Komisi VII DPR : Olah Sampah Agar Punya Nilai Tambah
politisi yang akan hijrah ke DPD RI Periode 2019-2024 ini, Komisi VII sangat mendukung pemanfaatan sampah sebagai sumber energi.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung, ikut menanggapi polemik pengelolaan sampah di Indonesia yang belakangan jadi sorotan.
Dia menilai pengelolaan sampah bukan lagi pada isu membuang pada tempatnya. Tapi sudah bergeser kepada narasi nilai tambah.
Karena itu kebijakan pemerintah harus diarahkan bagaimana sampah itu bisa dikelola dan memberi manfaat kepada masyarakat.
"Mengelola sampah adalah merekonstruksi mindset masyarakat. Bukan dengan paradigma buang sampah pada tempatnya. Tapi pendekatannya secara terpadu dan holistik. Melibatkan masyarakat dengan konsep 3 R, yakni reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang sampah)," katanya dalam keterangan yang diterima, Sabtu (3/8/2019).
Selain itu, lanjut politisi yang akan hijrah ke DPD RI Periode 2019-2024 ini, Komisi VII sangat mendukung pemanfaatan sampah sebagai sumber energi.
Ini adalah paradigma baru yang mengubah perlakuan pada sampah. Bukan hanya barang buangan yang tidak bernilai sama sekali. Tapi sampah menjadi energi yang bernilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Pengelolaan sampah menjadi energi ini telah berhasil dilakukan dengan membangun fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dengan teknologi Landfill Gas (LFG) di kawasan TPA Jatibarang," jelas Tamsil.
Diketahui PLTSa di TPA Jatibarang bisa menghasilkan listrik sebesar 800 KW. Menurunkan emisi GRK sekitar 6000 ton CO2e / tahun, serta mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dari sampah dan air serta menciptakan lapangan kerja hijau.
"Jika total sampah di Indonesia yang mencapai 65,8 juta ton per tahun dikelola dengan konsep nilai tambah, berapa banyak energi yang bisa dihasilkan, dan masih banyak manfaat lain yang bisa dirasakan langsung masyarakat. Lingkungan jadi bersih, hidup jadi sehat, dan produktifitas meningkat," ujarnya.
Tamsil juga mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan penggunaan besek bambu beralaskan daun pisang sebagai pengganti kantung plastik yang kerap digunakan pada Hari Raya Idul Adha.
"Kebijakan ini sangat ramah lingkungan. Bahannya bisa didaur ulang. Selain itu manfaat juga dirasakan langsung oleh perajin bambu di berbagai pelosok. Menggerakkan ekonomi rakyat. Inilah bentuk aplikatif lain dari mengelola sampah jadi manfaat," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.