KPK Awasi Pemilihan Rektor UNJ Periode 2019-2023
KPK, kata Laode, berharap tidak ada praktik korupsi dalam pemilihan jabatan tertinggi di universitas itu.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif menyatakan pihaknya ikut mengawasi seleksi calon rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) periode 2019-2023.
KPK, kata Laode, berharap tidak ada praktik korupsi dalam pemilihan jabatan tertinggi di universitas itu.
"Tentu kami berharap tidak ada praktik korupsi dalam pemilihan calon rektor ini," katanya di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Laode menyebut ada sejumlah catatan yang diberikan KPK untuk pemilihan rektor UNJ.
Katanya, anggota senat yang melakukan proses seleksi diharapkan tidak terpengaruh janji dari pihak manapun.
Baca: Rencana Menpan RB Jika Ibu Kota Indonesia Dipindah, Jutaan ASN Pusat Juga Akan Pindah
Laode secara khusus memberikan saran ke Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir agar menggunakan suaranya secara bijaksana. Dalam pemilihan rektor, Menristekdikti memiliki jatah suara 35 persen.
"Tidak boleh ada kepentingan selain untuk pendidikan," tegasnya.
Pemilihan Rektor UNJ dilakukan setelah dua tahun universitas tersebut tak memiliki rektor definitif.
Rektor sebelumnya, Djaali dipecat Menristekdikti karena tingginya angka plagiarisme di kampus itu. Kemudian Kemenristekdikti menunjuk Intan Ahmad sebagai pelaksana tugas Rektor UNJ.
Pendaftaran bakal calon rektor UNJ dibuka pada 26 Juli sampai 1 Agustus 2019, dilanjutkan dengan verifikasi dokumen pada 2 Agustus sampai 10 Agustus 2019.
Baca: Anak 6 Tahun Miliki Keterampilan Pisau yang Luar Biasa, tapi Siapa Sangka Ada Kisah Pilu di Baliknya
Tiga calon rektor ditargetkan akan didapatkan pada 22 Agustus 2019. Hasil pemilihan akan bakal dilakukan pada 26 September 2019.
Ketua Senat UNJ Hafid Abbas mengatakan proses seleksi rektor bakal dilakukan secara transparan. Ia mengatakan ada enam kriteria yang dicari menjadi rektor.
Pertama harus memiliki strategi untuk meningkatkan reputasi akademik UNJ, menjadikan UNJ sebagai pusat rujukan pendidikan nasional, dan meningkatkan kerja sama internasional, serta membuat suasana di kampus UNJ mejadi lebih hijau.
"Jadi benar-benar ada standard," kata Hafid.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.