Ini Penjelasan BMKG Terkait Kabar Gempa Berkekuatan 9,0 Setelah Gempa di Banten
Tersiar kabar akan ada gempa berkekuatan 9,0 setelah gempa yang terjadi Banten, Jumat (2/8/2019) kemarin. Benarkah? Simak penjelasan BMKG
Penulis: Sri Juliati
Editor: Whiesa Daniswara
Rahmat menjelaskan, gempa bumi terjadi akibat deformasi batuan yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa.
Sebelum terjadi deformasi, ada tegangan (stress) yang terakumulasi di zona tersebut.
"Pengaruh penjalaran stres untuk proses selanjutnya secara kuantitatif masih sulit untuk diketahui," kata Rahmat.
Teori yang berkembang saat ini, lanjut Rahmat, baru bisa menjelaskan, sebuah gempa bumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks alias gempa bumi susulan.
Baca: BNPB Sebut Jumlah Korban Meninggal akibat Gempa di Banten Bertambah Lagi
Baca: Wapres JK Resmikan Masjid dan Sekolah Ramah Gempa di Lombok
Namun, masih sulit untuk memperkirakan gempa besar rentetannya.
Misalnya dalam beberapa kasus seperti gempa bumi doublet, triplet (dua atau tiga kejadian gempa bumi tektonik dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan), dan seterusnya.
Rahmat mengimbau agar masyarakat tetap tenang, tapi waspada.
"Selain itu, jangan percaya pada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata dia.
Yang lebih penting saat ini, kata Rahmat adalah melakukan langkah-langkah mitigasi terkait kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi.
Satu yang paling mudah dilakukan, siapkan perabotan-perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan sementara saat terjadi gempa.
Baca: UPDATE Gempa Banten: Korban Meninggal Bertambah Jadi 6 Orang
Baca: Perjuangan Helmi, Penyintas Gempa Palu yang Bangkit Sewakan Hanbok Korea di Hutan Kota Kaombona
"Siapkan jalur evakuasi yang aman di lingkungan tempat tinggal, selanjutnya terus latihan untuk evakuasi mandiri," kata Rahmat.
Hal senada juga disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Lewat media sosialnya, BNPB mengimbau agar masyarakat tidak mempercayainya ramalan akan ada gempa dan lainnya.
Hingga saat ini, belum ada ilmu pengetahuan dan alat yang dapat memperkirakan kapan terjadinya gempa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.