Dokter Romi Belum Berniat Bawa Kasusnya ke Pengadilan
Dokter gigi Romi Syofpa Ismae belum berniat membawa kasusnya dianulir menjadi CPNS ke pengadilan
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
“Lalu saat pemberkasan saya sudah melampirkan surat keterangan sehat dari RSUD dan mengikuti semua tahapan mulai dari pemeriksaan jantung, paru-paru, mata, gigi, darah, dan pemeriksaan internal lainnya. Memang ditemukan adanya kelemahan otot kaki saya dan kemudian saya diusulkan untuk konsultasi dengan bagian okupasi, lalu keluar keterangan layak bekerja dengan limitasi.”
“Dan memang kelemahan saya tak menghalangi untuk memberi pelayanan kepada masyarakat. Hal itu didukung oleh pimpinan puskesmas dan Dinas Kesehatan Solok Selatan,” ceritanya.
Tanggal 18 Maret 2019 dirinya dinyatakan lulus dan diterima sebagai CPNS.
Namun, seminggu berselang dirinya mendapat kabar bahwa kelulusannya dianulir secara sepihak.
“Hal itu menghancurkan hati saya, suami, dan anak saya. Padahal saya sempat bertekad untuk semangat menjalani terapi agar bisa berjalan kembali,” katanya.
Banyak upaya sudah dilakukan Romi dengan bantuan berbagai pihak untuk mengembalikan status kelulusannya.
Hingga akhirnya dirinya tiba di Jakarta untuk mengadu pada Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, dan terakhir bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Bahkan dirinya sempat mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo.
“Perjuangan ini kami lakukan bukan hanya untuk saya tapi untuk semua wanita penyandang disabilitas. Jangan sampai ada lagi disabilitas yang tidak boleh ikut tes CPNS formasi umum, seharusnya boleh kalau memang kita punya kompetensi untuk bersaing dengan yang lain,” pungkasnya.
Mengadu kepada Moeldoko
Dokter Gigi Romi Syofpa Ismael, Kamis (1/9/2019) mengadu ke Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko atas nasib CPNS-nya yang dicabut karena difabel.
Dengan mengadu pada Moeldoko, dokter asal Sumatera Barat ini berharap agar status CPNS-nya bisa dikembalikan dan dia mendapatkan keadilan.
"Alhamdulilah apresiasi yang luar biasa. Ami (sapaan dokter Romi) kesini berharap keadilan buat Ami dan keluarga, terutama anak dan suami untuk bisa hak Ami dipulihkan lagi," ujar Romi saar ditemui di kantor KSP, Jakarta.
Romi juga menegaskan dirinya ingin membuktikan bahwa ia mampu bekerja ditengah keterbatasan. Walau harus duduk di kursi roda, Ami yakin dia dapat memberikan pelayanan dan pengabdian yang maksimal.