Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesan-pesan Terakhir Mbah Moen Sesaat Sebelum Wafat di Makkah

Bahkan kami diajak makan malam bersama dengan menu nasi kebuli di tempatnya menginap.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pesan-pesan Terakhir Mbah Moen Sesaat Sebelum Wafat di Makkah
Ist for tribunnews.com
Achmad Baidowi saat menyambangi KH Maemun Zubair. 

Anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi PPP Acmad Baidowi berada di Makkah untuk menunaikan ibadah haji.

Sebelum KH Maimun Zubair meninggal dunia,  Baidowi yang merupakan Wasekjen PPP ini sempat menemui almarhum di hotelnya menginap.

Seperti apa kisah pertemuan terakhir itu, Baidowi menceritakannya kepada Tribunews.com.

TRIBUNNEWS.COM,  MAKKAH - Minggu malam (4/7/2019) ba'da maghrib, saya bersama istri dan Waketum PPP/Wakil Ketua Komisi IX Ermalena MHS berusaha menerobos padatnya jamaah haji d pelataran pintu 1 Masjidil Haram.

Kami rencana sowan KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen), dan melalui Asrofi, santri yang menemani beliau, kami diberi waktu ba'da Maghrib.

Menjelang Isya' kami tiba di lantai 19 hotel Dar al Eman royal tempat beliau bermalam.

Saat itu di dalam sedang ada ustaz Solmed bersama istri juga sedang sowan.

BERITA REKOMENDASI

Giliran kami masuk, pas mau masuk waktu adzan Isya'.

Baca: Mbah Maimun Zubair Akan Dimakamkan di Mekkah, Arab

Beliau bilang "kok datangnya sekarang, saya mau sholat ayo bareng saya sholat jamaah di masjid".

Dengan kursi roda beliau diantar utk berjamaah.

Karena jamaah sdh penuh, kami maksimal hannya bisa mencapai ke jalan Ajyad yang langsung menghadap ke pintu 1.

Saya bersama ust solmed berada di shaf belakang beliau.


Dan beliau sholatnya masih berdiri tidak di kursi roda, subhanallah.

Usai sholat kami diajak kembali ke kamar untuk melanjutkan silaturahmi.

Sangat beruntung sekali saya bisa sowan dengan waktu yang sangat lama di kawasan Haram.

Beberapa kali mau pamit pulang, selalu ditahannya.

Bahkan, kami pun diajak makan malam bersama menu nasi kebuli yang dibelikan santri beliau.

Dengan ditemani istri tercinta, beliau mulai memberikan nasihat-nasihat kepada kami. Mulai dari isu keislaman, keindonesiaan hingga ke-PPP-an.

Tentang keislaman, beliau menceritakan bhwa kesadaran umat Islam di Indonesia untuk beribadah semakin tinggi.

Bahkan beliau menyebut ada kenaikan hingga 70% tingkat ketaatan beribadah.

Namun, beliau juga mengingatkan bahwa sekarang ini sedikit ulama yang 'alim dibanding ulama yang kharismatik.

Maksudnya, banyak mubaligh bukan karena dalamnya keilmuan yang dimiliki tapi karena keterkenalannya.

Dan ini tantangan bagi generasi kita ke depan.

Kemudian beliau menceritakan tentang keindonesiaan khususnya ekonomi umat Islam.

Bahkan, secara ekspilisit beliau menyebut budaya bisnis Indonesia yang dikuasai pengusaha keturunan.

Pertama rokok kretek, yang asli Indonesia dulunya dimiliki oleh saudagar muslim tapi sekarang sudah dimiliki pengusaha china.

Bahkan orang merokok nglinting pun sudah nyaris tidak ada lagi.

Kedua, jamu tradisional juga banyak dimiliki pengusaha china.

Ketiga, ragi tape juga usahanya sudah digeluti pengusaha china. Padahal tape itu makanan khas orang Indonesia.

Hal itu terjadi karena lemahnya kesadaran wirausaha umat Islam Indonesia.

Masih tentang Keindonesiaan, beliau mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Politik lima tahunan jangan menjadi alasan untuk terpecah belah.

Jokowi terpilih sebagai Presiden merupakan takdir Allah SWT melalui pemilu yang konstitusional.

Beliau juga bercerita meskipun menjadi pendukung Jokowi tapi tidak memusuhi Prabowo.

Mbah Moen juga bercerita bahwa guru ngaji Jokowi adalah santri beliau.

Bahkan, saat Jokowi berkunjung ke Ponpes Al Anwar Sarang, Jokowi juga sempat diminta menjadi Imam Sholat.

"Waktu itu sholat Maghrib saya yang jadi imam, lalu sholat Isya Jokowi yang jadi Imam. Setelah Fatihah, Pak Jokowi membaca was syamsi. Ini kalau tidak pernah ngaji mana bisa baca surat tersebut" kenang Mbah Moen.

Terakhir tentang PPP.

Beliau begitu antusias ketika mendengar PPP di Madura khususnya Pamekasan sangat signifikan dan beliau jg sumringah ketika mengetahui perolehan suara saya pribadi masuk 10 besar nasional dari semua partai.

Beberapa kali beliau memanggil saya kyai madura. - Sebutan yang sebetulnya belum pantas buat saya -.

"Kyai Madura, saya bangga PPP masih besar di sana bahkan di Pamekasan menang. Saya ini msih ada darah Madura dari Klampis Bangkalan. Jadi teruslah berjuang di PPP ya, jaga dan selamatkan partai ini," pesan beliau berkali-kali.

Saya pun kaget dan tidak menyangka ada rahasia Ilahi beliau berkali-kali pesan tentang PPP.

Dengan perolehan 19 kursi DPR beliau berpesan agar pengurus di semua tingkatan introspeksi diri.

PPP harus tetap memegang prinsip amar ma'ruf Nahi Mungkar.

PPP harus menjadikan contoh bagi yang lain sebagai partai berazaskan Islam.

Terakhir sebelum pamit yang kesekian kalinya, beliau berpesan berpegang teguhlah pada ajaran Islam dan patuh serta tunduk pada hukum negara kesatuan republik Indonesia (Undang-Undang).

Tiba-tiba Selasa (6/7/2019) menjelang Subuh saya dikejutkan telepon yang mengabarkan bahwa Mbah Moen sudah wafat. Innalillahi wainna Ilaihi rojiun.

Mungkin sudah pertanda dari Allah SWT, saat itu bersamaan hujan mengguyur kawasan Masjidil Haram.

Salah seorang ulama besar nusantara berpulang di Tanah Suci.

Pesan berkali-kali tentang PPP rupanya juga sebagai pertanda bahwa beliau tak mungkin aktif lagi di partai.

Baru setelah mendengar kabar duka tersebut, saya memahami makna tersembunyi di balik pesan beliau.

Selamat jalan guru kami.

Achmad Baidowi (Awiek)
Anggota Komisi VIII DPR/Wasekjen DPP PPP

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas