Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komandan Legendaris Kopassus Ini Sukses Bikin Kepala OPM Kembali ke NKRI: Cuma Kirim 1 Prajurit

Sarwo Edhie Wibowo pernah sukses bikin pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua kembali ke NKRI hanya dengan mengirimkan satu prajurit Kopass

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Komandan Legendaris Kopassus Ini Sukses Bikin Kepala OPM Kembali ke NKRI: Cuma Kirim  1 Prajurit
Kolase Wikipedia
Ayah Ani Yudhoyono (kiri) pernah sukses bikin pimpinan KKB Papua kembali ke NKRI. 

Aksi kejar-kejaran antara pasukan gabungan Kopassus-Kostrad dan KKB Papua pernah terjadi di tahun 1996.

Baca: Kisah Aji VAS, Si Pemilik Motor 2-Tak Langka Modenas Dinamik

Baca: Beli Apartemen Puluhan Miliar Rupiah, Hotman Paris Hutapea Sebut Jadi Tetangga Artis Top Korea

Baca: Jelang Laga Persib Bandung vs Bali United, Rene Alberts Tak Merasa Minder Bertemu Tim Papan Atas

Pertaruhan Kopassus Bebaskan Kapal Sinar Kudus di Somalia, Sasaran yang Tak Pasti hingga Info Minim
Pertaruhan Kopassus Bebaskan Kapal Sinar Kudus di Somalia, Sasaran yang Tak Pasti hingga Info Minim (Istimewa via TribunJabar/ MyShip)

Dilansir dari buku 'Sandera, 130 Hari Terperangkap di Mapenduma', aksi kejar-kejaran Kopassus-Kostrad dengan KKB Papua ini berawal saat 26 orang peneliti yang tergabung dalam tim Ekspedisi Lorentz 95 tiba-tiba disandera oleh kelompok separatis tersebut.

Bahkan, saat itu Kopassus dan Kostrad terus memburu KKB Papua yang membawa 26 sandera selama 130 hari atau lima bulan.

Terkait penyanderaan Tim Lorentz ’96 dan bagaimana mereka diselamatkan, kisah ini juga pernah diulas secara khusus oleh majalah Intisari.

Penelitian tim Ekspedisi Lorentz 95 dilakukan antara bulan November 1995 dan Januari 1996.

Tidak ada gangguan berarti yang dialami tim selama menjalankan misinya.

Tim ekpedisi ini juga sudah tahu jika di sana terdapat KKB Papua yang didalangi oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik

Berita Rekomendasi

Tanggal 8 Januari menjelang hari-hari kepulangan ke Jakarta, mereka berkumpul di rumah kayu milik Pendeta Adriaan van der Bijl asal Belanda yang sudah menetap di sana sejak tahun 1963.

Hari itu sang pemilik rumah sedang pergi, berkeliling ke daerah Mbua dan ALama untuk menyusun kegiatan misionaris bersama istrinya.

Tiba-tiba, datanglah sekelompok suku setempat berjumlah puluhan orang berpakaian perang, lengkap dengan tombak.

Tak hanya itu, salah satu dari mereka, diduga sebagai komandan, membawa senapan laras panjang M-16 yang diacung-acungkan dan sesekali ditembakkan ke udara.

Mereka lalu mendobrak mendobrak pintu yang dikunci, memaksa masuk, menyerang, menyandera tim, dan akhirnya membawa seluruh tim peneliti ke hutan pedalaman.

Berita penyanderaan Tim Lorentz mulai beredar di media massa dan menjadi berita besar hingga ke Jakarta bahkan dunia.

Pemerintah Indonesia segera meminta ABRI (TNI) melakukan penyelamatan.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas