PDB Koperasi Melonjak Menjadi 5,1 Persen
Ada kegairahan yang semakin besar dalam kegiatan koperasi. Otomatis peran serta anggota koperasi juga semakin tinggi.
Editor: Content Writer
Reformasi dalam hal mindset atau pola pikir, bahwa koperasi merupakan lembaga ekonomi yang relevan hingga di masa depan.
Reformasi Total Koperasi dijalankan dalam lima tahun terakhir meliputi tiga agenda, yaitu pertama, Reorientasi, yaitu mengubah paradigma pendekatan pembangunan koperasi dari kuantitas menjadi kualitas untuk mewujudkan koperasi modern yang berkualitas serta berdaya saing tinggi dengan jumlah anggota aktif yang terus meningkat.
Kedua, Rehabilitasi yaitu memperbaiki dan membangun database system koperasi melalui Online Data System (ODS) untuk memperoleh sistem pendataan koperasi yang lebih baik dan akurat.
Setelah melakukan rehabilitasi data melalui ODS, jumlah koperasi aktif menyusut menjadi 126.3434 unit.
Dari jumlah tersebut yang telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebanyak 80.008. Sebelum reformasi, koperasi ada sebanyak 212.570 unit dan telah dibubarkan hampir 50 ribu koperasi.
Ketiga, Pengembangan yaitu meningkatkan kapasitas koperasi sebagai badan usaha berbasis anggota yang sehat, kuat, mandiri dan tangguh serta setara dengan badan usaha lainnya melalui regulasi yang kondusif, perkuatan SDM, Kelembagaan, Pembiayaan, Pemasaran dan kemajuan Teknologi.
Data Koperasi Riil
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan mengatakan salah satu keunggulan Reformasi Total Koperasi adalah penerapan aplikasi ODS.
Dalam aplikasi ODS, data koperasi menjadi sangat detail. Koperasi dikategorikan menjadi dua, yakni aktif dan tidak.
Kategori koperasi tidak aktif secara otomatis akan terlihat dalam sistem apabila sebuah koperasi tidak melaporkan hasil Rapat Anggota Tahunan, antara lain seperti kepengurusan, kelembagaan dan bidang usaha selama lima tahun berturut-turut.
Dengan penerapan ODS maka data koperasi menjadi semakin jelas dan riil. Hal itu berdampak terhadap perhitungan PDB koperasi, karena ketersediaan data menjadi lebih akurat dan detail. Mirip sensus karena by name by address. Dengan kata lain, terjadi perubahan paradigma perhitungan data koperasi.
Berdasarkan konfigurasi dan struktur koperasi di Indonesia lima jenis koperasi di Indonesia, yakni koperasi produsen, konsumen, simpan pinjam, pemasaran dan jasa secara garis besar dapat dipetakan ke dalam sektor riil dan sektor keuangan atau sektor KSP dan Non KSP.
Perkembangan koperasi kini didominasi oleh sektor riil, pada namun bergerak jenis konsumen yang mayoritas dalam unit usaha simpan pinjam atau sektor keuangan.
Berdasar sebaran koperasi di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia, beberapa daerah telah menunjukan indikasi dan kecenderungan koperasi aktif dan berkualitas terus meningkat.