Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Depan 744 Praja IPDN, Mendagri Tjahjo Kumolo Pamit

Dalam sambutannya, Tjahjo secara tersurat menyatakan pamit sebagai Mendagri.

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Di Depan 744 Praja IPDN, Mendagri Tjahjo Kumolo Pamit
Ist
Mendagri Tjahjo Kumolo saat menyampaikan sambutan dalam wisuda 744 Praja IPDI di Sumedang, Jawa Barat, Senin (5/8/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memberi sinyal untuk tidak memiliki niat untuk menjabat lagi sebagai menteri di depan 744 Praja IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) yang lulus hari ini, Senin (5/8/2019) di Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Tjahjo secara tersurat menyatakan pamit sebagai Mendagri.

“Hari ini saya genap berusia 61 tahun, semoga masih diberi kesempatan menyelesaikan tugas sampai Oktober 2019. Mohon maaf jika ada kesalahan saya selama lima tahun mmebangun IPDN, maaf kalau ada kebijakan saya yang tidak berkenan,” ungkap Tjahjo.

Baca: Kasus Penyerangan Polisi di Empatlawang Dipicu Provokasi Warga

Tjahjo pun meminta para Praja IPDN yang akan disebar di seluruh wilayah Indonesia untuk mendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin periode 2019-2024.

“Mari lima tahun mendatang mendukung pemerintahan Pak Jokowi dengan pembangunan infrastruktur dan pariwisatanya. Sinegi harus dibangun untuk mencapai tujuan tersebut,” tegas Tjahjo.

Tjahjo mengatakan akan ada tantangan yang dihadapi Praja IPDN yang telah lulus dan bertugas sebagai ASN yaitu radikalisme dan terorisme, masalah narkoba, masalah sosial hingga area rawan korupsi.

“Ancaman radikalisme dan terorisme bukan hanya tanggung jawab TNI dan Polri, tapi tanggung jawab kalian yang akan ditempatkan di daerah-daerah. Tantangan yang kedua adalah masalah narkoba sebagai musuh bersama bangsa,” tegasnya.

Baca: Berpura-pura Jadi Notaris, Komplotan Penipu Gondol Uang Hingga Rp 214 Miliar

Berita Rekomendasi

Kemudian menurutnya adalah tantangan sosial mulai dari kemiskinan, kesehatan, kematian ibu dan anak yang masih tinggi serta penerapan hidup sehat di masyarakat.

“Lalu masalah area rawan korupsi yang harus dihindari yaitu penyalahgunaan wewenang, perencanaan anggaran, jual beli anggaran serta mekanisme pengadaan barang dan jasa,” imbuh pria kelahiran Semarang tersebut.

Menurut Tjahjo tantangan-tantangan itu akan dihadapi lulusan IPDN sebagai ASN yang bertugas mengabdi untuk masyarakat.

“Selamat dan sukses tapi tugas kalian belum selesai. Justru yang paling utama adalah pengabdian kepada masyarakat,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas