Pakai. Monster plastik itu berupa rangka berbentuk ikan jenis anglerfish yang ukurannya sebesar mobil sampah 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok ikan besar seperti monster divisualisasikan sebagai wujud penolakan masyarakat kepada sampah plastik sekali pakai.

Sosok yang beri nama 'monster ikan' ini dipawaikan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Sosok monster ini terlihat menganga dan menunjukkan taring serta mata tajamnya.

Menurut Menteri Susi, seramnya monster ini sama dengan ancaman sampah plastik yang menghantui bumi khususnya di sektor laut Indonesia di masa depan.

"Kalau tidak mengurangi dampak sampah plastik sekali pakai, akan mengancam khususnya di laut kita pada 2040. Sampah plastik bisa lebih banyak dari pada ikan nanti, kita makannya protein plastik," ucap Susi dalam kampanye yang dihelat di Taman Pandang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2019).

Menurut catatan Menteri Susi, ada 500 sampah plastik yang membentuk monster ikan besar ini.

Baca: Panduan Wisata ke Ha Long Bay Vietnam: Pilihan Transportasi, Tempat Bermalam dan Waktu Terbaik

Oleh karena itu, demi menjaga dan melestarikan laut Indonesia yang 71 persennya dikelilingi laut, Susi mendorong untuk mengurangi dan kalau bisa tidak lagi menggunakan sampah plastik sedini mungkin.

Berita Rekomendasi

"Sampah plastik 70 persennya berakhir di lautan kita. Pulang dari sini janji tidak mau lagi pakai kresek, kita pakai tas dari kain, see the future, beautiful bag, cantik kan," tegas Susi.

Sebagai informasi, pawai anti sampah plastik sekali pakai ini diinisiasi oleh gerakan Pandu Laut Nusantara yang organisasinya persis dibentuk setahun lalu.

Bersama Pandu Laut Nusantara, ada 200 komunitas pecinta laut, seperti penyelam, diver server, WWF, Walhi, Greenpeace, dan lainnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas