PKS Tak Tertarik Gabung ke Koalisi Plus-plus
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan sikapnya akan tetap mengambil posisi oposisi.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan sikapnya akan tetap mengambil posisi oposisi.
Hal itu ditegaskan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menanggapi pernyataan Kepala Staf Presiden, Moeldoko bahwa setelah Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dibubarkan maka akan ada koalisi plus-plus.
"Semua partai punya kebebasan memutuskan langkah politik masing-masing. Saya pribadi selalu berpendapat, koalisi pendukung Prabowo sesuai etika dan logika publik menjadi #KamiOposisi. PKS insya Allah istiqomah. Walau keputusan akhir ada di Musyawarah Majelis Syuro," tegas mantan Wakil Ketua BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ini kepada wartawan, Jumat (26/7/2019).
Meskipun ada tawaran-tawaran, Mardani Ali Sera pastikan, PKS tidak tegiur untuk bergabung ke Koalisi pendukung Jokowi-Maruf Amin.
Baca: Sukses Jadi Youtubers, Bocah 6 Tahun Asal Korea Selatan ini Beli Rumah Mewah Seharga Rp 100 Miliar
Baca: Bangunan Candi Suci yang Diperkirakan Dibangun 500 Tahun Sebelum Masehi Ditemukan di Tonjong Brebes
Baca: Dimarahi Saat Bawa Unggas Curian, Kecamatan Medan Polonia Bunuh Paman
Sikap PKS berada di luar pemerinahan itu dia yakin akan diikuti oleh partai politik lainnya.
"PKS yakin insyaallah akan bersama dengan banyak pihak di #KamiOposisi," tegas Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini.
Apalagi, bila koalisi pemerintah gemuk, maka akan ada partai di kubu Jokowi yang kecewa sehingga kemudian berbalik menjadi oposisi.
"Parpol dan para penggiat demokrasi akan mendukung #KamiOposisi. Belum lagi peluang koalisi Pak Jokowi yang kecewa dengan pembagian kue," jelas Mardani Ali Sera.
Moeldoko: Koalisi Pendukung Jokowi Bisa 'Plus-Plus' Usai TKN Dibubarkan
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Moeldoko melihat bisa saja ke depan partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf akan bertambah, dari saat ini sembilan partai politik.
Ia menjelaskan, sampai saat ini partai koalisi pendukung Jokowi terbangun cukup baik, sehingga ke depan bisa saja mengalami penambahan dukungan partai politik yang sebelumnya berada di luar.
Baca: Diduga Sopir Mengantuk, Truk Muat Jeruk Hantam Dump Truk & Terguling Masuk Selokan, 2 Orang Tewas
"Bahkan koalisi itu bisa plus-plus, kan gitu. Jadi bukan hotel aja yang plus-plus. Ya bisa aja koalisi yang kemarin terbangun, lalu ada tambahan lagi, itu namanya plus-plus," tutur Moeldoko di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Mantan Panglima TNI itu menyebut politik itu dinamis dan semuanya mungkin saja terjadi. Namun, dirinya belum dapat memastikan ada berapa tambahan partai politik yang akan masuk.
"Plusnya berapa nanti kita lihat. Ada kalkulasi politik sendiri tapi bisa dihitung lah," papar Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu pun menyampaikan partai koalisi tidak ada yang permanen dan hal ini berdasarkan kajian di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).
"Politik ya begitu, maksudnya tidak ada sesuatu yang permanen, semuanya sangat dinamis dan selalu mencari keseimbangan baru, rumus politik sudah seperti itu," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.