Komandan Legendaris Kopassus Ini Sukses Bikin Kepala OPM Kembali ke NKRI: Cuma Kirim 1 Prajurit
Sarwo Edhie Wibowo pernah sukses bikin pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua kembali ke NKRI hanya dengan mengirimkan satu prajurit Kopass
Editor: Malvyandie Haryadi
Aksi kejar-kejaran antara pasukan gabungan Kopassus-Kostrad dan KKB Papua pernah terjadi di tahun 1996.
Baca: Kisah Aji VAS, Si Pemilik Motor 2-Tak Langka Modenas Dinamik
Baca: Beli Apartemen Puluhan Miliar Rupiah, Hotman Paris Hutapea Sebut Jadi Tetangga Artis Top Korea
Baca: Jelang Laga Persib Bandung vs Bali United, Rene Alberts Tak Merasa Minder Bertemu Tim Papan Atas
Dilansir dari buku 'Sandera, 130 Hari Terperangkap di Mapenduma', aksi kejar-kejaran Kopassus-Kostrad dengan KKB Papua ini berawal saat 26 orang peneliti yang tergabung dalam tim Ekspedisi Lorentz 95 tiba-tiba disandera oleh kelompok separatis tersebut.
Bahkan, saat itu Kopassus dan Kostrad terus memburu KKB Papua yang membawa 26 sandera selama 130 hari atau lima bulan.
Terkait penyanderaan Tim Lorentz ’96 dan bagaimana mereka diselamatkan, kisah ini juga pernah diulas secara khusus oleh majalah Intisari.
Penelitian tim Ekspedisi Lorentz 95 dilakukan antara bulan November 1995 dan Januari 1996.
Tidak ada gangguan berarti yang dialami tim selama menjalankan misinya.
Tim ekpedisi ini juga sudah tahu jika di sana terdapat KKB Papua yang didalangi oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik
Tanggal 8 Januari menjelang hari-hari kepulangan ke Jakarta, mereka berkumpul di rumah kayu milik Pendeta Adriaan van der Bijl asal Belanda yang sudah menetap di sana sejak tahun 1963.
Hari itu sang pemilik rumah sedang pergi, berkeliling ke daerah Mbua dan ALama untuk menyusun kegiatan misionaris bersama istrinya.
Tiba-tiba, datanglah sekelompok suku setempat berjumlah puluhan orang berpakaian perang, lengkap dengan tombak.
Tak hanya itu, salah satu dari mereka, diduga sebagai komandan, membawa senapan laras panjang M-16 yang diacung-acungkan dan sesekali ditembakkan ke udara.
Mereka lalu mendobrak mendobrak pintu yang dikunci, memaksa masuk, menyerang, menyandera tim, dan akhirnya membawa seluruh tim peneliti ke hutan pedalaman.
Berita penyanderaan Tim Lorentz mulai beredar di media massa dan menjadi berita besar hingga ke Jakarta bahkan dunia.
Pemerintah Indonesia segera meminta ABRI (TNI) melakukan penyelamatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.