Diisukan Jadi Menteri Jokowi, Yusril Mengaku Belum Ada Pembicaraan
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu diisukan akan menduduki posisi Menteri Hukum dan HAM hingga menjabat sebagai Jaksa Agung
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Yusril Ihza Mahendera kerap diisukan menjadi menteri pemerintahan Jokowi-Maruf, setelah dirinya memenangkan pasangan tersebut dalam gugatan sengketa hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu diisukan akan menduduki posisi Menteri Hukum dan HAM hingga menjabat sebagai Jaksa Agung.
Baca: Usai Bertemu Jokowi, Yusril: Banyak Tokoh PBB Sangat Pantas Masuk Kabinet
Menanggapi isu tersebut, Yusril Ihza Mahendra menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.
Tetapi hingga saat ini belum ada pembicaraan terkait hal itu secara empat mata.
"Sampai hari ini belum ada pembicaraan tentang masalah itu (posisi di kabinet)," ujar Yusril Ihza Mahendra di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Yusril Ihza Mahendra mengaku pertemuan dengan Jokowi bersama 45 pengurus PBB hanya untuk bersilahturahmi usai pesta demokrasi yang berlangsung lima tahun sekali.
"Pak Jokowi mengatakan terima kasih kepada PBB yang sudah membantu beliau dan juga keaktifan dari kami semua dalam sidang di MK," kata Yusril Ihza Mahendra.
Baca: Karding: Menteri Harus Lebih Gila dari Presidennya
Dalam pertemuan tersebut, kata Yusril, tidak menyinggung susunan kabinet maupun penyodoran nama-nama kader PBB untuk dijadikan sebagai menteri periode 2019-2024.
"Lebih baik bersifat pasis saja, terserah kepada Presiden. Jadi presiden akan memilih siapa, akan menunjuk siapa yasudah. Kita tahu PBB ada banyak tokoh yang segitu pantas untuk masuk pemerintahan," ujar Yusril Ihza Mahendra.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menilai banyak kader PBB layak dipertimbangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk dijadikan menteri dalam kabinet ke depan.
Hal tersebut disampaikan Yusril usai dirinya bersama pengurus PBB sebanyak 45 orang bertemu dengan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
"Kita tahu di PBB, ada banyak tokoh-tokoh yang segitu pantas untuk masuk pemerintahan, untuk kabinet maupun jabatan-jabatan yang lain," ucap Yusril.
Meski begitu, Yusril mengaku dalam pertemuan dengan Presiden, tidak menyodorkan nama-nama kader PBB yang pantas untuk dijadikan sebagai menteri.
"Kami tidak enak kalau harus menyodorkan (nama), lebih baik bersifat pasif saja. Terserah kepada presiden, jadi presiden akan memilih siapa akan menunjuk siapa," paparnya.
Menurutnya, dalam pertemuan tadi juga telah dinyatakan bahwa PBB akan membantu Jokowi-Ma'ruf dalam lima tahun ke depan untuk mensukseskan program pemerintahan.
"Insya Allah kita membantu beliau dengan sepenuh hati," ucapnya.
Tak Ada Tekanan
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, tidak ada tekanan dari parpol koalisi terhadap Presiden terpilih Joko Widodo dalam menentukan kabinet.
"Bagi kami (red-PDIP), penyusunan kabinet harus dengan kontemplasi dan data profil calon-calon yang ada. Presiden juga punya opsi-opsi. Itulah yang harus dibahas sehingga tidak ada tekanan dalam menyusun hal itu (red-kabinet)," ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).
Hasto menuturkan, peran partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) adalah memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.
Sehingga, harus menegaskan hak presiden dalam menyusun kabinet.
"Peran partai yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Ya peran partai itu kan terkait strategi memobilisasi rakyat, peran parpol enggak bisa meniadakan hak presiden. Itu ditunjukkan oleh Ibu Megawati ketika menjadi presiden saat menyusun kabinet," kata Hasto.
Meski demikian, Hasto mengatakan, PDIP sebagai partai pengusung bisa memberi masukan kepada Jokowi terkait sosok yang dirasa pantas dan memiliki kemampuan strategis.
Bocoran
Presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi) mengaku sudah mengantongi sejumlah nama dalam pemilihan Kabinet Menteri Jilid II periode 2019-2024.
Jokowi mengatakan dengan masuknya sejumlah nama tersebut, membuatnya lebih mudah untuk memilih.
"Soal kabinet, saat ini sudah mulai masuk nama-nama."
"Kita mengumpulkan pilihan, jadi memilihnya lebih mudah karena banyak alternatif," katanya usai makan siang di Rumah Makan Mbah Karto, Sukoharjo, Minggu (23/7/2019).
Namun saat ini, dia masih belum memutuskan nama-nama yang akan masuk dalam kabinet jilid II itu.
Baca: Warga Teluk Pakedai Digegerkan Temuan, Diduga Korban Perampokan Disertai Pembunuhan
Baca: Download Senorita Lagunya Shawn Mendes dan Camila Cabello, Lengkap Lirik & Chord, Unduh MP3 di Sini
Baca: ZODIAK KESEHATAN Ramalan Zodiak Kesehatan Senin 29 Juli 2019: Gemini Alergi, Cancer Harus Olahraga
Dalam kabinet barunya ini, Jokowi akan memasukan beberapa nama yang masih muda yang menempati jabatan menteri.
Hal ini tidak lepas dari keinginannya, untuk menjadikan pemuda agar mendapatkan peranan dalam menjadi pemimpin.
"Ke depan, harus anak-anak muda yang memegang peranan."
"Karena dunia berubah cepat, banyak ketidakpastian dan ketidakdugaan yang muncul, sehingga anak muda ini yang bisa merespons," lanjutnya.
Menurutnya, menyikapi hal tersebut, di berbagai belahan dunia sudah menerapkan pemimpin muda.
"Soal menteri anak mudah, saya sudah sampaikan berung kali kalau di kabinet kerja jilid II nanti akan ada banyak warna yang muda-muda," terangnya.
Jokowi menambahkan perkembangan dunia sangat dinamis sehingga perlu energi yang ekstra untuk merespons permasalahan dengan cepat.
Salah satunya dengan menempatkan posisi anak muda di dalam kabinet.
Saat disinggung soal adanya perampingan kabinet, Jokowi mengaku belum membahas sampai di situ.